BEJAT! Oknum Dokter Lecehkan Ibu Hamil, Modus Dibius untuk Operasi Caesar, Terkuak Berkat Perawat
Giovanni Quintella Bezerra, dokter yang tega setubuhi pasien ibu hamil setelah memberinya obat bius untuk operasi caesar. Terkuak jumlah korban.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Biadab, itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan seorang dokter bernama Giovanni Quintella Bezerra.
Bagaimana tidak, ia tega melecehkan ibu hamil dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke mulut korban yang sedang terpengaruh obat bius.
Tak sampai di situ, Giovanni Quintella Bezerra ternyata telah banyak menyetubuhi pasien ibu hamil setelah memberinya obat bius untuk operasi caesar. Bagaimana kronologi terkuaknya kejahatan Giovanni Quintella Bezerra?
Oknum dokter ahli anestesi bernama Giovanni Quintella Bezerra bikin geger dunia medis.
Ketika pasiennya sedang tidak sadar, dokter Giovanni Quintella Bezerra malah melecehkannya.
Terekam video aksi Giovanni Quintella Bezerra sedang memasukkan kemaluannya ke mulut ibu hamil.
Pria berusia 32 tahun itu akhirnya ditangkap di Rio de Janeiro, setelah aparat kepolisian mendapat salinan CCTV yang merekam kebrutalannya.
Baca juga: Madam Pang, Manajer Timnas Thailand U-23 Terseret Kasus Pelecehan Pemain saat Sedang Pesta
Baca juga: SIAPA Julianto Eka Putra? Pendiri SMA SPI, Dipenjara Setelah Lama Jadi Terdakwa Pelecehan Seksual

Setelah kasus itu terungkap, lima perempuan mengajukan laporan yang sama kepada polisi.
Mereka mengakui Giovanni Quintella Bezerra telah memerkosa mereka setelah diberi obat bius saat hendak operasi caesar.
Ternyata Giovanni Quintella Bezerra menyetubuhi puluhan wanita hamil yang sudah terpengaruh obat bius.
Aksi cabul dilakukan Giovanni ketika para bumil mendapatkan suntik bius jelang operasi caesar.
Setelah korban tak sadarkan diri, dokter cabul itu pun beraksi.
Peristiwa itu dilakukan Giovanni saat bertugas di Rumah Sakit Wanita di Sao Joao de Meriti, negara bagian Rio de Janeiro, Brasil.
Setelah ditangkap polisi, ia mengaku sudah menyetubuhi 30an bumil.
Dilansir dari Daily Star, Giovanni ditangkap di Rumah Sakit tempatnya bertugas pada Senin, 11 Juli 2022 dini hari.
Kelakuan cabul Giovanni terungkap ketika seorang perawat diam-diam merekam aksinya sedang menyetubuhi seorang pasien wanita hamil yang sudah terpengaruh bius.
Media Brasil, Portal do Holanda pada Kamis (14/7/2022) melaporkan, polisi menduga jika pelaku telah beraksi di sejumlah rumah sakit tempatnya bertugas.

Baca juga: Niat Tagih Uang Sewa, Pemilik Kost Malah Dilaporkan Atas Tuduhan Pelecehan Kepada Wanita, Kok Bisa?
Baca juga: PILU, Seorang Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual Ayah Kandung Selama 12 Tahun: Sejak Usia 3 Tahun
"Masih ada laporan. Kami perlu menyelidiki. Ada 30 perempuan yang sudah diidentifikasi sebagai kemungkinan korban," kepala delegasi Kantor Polisi untuk Bantuan Wanita São João de Meriti, di Baixada Fluminense, Bárbara Lomba mengatakan dalam jumpa pers kemarin.
Polisi juga melihat apakah Bezerra menggunakan obat dalam jumlah berlebihan kepada calon korban selama operasi.
Kesaksian dari dua kemungkinan korban terdengar di kantor polisi.
"Ada banyak indikasi bahwa mereka benar-benar korban. Kami sudah mendapat informasi bahwa mereka juga dibius, mungkin tidak perlu," kata Lomba.
Lomba juga mengatakan dia melakukan percakapan telepon dengan seorang korban.
"Dia banyak menangis. Dia masih sangat terguncang. Seluruh keluarga terguncang," kata delegasi.
Bezerra ditahan sendirian di sel penjara umum Pedrolino Werling de Oliveira.
