Berita Viral
Tak Punya Uang untuk Bayar Rumah Sakit, Suami Istri Nekat Jual Bayi, Menghilang saat Proses Adopsi
Pasangan ini tidak memiliki cukup uang untuk menebus bayinya setelah melahirkan dan diketahui bahwa keduanya juga tidak memiliki pekerjaan.
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Pandemi Covid-19 berdampak besar dalam banyak sisi kehidupan banyak orang, tak terkecuali ekonomi.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan ada yang harus menjual barang pribadi untuk bertahan hidup.
Namun hal nekat dilakukan oleh pasangan asal Lombok yang tinggal di Malaysia ini, mereka menjual bayinya.
Baca juga: Tak Kuat Bayar Biaya Pengobatan, Ayah Tega Telantarkan Bayi yang Terbakar, Uang Warga Dibawa Kabur
Baca juga: VIRAL Video Bayi Menghisap Vape Rokok Elektrik, Sang Ayah Justru Mendukung

Baru-baru ini, pasangan yang terbebani oleh pandemi Covid-19 ini menjual bayinya yang baru lahir karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit yang mencapai sekitar Rp 13,5 juta.
Menurut laporan Kosmo!, pasangan ini tidak memiliki cukup uang untuk menebus bayinya setelah melahirkan dan diketahui bahwa keduanya juga tidak memiliki pekerjaan.
Pasangan pengangguran itu juga terbebani saat rumah mereka di Karak, Pahang terendam banjir tahun lalu.
Akibatnya, pasangan itu bertekad untuk menjual bayi mereka kepada satu pasangan dengan meminta mereka untuk melunasi tagihan rumah sakit.
Situasi kemudian menjadi lebih rumit ketika pasangan itu tiba-tiba menghilang ketika proses pembayaran selesai.
Rumah sewa yang mereka tinggali di Karak juga dikosongkan.
Lebih buruk lagi, bayi tersebut tidak dapat didaftarkan sebagai anak angkat karena ketidakhadiran ibu kandung untuk keperluan dokumentasi yang diperlukan di Departemen Pendaftaran Nasional.
Dikatakan bahwa pasangan asal Indonesia itu tidak dapat dihubungi.
Orangtua angkat dari bayi itu khawatir bahwa prosedur adopsi tidak akan berjalan lancar dan ilegal.
Baca juga: VIRAL Video Bocah 11 Tahun Rawat Adik Bayi Baru Lahir, Sikap Mandirinya Bikin Takjub!
Baca juga: IKUTI Kata Dukun, Ibu Hamil Nekat Tancapkan Paku di Kepalanya Supaya Lahirkan Bayi Laki-laki
Bayi Ajaib Lahir Prematur di Usia 23 Minggu
Sementara itu, bayi ajaib lahir prematur di minggu ke-23 kehamilan.
Meskipun sempat kritis, kini dia telah kembali ke momongan Ibunya usai mendekap di rumah sakit selama 4 bulan.
Berikut kisah lengkapnya.

Sarah Chialton sedang hamil minggu ke-23 saat dia menyadari ada sesuatu yang aneh pada dirinya.
"Aku saat itu sedang bekerja, lalu tiba-tiba keluar cairan lendir yang tidak biasa." ujar Sarah, dikutip dari Mirror.
Kebetulan, wanita asal Liverpool, Inggris, itu bekerja sebagai seorang suster sehingga Ia menyadari hal itu dengan cepat.
"Aku menghubungi rumah Sakit Wanita Liverpool dan mereka memintaku untuk datang ke sana," lanjut Sarah.
Pada awalnya dokter mengira kondisi Sarah disebabkan oleh infeksi air ketuban.
Keluarnya cairan berlendir dari rahim memang bukan hal langka bagi wanita yang sedang hamil.
Saat diperiksa, ternyata rahim Sarah sudah mengalami pelebaran sebesar 2 cm.
Itu berarti Sarah sedang dalam proses melahirkan prematur.
Dokter lantas mempersiapkan wanita berumur 30 tahun itu terhadap kemungkinan terburuk.

"Mereka bilang bayi yang lahir 23 minggu biasanya tidak bertahan hidup." ujar Sarah.
"Kemungkinan bayi selamat hanya 15%, itupun kalau dia tidak meninggal saat persalinan." tambahnya.
Sarah akhirnya berhasil melahirkan bayi pada Oktober 2021 lalu.
Saat itu usia kehamilannya 23 minggu 4 hari.
Bayi yang lahir sangat mungil, berat badannya hanya sekitar 539 gram.
"Ukurannya seperti pulpen," ujar Sarah mengenang sosok bayinya saat itu.
Bayi yang diberi nama Lucas Chialton-Helliar itu mendekam di rumah sakit selama 142 hari.
Selama dirawat, Lucas sempat mengalami 6 infeksi yang berbeda, paru-paru kolaps, sepsis, hingga berbagai transfusi darah.
Akan tetapi, Lucas berhasil bertahan.
Lucas akhirnya diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit pada 6 Maret 2022.
Sekarang, bayi ajaib yang telah berusia 4 bulan itu telah kembali ke momongan Sarah.
(TribunStyle/ Amr/Abi)