Viral Resto Dalam Gua di Bali dengan Stalaktit dan Stalagmit, Disbud Teliti Adanya Peninggalan Purba
Restoran dalam gua itu begitu indah dengan karang stalaktit dan stalagmit, Dinas Kebudayaan bakal teliti tentang kemungkinan adanya peninggalan purba.
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Gua dijadikan restoran di Bali.
Tempatnya begitu indah dengan karang stalaktit dan stalagmit.
Dinas Kebudayaan bakal teliti tentang kemungkinan adanya peninggalan purba.
Baca juga: VIRAL Penunggang Kuda Misterius Bikin Warga Kota Heboh, Bukan Pengantar Makanan, Identitas Terungkap
Baca juga: Ladang Semangka Dirusak, Pria Tua Menangis hingga Pingsan, Tak Tega Tahu Pelakunya: Bebaskan Saja
Pamong Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung, Bali, I Made Warsika, bakal membentuk tim untuk meneliti gua yang dijadikan restoran di Jalan Pura gua Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung.
Menurut dia, tim tersebut akan melakukan kajian untuk mengetahui apakah di gua tersebut terdapat peninggalan sejarah dari zaman purba.
"Siapa tahu ada tertinggal kehidupan zaman dulu (purba) dan dimanfaatkan, siapa tahu.
Seminggu (ke depan) ini kita akan lakukan kajian," kata dia saat ikut dalam tim gabungan yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) di gua yang terletak di kawasan hotel The Edge, Badung, pada Selasa (19/7/2022).
Selain itu, ujar Warsika, tim ini akan melakukan kajian mulai dari asal muasal pembentukan gua tersebut, termasuk ukuran dan kedalamannya.
Ia mengatakan jika dilihat secara kasat mata, gua ini bukan buatan manusia tetapi terbentuk secara alami.
Luas gua ini sekitar 12 meter persegi dan dindingnya berbatu karang berupa stalaktit dan stalagmit.
"Sementara pemanfaatannya, kita belum bisa memastikan apakah gua orang purbakala karena timnya belum turun," kata dia.
Warsika menambahkan, seharusnya pihak hotel membuat laporan saat menemukan gua tersebut sebelum menjadikannya sebagai restoran.
Sebab, modifikasi yang mereka lakukan cukup berisiko merusak kealamian gua tersebut.
"Cukup berisiko karena menghilangkan kesan alami dan kehidupan sebelumnya ada apa enggak," kata dia.
Sementara itu, Ketut Sumatra selaku Financial Controller Hotel The Edge mengaku, pihaknya tidak melakukan perubahan terhadap keaslian gua tersebut dan hanya memodifikasi bagian tertentu saja.
"Kalau mengubah sama sekali tidak ada, kami seperti apa adanya, cuma dek-nya yang kita tambahin," kata dia.
Baca juga: Kaca Mobil Direktur Pecah, Uang Perusahaan Senilai Rp638 Juta Hilang, Sosok Pencuri Terekam CCTV
Baca juga: Ayah Hukum Anak Jalan 8 Km ke Sekolah Setelah Ketahuan Membully Teman, Merasa Benar Meski Dikritik
Sebelum dimanfaatkan menjadi restoran, Sumatra mengatakan, pihaknya sempat melibatkan tim ahli untuk meneliti gua tersebut.
Hanya saja, dia tidak menyebutkan latar belakang tim ahli tersebut dan hasil kajiannya.
"Sudah ada (penelitian), karena kami enggak ikut di dalamnya kami tidak tahu pastinya, yang jelas sudah ada," kata dia.
Dari pantauan Kompas.com di lapangan, gua yang dijadikan restoran ini hanya memiliki satu pintu akses untuk masuk dan keluar.
Agar bisa masuk ke dasar gua, para pengunjung melewati tangga yang sedikit berkelok.
Gua tersebut telah diisi dengan berbagai perlengkapan restoran seperti kursi dan meja untuk para pengunjung, serta satu buah meja bar berukuran besar.
Selain itu, gua tersebut juga telah dilengkapi penerangan sehingga para pengunjung dapat melihat dengan jelas dindingnya berbatu karang berupa stalaktit dan stalagmit.
(Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta)
Diolah dari artikel di Kompas.com yang berjudul gua Dijadikan Restoran di Bali, Disbud Bentuk Tim Peneliti