Julianto Eka Putra Pendiri SMA SPI, Dipenjara Setelah Lama Jadi Terdakwa Pelecehan Seksual
Pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia SPI jadi sorotan.
Nama Julianto Eka Putra alias Koh Jul viral setelah akhirnya ditahan kepolisian.
Koh Jul resmi dijebloskan ke penjara Lapas Kelas I Malang pada Senin 11 Juli 2022 karena diduga mencabuli 15 siswi.
Atas mencuatnya kasus tersebut, nama baik SMA Sekolah Selamat Pagi Indonesia perlahan mulai tercemar.
Julianto Eka Putra mendadak jadi sorotan publik ketika inisial nama 'JE' muncul ke permukaan diduga akibat kasus pelecehan seksual.
Berita tersebut diketahui ketika dua orang korban kasus pelecehan yang diduga dilakukan oleh motivator berinisial 'JE', dihadirkan di kanal YouTube Podcast Deddy Corbuzier, yang ditampilkan pada hari ini Rabu, 6 Juli 2022.

Dengan hadirnya dua orang korban pelecehan dari motivator berinisial 'JE' di Podcast Deddy Corbuzier, banyak masyarakat yang menebak jika inisial tersebut adalah Julianto Eka Putra.
Saat bersaksi kepada Deddy Corbuzier, korban bukan hanya dicabuli berkali-kali, korban juga kerap mendapatkan tindak kekerasan verbal oleh Julianto Eka Putra.
Ternyata, kasus Julianto Eka Putra sudah bergulir di Pengadilan Negeri Malang sejak tahun 2021 lalu.
Kasus ini mulai terkuak usai sejumlah mantan siswa bersuara dan melaporkan tindakan asusila terdakwa ke pihak kepolisian.
Dikutip dari tayangan Kompas Tv korban kekerasan seksual Julianto Eka Putra diprediksi mencapai 40 orang.
Kesimpulan itu diambil Komnas Perlindungan Anak lantaran dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Julianto Eka Putra sudah terjadi sejak tahun 2009 di angkatan pertama sekolah tersebut.
Sosok Julianto Eka Putra
Julianto Eka Putra, lahir 8 Juli 1972 yang akrab disapa sebagai Ko Jul merupakan seorang pebisnis, praktisi, dan motivator asal Indonesia, yang gemar membaca buku dan menonton film.
Julianto Eka Putra merupakan anak dari pasangan Tonny Singgih Utama dan Yanny Sindawati.
Ko Jul merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Ia menikah dengan Yenny Tantono tahun 1998 dan memiliki tiga orang anak.
Pada 2018, Julianto Eka Putra menjadi salah satu peserta nominasi Kick Andy Heroes. Namun, pemenang Kick Andy Heroes 2018 adalah Reky Martha.
Pada 5 Agustus 2021 Julianto Eka Putra ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual yang dilakukan terhadap siswa SMA Selamat Pagi Indonesia.

Pendidikan Julianto Eka Putra
Setelah menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun di Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan predikat Cum Laude, Julianto Eka Putra memulai karier dengan menjadi sales vacuum cleaner, agen asuransi, mengelola toko emas, sales sepatu hingga berjualan keripik kentang.
Ko Jul juga pernah menjabat Account Officier di Bank BDNI.
Pada saat bersamaan, Ko Jul juga menjalankan bisnis Multilevel Marketing (MLM).
Pada tahun 1996 saat kantor cabang MLM High Desert di Surabaya akan ditutup karena dinilai tidak berkembang, Ko Jul bertekad mempertahankan MLM High Desert bersama 4 orang temannya dengan modal patungan.
Sejak saat itu, Ko Jul mulai mengembangkan MLM High Desert sebagai Stokist bersama Ino Mulyadi, Tonny Hermawan Adikarjo, Tjandra Gunawan, dan Alexius Sutodjo Tedjosukmono yang membesarkan bisnis MLM High Desert dan Binar Group.
Awal Mula Kasus Kekerasan Seksual
Dikutip dari Tribun Papua, Julianto Eka Putra terjerat kasus pelecehan seksual pada Juni 2021.
Ia dilaporkan melakukan pelecehan hingga rudapaksa pada murid maupun alumni sekolah yang ia dirikan.
Korbannya mencapai 21 orang, menurut Kompas.com.
Kasus kekerasan seksual itu sudah terjadi sejak 2009 namun tidak langsung dilaporkan.
Awalnya, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021).
Saat itu ada 3 korban yang berani buka suara.
Menurut Arist, kasus berawal saat pihaknya menerima aduan dari salah seorang korban.
Komnas PA kemudian mengumpulkan keterangan dari siswa dan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.
Korban pun bermunculan. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual JE dan diduga pelecahan terjadi sejak 2009.
Namun hanya tiga orang korban yang langsung datang dan memberikan keterangan pada penyidik di kepolisian.
"Kurang lebih 15 orang, yang tiga orang begitu serius persoalannya. Ada kemungkinan korban-korban baru karena ini tidak pernah terbuka dan tidak ketahuan," ujar dia.
JE diduga melakukan perbuatan tidak terpuji itu bukan hanya kepada siswa yang masih bersekolah.
Namun, hal itu juga dilakukan kepada para alumni yang sudah lulus sekolah.
"Ini menyedihkan, sekolah yang dibanggakan Kota Batu dan Jatim ternyata menyimpan kejahatan yang mencederai dan menghambat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik," ucap Arist.
Berdasarkan keterangan para korban, kata Arist, kekerasan seksual yang dilakukan oleh JE sering kali terjadi atau dilakukan di sekolah.
"Ini dilakukan di lokasi di mana anak itu dididik yang seyogyanya menjadi entrepreneur dan berkarakter, tetapi karena perilaku si pengelola ini mengakibatkan si anak berada dalam situasi yang sangat menyedihkan," ujar Arist.
Bahkan, kekerasan seksual ini juga diduga dilakukan oleh JE ketika ia dan murid-muridnya sedang kunjungan ke luar negeri.
Sekolah tersebut memang banyak memiliki program kunjungan lantaran salah satu keunggulannya adalah pendidikan kewirausahaan.
Bantahan kuasa hukum JE
Sementara itu pihak SMA Selamat Pagi Indonesia membantah tudingan tersebut.
Kuasa hukum JE dari Kantor Hukum Recky Bernadus and Partners, Recky Bernadus Surupandy meminta, pihak kepolisian untuk membuktikan laporan itu.
Menurutnya, laporan yang dilayangkan ke Polda Jawa Timur oleh korban yang didampingi oleh Komnas PA belum memiliki bukti yang cukup sesuai dengan KUHAP.
"Pelaporan tersebut harus dilengkapi dengan alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam pasal 184 ayat 1 KUHAP," katanya melalui rilis yang diterima Kompas.com, Senin (31/5/2021).
"Maka dengan ini kami selaku kuasa hukum menyatakan bahwa laporan tersebut belum terbukti dan akan mengikuti seluruh proses hukum yang ada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala SMA Selamat Pagi Indonesia, Risna Amalia.
Ia mengatakan sejak berdiri tahun 2007, ia tak pernah menerima laporan kekerasan seksual di sekolah.
"Karena sesungguhnya yang diberitakan sama sekali tidak benar. Saya di sini sejak sekolah ini berdiri 2007. Bahkan saya menjadi kepala sekolah dan ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Sama sekali tidak ada," katanya.
Dikutip Tribun Manado, Julianto Eka Putra ditetapkan sebagai tersangka pada Agustus 2021.
Namun, pengusutan kasus kejahatan yang diduga terjadi pada puluhan siswa sekolah tersebut seakan jalan di tempat.
15 November 2021, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Batu kembali melaporkan pemilik sekolah Selamat Pagi Indonesia ke polisi karena ada dua korban baru.
Pelapor berharap, polisi bisa bergerak cepat mengusut kasus dugaan pelecehan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun ini.
Sempat tidak ditahan meski berstatus terdakwa
Usai kasusnya terbongkar, Julianto Eka Putra digiring hingga ke pengadilan.
Statusnya sudah terdakwa pada Maret 2022 lalu masih menjalani persidangan.
(TribunPekanbaru.com/Tribunnews.com)
Diolah dari artikel TribunPekanbaru.com dan Tribunnews.com dengan judul Saat Pasien Tak Sadar, Oknum Dokter Masukkan Kemaluan ke Mulut Ibu Hamil, 30 Ibu-ibu Jadi Korban dan PROFIL Julianto Eka Putra: Pendiri Sekolah, Kini Terdakwa Kasus Pelecehan, Korbannya Mulai Bersuara
Baca artikel lainnya terkait berita viral di sini>>