Dipaksa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Terpaksa Bohong Soal Pelecehan di Duren Tiga : Saya Takut
Putri Candrawathi akhirnya mengaku jika dirinya bohong soal pelecehan Brigadir J di Duren Tiga, ternyata dia dipaksa oleh Ferdy Sambo.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi mengaku berbohong soal pelecehan seksual yang dilakukan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Duren Tiga.
Pengakuan Putri Candrawathi itu diungkap oleh ahli psikologi forensik dari asosiasi psikolog forensik Indonesia (Apsifor), yakni Reni Kusumowardhani.
Reni menyampaikan, Putri Candrawathi mengakui tindakan kekerasan seksual yang dialaminya itu sebenarnya terjadi di Magelang, Jawa Tengah, pada 7 Juli 2022 bukan di rumah dinas kadiv propam di Duren Tiga.
Awalnya, Majelis Hakim menanyakan kepada Reni soal informasi terkait pelecehan seksual di Duren Tiga yang diceritakan Putri Candrawathi saat asesmen psikologi.
Baca juga: Mengaku Dilecehkan Brigadir J, Putri Candrawathi Buat Laporan Polisi karena Dipaksa Ferdy Sambo
"Apakah ada informasi yang diberikan kepada saudara pada saat Putri itu menceritakan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi di Duren Tiga dan Putri itu menangis, dan tangisan itu juga sedemikian rupa.
Apakah ini bagian dari (asesmen)," kata Majelis Hakim dikutip TribunStyle.com dari Kompas TV, Kamis (22/12/2022).
Reni kemudian mengatakan mendapat informasi terkait peristiwa di Duren Tiga, sehingga ia dapat memetakan bahwa ada tiga tempat yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan Brigadir J tersebut.
"Iya Yang Mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga, termasuk pada ibu Putri Candrawathi," ujar Reni.
Lalu, hakim kembali bertanya apakah dalam pemeriksaan, Putri Candrawathi menceritakan skenario awal pelecehan seksual di Duren Tiga dengan menangis.
Reni kemudian mengungkapkan, Putri sebenarnya sudah mengaku bahwa tidak terjadi peristiwa pelecehan di rumah dinas Kadiv Propam Komplek Polri Duren Tiga.
Namun, lanjut Reni, Putri Candrawathi mengaku terpaksa harus berbohong karena harus mengikuti skenario yang dibuat oleh suaminya Ferdy Sambo.
"Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya.
Saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya'. Itu ada tangisan," kata Reni.
"Namun, respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang.”

Hakim kemudian menanyakan, bagaimana pandangan psikologis tentang tangisan Putri.
Sebab, kedua cerita baik yang bohong maupun yang benar sama-sama disertakan dengan tangisan.
Reni menjawab, tangisan tersebut bisa saja terjadi karena respons Putri Candrawathi yang takut terhadap Ferdy Sambo dan kebohongan yang disembunyikan.
Sedangkan saat berkata jujur, Reni menilai, Putri Candrawathi menangis karena kemungkinan ada perasaan trauma, mengingat peristiwa perkosaan yang dialaminya di Magelang.
"Semuanya memang membuat takut bagi ibu Putri.
(Tangisan) yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti (skenario) itu kejadiannya.
Sementara (tangisan) yang satunya menyatakan kejadian yang sebenarnya itu (kekerasan seksual) yang di sini (Magelang)," kata Reni.
"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya Yang Mulia, hanya saya sampaikan terobservasi berbeda intensitasnya.” pungkasnya.
Baca juga: Pahanya Diraba Brigadir J saat Pakai Celana Pendek, Putri Candrawathi Teriak : Dia Langsung Keluar
Diperintah Ferdy Sambo
Sebelumnya dikabarkan, Putri Candrawathi membuat laporan sebagai korban pelecehan atas perintah Ferdy Sambo.
Bukan tanpa alasan, Putri mengaku takut pada Ferdy Sambo.
Baca juga: Pengakuan Putri Candrawathi Dirudapaksa Brigadir J Disinggung, Psikolog Forensik Ragukan Keterangan
Sebelumnya dikabarkan, peristiwa dugaan kekerasan seksual itu disebut terjadi pada Kamis, 7 Juli 2022 di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam kesaksiannya kepada majelis hakim, Putri Candrawathi mengaku tidak hanya diperkosa, tetapi juga diancam dan dianiaya oleh Brigadir J di rumah Magelang tersebut.
"Mohon maaf yang mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual (pemerkosaan), pengancaman, dan penganiayaan membanting saya 3 kali ke bawah.
Itu yang memang benar-benar terjadi," kata Putri dalam persidangan.
Selain itu, Putri Candrawathi juga mengaku dipaksa suaminya Ferdy Sambo untuk membuat laporan polisi di Polres Jakarta Selatan terkait kasus dugaan kekerasan seksual.
Adapun terkait laporan polisi ini terungkap berawal ketika tim kuasa hukum Bharada Richard Eliezer, Stella Masengi bertanya kepada Putri Candrawathi apakah laporan pelecehan itu disuruh atau dipaksa oleh suaminya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Putri Candrawathi lantas mengiyakan.
Putri mengaku menuruti perintah untuk membuat laporan itu karena takut dengan Ferdy Sambo.

Baca juga: Aduh Ibu Gimana Sih Jengkel Bharada E, Sentil Pengacara Putri Candrawathi saat Sidang, Gegara Ini
Selanjutnya, kuasa hukum Bharada E bertanya lagi apakah perintah Ferdy Sambo tidak bisa dibantah, bahkan oleh Putri selaku istrinya sendiri.
"Apakah Saudara Ferdy Sambo ini memang orangnya tidak bisa dibantah atas apa yang diperintah bahkan terhadap saudara sendiri sebagai istrinya?" tanya tim kuasa hukum Eliezer.
Putri Candrawathi kemudian menjawab bahwa karakter suaminya Ferdy Sambo tegas karena merupakan seorang anggota Polri.
"Karena karakter seorang polisi orangnya yang tegas," jawab Putri.
Kuasa hukum Bharada E lalu mengulang lagi untuk menegaskan pertanyayannya.
"Karakter Ferdy Sambo tegas emang tidak bisa dibantah?" tanya tim kuasa hukum Eliezer.
"Iya kalau kemarin, iya," jawab Putri.
(Kompas.com/Singgih)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul: Saksi Ahli Sebut Putri Candrawathi Menangis Saat Akui Bohong soal Pelecehan di Duren Tiga