PROFIL Franz Magnis Suseno yang Jadi Saksi Ahli Bharada E, Berasal dari Jerman, Teman Baik Gus Dur
Franz Magnis Suseno singgung filsafat moral karena terjadi pergolakan batin dari Bharada E yang saat diperintah Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
Editor: Amirul Muttaqin
Melansir dari unwira.ac.id, Romo Magnis adalah putra sulung dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dengan Maria Anna Grafin von Magnis, prinzenssin zu Lowenstein.
Dia memiliki satu adik laki-laki dan empat adik perempuan.
Melansir dari TribunnewsWiki.com, ayah Romo Magnis Suseno, Ferdinand Graf von Magnis ditahan oleh Uni Soviet selama bertahun-tahun.
Keluarganya terusir dari Jerman meski berasal dari keluarga bangsawan.
Sebelumnya, mereka tinggal di Kastil Eckersdorf.
Pada 1945, keluarga Magnis mengungsi ke Cekoslowakia Barat dan tiga tahun kemudian, sang ayah dibebaskan.
Keluarga Romo Magnis pun kembali berkumpul di Jerman Barat.
Selepas menyelesaikan pendidikan setingkat SMA, Romo Magnis masuk dan bergabung dengan Serikat Jesuit.
Serikat Jesuit adalah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal disiplin.
Pada 1955, ia menempuh pendidikan ilmu kerohanian di Jerman.
Serikat Jesuit membuat Magnis dikirim ke Indonesia untuk melakukan pengabdian pada usia 25 tahun pada Januari 1961.
Ia pun tinggal di Kulon Progo, DIY sembari menempuh pendidikan di Institut Filsafat Teologi Yogyakarta.
Di daerah tersebut, ia belajar bahasa dan budaya Jawa yang berpadu dengan Katolik.
Setelah ditahbiskan menjadi pastor pada 1967, dia ditugaskan untuk belajar filsafat di Jerman hingga meraih gelar doktor di bidang filsafat.
Pada tahun 1977, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia dan menambah nama dengan nama Indonesia.