VIRAL Guru SD Tatoan Dilarang Mengajar Anak TK Karena Terlalu 'Menakutkan'
Viral! seorang guru SD yang tubuhnya dipenuhi tato tidak diizinkan mengajar anak TK karena sosoknya terlalu 'menakutkan'.
Penulis: Abi Rizki Alviandri
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Viral guru SD tatoan dilarang mengajar anak TK Karena terlalu 'menakutkan'.
Ia hanya diperbolehkan untuk mengajar siswa berumur 6 tahun ke atas.
Wajar saja, pria ini sekujur tubuhnya dipenuhi dengan tato, tak terkecuali bola mata dan lidahnya.

Dilansir dari Daily Star (21/4/2022), Sylvain Helaine telah bekerja sebagai guru sekolah dasar selama 10 tahun di Inggris dan juga Prancis.
Sebelumnya, Ia juga pernah bertanggung jawab atas pendidikan anak usia balita di taman kanak-kanak.
Akan tetapi, Sylvain tak lagi diizinkan untuk melakukan hal itu setelah atasannya menerima komplain dari orang tua murid.
"Dulu ada bocah berusia 3 tahun yang punya mimpi buruk setelah melihatku,"
"Orang tuanya menulis surat keluhan, mereka menuduhku orang yang 'radikal'," kata Sylvain.
Jika dilihat sekilas, penampilan Sylvain memang bisa dikatakan jauh dari normal.
Mulai dari kepala sampai ujung kaki, bahkan bola mata dan juga lidah Sylvain tidak ada yang lepas dari balutan tinta.
Sylvain mengaku telah merogoh kocek 52.000 Pound sterling (sekitar 974 juta Rupiah) untuk men-tato seluruh tubuhnya.
Penampilan unik Sylvain membuat orang-orang menyebutnya dengan julukan 'Guru paling menakutkan di Dunia'.
Baca juga: VIRAL Balita 4 Tahun Terjatuh 100 Kali Sehari & Cuma Ngomong Uh Oh, Ternyata Idap Penyakit Langka
Baca juga: VIRAL Pria Nikahi Pacarnya yang Kritis di Rumah Sakit, Istri Meninggal Hitungan Hari Setelah Akad

Baca juga: VIRAL Anak TK Bawa Tequila ke Sekolah, Pesta Miras dengan Teman-Temannya
Terlepas dari stigma negatif yang ada, Sylvain percaya bahwa perannya sebagai guru sekolah dasar membawa dampak positif.
"Anak-anak yang melihatku akan belajar tentang toleransi (sejak dini),"
"Ketika mereka dewasa, mereka mungkin cenderung menjadi tidak rasis dan homofobia, serta tidak menganggap orang pengidap disabilitas sebagai badut sirkus." jelas Sylvian.