Breaking News:

Air Sungai di Berbagai Tempat Surut, Banyak Benda Antik Terlihat, Ada Patung Batu Berusia 600 Tahun

Kekeringan dan gelombang panas di Tiongkok menyebabkan Sungai Yangtze surut, tiga arca Buddha yang konon berusia 600 tahun terlihat.

saostar
Penampakan Arca Buddha yang konon berusia 600 tahun di Sungai Yangtze yang surut. 

TRIBUNSTYLE.COM - Air Sungai Yangtze di Tiongkok surut, menyibakkan peninggalan sejarah penuh keajaiban.

Ketinggian air di Sungai Yangtze menurun dengan cepat karena kekeringan dan gelombang panas di wilayah barat daya Tiongkok.

Gelombang panas ekstrem di cekungan sungai terpanjang di Tiongkok telah berlangsung lebih dari dua bulan.

Baca juga: Makam Kuno Mematikan, 80 Perampok Kuburan Berakhir Tragis saat Akan Curi Harta, Intip Potretnya

Itu mengganggu pembangkit listrik tenaga air dan mengeringkan sebagian besar lahan subur.

Dengan demikian, sekitar 820.000 hektar lahan subur dari Sichuan ke Anhui rusak.

Itu berdampak pada 830.000 orang serta 160.000 ternak, terutama di daerah yang bergantung pada waduk kecil atau sungai pegunungan untuk irigasi sawah.

Curah hujan di lembah Sungai Yangtze telah sekitar 45 persen di bawah normal sejak Juli, dan suhu tinggi kemungkinan akan bertahan setidaknya selama satu minggu lagi.

Ketinggian air Sungai Yangtze turun hingga menampakkan sebuah pulau di kota Chongqing, barat daya Tiongkok.

Di pulau ini terdapat tiga arca Buddha yang konon berusia 600 tahun.

Arca Buddha yang konon berusia 600 tahun di Sungai Yangtze yang surut.
Arca Buddha yang konon berusia 600 tahun di Sungai Yangtze yang surut. (saostar)

CCTV mengatakan hingga 66 sungai di 34 kabupaten di Chongqing telah mengering.

Di Eropa, kekeringan juga mengungkapkan harta terpendam.

Di Spanyol, para arkeolog senang menemukan area lempengan batu prasejarah di bendungan kering.

Para ilmuwan menyebutnya Stonehenge Spanyol, mirip dengan patung batu Stonehenge di Inggris.

Puluhan kapal perang Nazi yang tenggelam dalam Perang Dunia II juga tersingkap di sungai terpanjang kedua di Eropa, Danube, karena penurunan permukaan air.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved