Susno Duadji Kasih Paham Seberapa Kuatnya Kadiv Propam yang Dipegang Ferdy Sambo: Sampai ke Bawah!
Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji beberkan kekuatan Kadiv Propam Polri yang dulu dipegang Ferdy Sambo.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Susno Duadji komentari seberapa kuatnya Kadiv Propam yang sempat dipegang oleh Ferdy Sambo.
Kasus eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J jadi sorotan publik.
Berbagai fakta sempat ditutupi oleh Ferdy Sambo atas kematian Brigadir J.
Namun nyatanya Irjen Pol Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca juga: Istri Ferdy Sambo Korban Pelecehan Brigadir J? Susno Duadji : Ajudan Masuk Kamar Pasti Seizin Atasan
Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J pun lepas dari berbagai tuduhan yang disangkakan.
Kasus ini pun langsung dikomando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akhirnya mencopot posisi Ferdy Sambo sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri.
Tak hanya itu, tim khusus (Timsus) bentukan Kapolri juga mendapati puluhan anggota Polri yang diduga terlibat dalam merekayasa pembunuhan Brigadir Yosua.
Mulai dari perwira tinggi, perwira menengah hingga Bintara.
Lalu, seberapa besar kekuatan seorang yang menjabat sebagai Kadiv Propam Polri?
Sehingga, puluhan anggota Polri turut terseret dalam kasus tersebut?

Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji pun membeberkan seberapa besar pengaruh seseorang yang mengemban tugas sebagai Kadiv Propam Polri.
Menurut Susno, seorang Kadiv Propam bisa mentukan hitam putih seorang aparat Polri yang ingin naik pangkat, bersekolah hingga hal lain terkait promisi jabatan.
Hal itu disampaikan Susno saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun, Jakarta, Senin (22/8/2022).
"Dia yang menentukan hitam putih seorang aparat mau promosi, misalnya seseorang yang sedang duduk di jabatan kalau dia diperiksa oleh Propam karena ada laporan terkait suatu masalah bisa batal naik," kata Susno.
Lebih lanjut, soal hitam putih promisi jabatan, seorang Kadiv Propam jadi kepanjangan tangan Kapolri. Pasalnya, laporan Kadiv Propam ke Kapolri ini jadi catatan khusus apakah seseorang anggota Polri akan digeser dari jabatan setelah itu atau tidak.
"Ini sampai ke bawah sampai ke Kapolres Indonesia," terangnya.
Susno mencontoh, jika adanya pengaduan masyarakat bahwa pelayanannya disuatu Polpres/Polsek tidak bagus atau diduga terlibat melindungi narkoba.
Hal ini akan menjadi catatan Propam dalam mempromosikan seorang anggota Polri.
"Artinya Propam ini menentukan nasib seseorang termasuk karier aparat," ucapnya.
"Itu sudah lumrah dan bukan hanya di Polri tapi termasuk di kementerian di militer di institusi lain orang-orang yang mengganjal jabatan seperti ini ya yang menentukan nasib orang yang powerfull, di atas dia ini ya Kapolri," jelas Susno.
--
Deolipa Yumara sebut Ferdy Sambo ingin jadi Kapolri hingga Presiden.
Deolipa Yumara, Mantan Kuasa Hukum Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, mengungkap kepribadian Irjen Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo saat ini telah ditetapkan tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Baca juga: BATAL Minta Rp 15 T, Deolipa Ubah Nominal Jadi Segini, Janji Tak Akan Dipakai: Nol Rupiah Saya Ambil
Deolipa menyebut Irjen Ferdy Sambo seorang psikopat.
Bahkan Deolipa menyebut Ferdy Sambo berambisi menjadi Kapolri hingga Presiden RI.
"Psikopat Ferdy Sambo, ini psikopat ini, sudah kita deteksi lama dia pengin jadi Kapolri, kita deteksi juga sejak lama dia ingin jadi presiden," ujar Deolipa di kediamannya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (20/8/2022).
Deolipa juga mengatakan Ferdy Sambo seorang biseksual.
Dia berpendapat seperti itu berdasarkan ilmu psikologi yang dipelajarinya.
"Dia adalah biseksual. Biseksual ini suka sama wanita, suka juga sama pria, tingkat cemburunya tinggi, karena dia bisa bercinta dengan beberapa orang," katanya.

"Orang biseksual ini, menurut ilmu psikologi yang sudah lama saya pelajari di psikologi UI sejak lama."
"Orang biseksual ini punya tingkat cemburu yang tinggi ke arah psikopatik, ke arah panik dan gila," ujar Deolipa menambahkan.
"Untung aja kami deteksi orang ini sudah sejak dua tahun kemarin," bebernya.
Ia pun memastikan Brigadir Yosua dan Bharada Eliezer bukanlah LGBT atau biseksual seperti dugaan sejumlah pihak.
Deolipa bilang, Brigadir Yosua maupun Bharada Eliezer, merupakan korban Ferdy Sambo.
"Dari perkara ini saya sampaikan, Saudara Eliezer bukan seorang LGBT, Saudara Yosua bukanlah LGBT."
"Karena mereka mempunyai pacar masing-masing, dan dalam komunikasi dalam kamar masing-masing mereka menyayangi kekasihya dan taat akan Tuhan."
"Saya sampaikan Saudara Eliezer adalah korban kekejaman seorang psikopat. Saya sampaikan Saudara Yosua adalah korban seorang psikopat," tegas Deolipa.
Karir Ferdy Sambo Cepat Melesat
Irjen Ferdy Sambo saat menjabat sebagai Kepala Divisi Propam Polri bertanggung jawab menjaga kedisiplinan anggota Polri.
Pengalaman di bidang reserse dan menghadapi pelaku-pelaku kriminal, membuat Sambo dipercaya menghadapi pelaku kriminal di tubuh Polri sendiri.
Karier Ferdy Sambo melesat setelah menjadi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Sederet kasus besar pernah ditangani Sambo. Seperti kasus teror bom Sarinah dan kasus kopi sianida pada tahun 2016, saat itu ia menjabat sebagai Wadirreskrimum Polda Metro Jaya.
Keberhasilan menangani kasus ini, membawa nama Ferdy Sambo masuk ke Bareskrim Polri.
Tahun 2016 Ferdy Sambo dilantik menjadi Kasubdit Tiga Dittipidum Bareskrim Polri.
Tiga tahun kemudian, Ferdy Sambo dipercaya sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri.
Saat menjabat sebagai Dirtipidum, Ferdy Sambo memimpin pengungkapan kasus kebakaran Kejaksaan Agung pada 22 Agustus 2020.
Kasus kebakaran ini bersamaan dengan penangangan kasus buron Djoko Tjandra yang melibatkan 2 jenderal polisi.
Saat menangani kasus besar ini membawa Ferdy Sambo dipercaya menjadi kepala Divisi Propam Polri.
Tapi situasi itu kini berbalik 180 derajat, karir cemerlang Irjen Ferdy Sambo terancam redup.
Irjen Ferdy Sambo tersandung di rumah sendiri.
Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan sang ajudan, Brigadir Yoshua.
Ferdy Sambo Akui Otak Pembunuhan Brigadir J
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengungkapkan bahwa Irjen Pol Ferdy Sambo mengakui sebagai otak pembunuhan terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal itu diketahui saat Komnas HAM memeriksa Irjen Ferdy Sambo (FS) beberapa waktu lalu.
"Saudara FS ini pokoknya mengakui dua hal yang pertama dia mengakui bahwa dia otak pembunuhan terhadap Yoshua," kata Taufan seperti dilihat Tribunnews.com di kanal Youtube Narasi Newsroom, Sabtu (20/8/2022).
Taufan mengungkapkan bahwa Irjen Ferdy Sambo juga mengakui telah menjadi otak dalam rekayasa kematian Brigadir J.
Termasuk, kata dia, Eks Kadiv Propam Polri itu mengakui telah menghilangkan sejumlah barang bukti dalam kasus tersebut.
"Dia mengakui dialah otak yang merancang obsraction of justice dengan caranya mengubah TKP, menghilangkan beberapa barang bukti seperti decoder CCTV dan alat alat komunikasi dan lain lain," jelas dia.
"Termasuk mengkondisikan supaya orang-orang yang menjadi saksi kunci itu memberikan keterangan sebagaimana skenario yang dibuat yaitu seolah-olah ada tindakan pelecehan seksual di rumah Duren Tiga itu yang dilakukan saudara Yosua dan istrinya dan kemudian terjadi tembak menembak antara Yosua dengan Richard atau Bharada E," sambung dia.
Lebih lanjut, Taufan menuturkan bahwa Irjen Ferdy Sambo bahkan mempersiapkan berbagai perangkat pendukung agar bisa merekayasa kasus tersebut.
"Itu diakui semua dia siapkan alat pendukungnya misalnya membuat seolah olah ada tembakan dari Yoshua menggunakan senjata Yoshua itu ke dinding dinding itu dia akui dia yang melakukan," pungkasnya.
Total 83 Polisi Diperiksa di Kasus Brigadir J
Jumlah oknum polisi yang diperiksa terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J bertambah menjadi 83 orang.
Jumlah polisi yang diperiksa ini bertambah 20 orang, dari sebelumnya 63 orang.
Dengan bertambahnya Putri Candrawathi, maka total tersangka dalam kasus kematian Brigadir J menjadi 5 orang, yakni:
1. Irjen Ferdy Sambo
2. Bharada Richard Eliezer atau Bharada E
3. Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR
4. ART Ferdy Sambo bernama Kuat Ma'ruf
5. Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati
(*)
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia