Satu Negatif, Satu Lagi Muncul, Kemenkes Temukan Suspek Kasus Cacar Monyet Monkeypox di Cilegon
Kemenkes mengkonfirmasi satu kasus suspek monkeypox atau cacar monyet di Kota Cilegon, Banten.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Satu negatif satu lagi muncul, Kemenkes temukan suspek kasus cacar monyet monkeypox di Cilegon.
Kasus suspek tertular penyakit cacar monyet atau monkeypox sebelumnya ditemukan di Jawa Tengah.
Pada hasil akhir dugaan ini telah dinyatakan negatif.
Namun ada temuan baru satu lagi kasus cacar monyet monkeypox di Cilegon.
Baca juga: UPDATE Temuan Suspek Monkeypox Cacar Monyet, Dinyatakan Negatif, Ganjar Pranowo: Tetap Waspada
Laporan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengkonfirmasi satu kasus suspek monkeypox atau cacar monyet di Kota Cilegon, Banten.
Ia mengatakan, satu kasus tersebut merupakan seorang lanjut usia (61), berjenis kelamin perempuan.
Disebutkan Maxi, pasien tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri.
Baca juga: Sebanyak 9 dari 10 Suspek Monkeypox di Indonesia Dinyatakan Negatif, Termasuk di Pati Jawa Tengah
"Iya, suspek di Cilegon. Seorang ibu berusia 61 tahun tidak ada perjalanan ke luar negeri," terang Maxi saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/8/2022).
Adapun gejala yang dialami adalah gejala ruam dan vesikel terutama di badan, sejak 5 Agustus diawali dengan panas.
"Kini sudah diambil sampel dan dikirim ke lab BKPK," lanjutnya.
Lebih lanjut Maxi menyebut, pasien suspek tersebut tidak menjalani isolasi di rumah sakit.
Baca juga: Waspada Suspek Cacar Monyet Muncul di Jawa Tengah, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
"Karena gejala ringan diisolasi mandiri di rumah dan dipantau Puskesmas," kata Maxi.
Pihak puskesmas melakukan pemantauan ke rumah pasien dan telah mengambil sampel untuk diperiksa lebih lanjut.
Diperkiraan hasil akan keluar pada pekan ini.
--
Simak penjelasan lengkap cacar monyet atau monkeypox Kemenkes.
WHO secara resmi menetapkan penyakit monkeypox atau cacar monyet sebagai bahaya global.
Pun demikian dengan Kemenkes yang merilis himbauan gejala dan cara pencegahannya.
Penyakit cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui binatang.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Belum Ada Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox di Indonesia, Ini Penyebarannya
Baca juga: PENYAKIT Langka Cacar Monyet Capai Angka Ribuan, Ini Sejarah Asal-usul hingga Penyebaran Monkeypox

Dikutip dari laman Kemenkes, penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958.
Kasus temuan cacar monyet itu berada di Denmark, ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga dinamakan 'monkeypox'.
Sedangkan untuk kasus pertama cacar monyet pada manusia (anak-anak) terjadi pada 1970.
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, yaitu menular dari hewan kepada manusia.
Infeksi cacar monyet telah ditemukan pada banyak spesies hewan, di antaranya monyet, tikus Gambia, tupai, dan inang utama dari virus ini adalah rodent atau tikus.
Cara penularan cacar monyet melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar terkontaminasi.
Sedangkan penularan yang terjadi antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Masuknya virus cacar monyet dapat melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut.
Lalu apa tanda dan gejala dari penyakit cacar monyet?
Gejala penyakit cacar monyet pada manusia:
1. Fase prodromal atau fase awal selama 1-3 hari
Diawali dengan sakit kepala hebat dengan demam.
Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.
2. Fase erupsi atau fase kedua
Mulai muncul ruam atau lesi pada kulit.
Gejala itu dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam atau lesi berkembang menjadi bintik merah seperti cacar atau makulopapula
Bintik menjadi lepuh berisi cairan bening dan lepuh berisi nanah.
Kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Membutuhkan waktu 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.
Cara mencegah terjadinya penyakit cacar monyet
1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi kontak langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
3. Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur serta pakaian yang sudah dipakai penderita.
4. Menghindari kontak dengan hewan liar atau tidak mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar.
5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar monyet.
6. Bila memang terjadi segera memeriksakan diri, jika mengalami gejala seperi demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.
7. Penderita dapat segera menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.
8. Petugas kesehatan dapat menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit.
Menanggapi perkambangan penyakit cacar monyet saat ini, pemerintah melalui Kemenkes berupaya untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Juru Bicara Kemenkes, dr Mohammad Syahril, menyampaikan hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia.
Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit itu, melansir dari laman upk.kemenkes.go.id
Berikut adalah beberapa upaya yang saat ini tengah diberlakukan oleh pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Baca juga: Apa Itu Monkeypox atau Cacar Monyet? Ini Penjelasan, Gejala, dan Penyebarannya
Upaya pemerintah mengantispasi penyakit cacar monyet di antaranya:
1. Memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
2. Mengeluarkan Surat Edaran NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis.
3. Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO.
Beberapa hal di atas, diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan tersebarnya kasus cacar monyet di tengah masyarakat Indonesia.
(*)
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka / Rina Ayu Panca Rini)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenkes Membenarkan Ada Satu Pasien Suspek Cacar Monyet di Cilegon, Kini Jalani Isolasi Mandiri