Bolehkah Kita Merayakan Maulid Nabi? Ustaz Adi Hidayat Beberkan Hukum, Juga Perbedaan dengan Maulud
Ustaz Adi Hidayat beberkan hukum Maulid Nabi, apa bedanya dengan Maulud?
Penulis: Triroessita Intan
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Ustaz Adi Hidayat beberkan hukum Maulid Nabi, apa bedanya dengan Maulud?
Hari ini, Selasa (19/10/2021) umat muslim di seluruh dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai Maulid Nabi.
Berbagai acara di lakukan oleh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia untuk mengenang kembali sosok mulia Rasulullah Muhammad SAW.
Perayaan Maulid Nabi jatuh pada hari kelahiran Nabi, yakni tanggal 12 Rabiul Awal.
Dalam memperingati maulid Nabi Buhammad, umat muslim di berbagai daerah biasanya akan menggelar beragam acara.
Ada pengajian juga barzanji atau bacaan doa dan pujian berisi riwayat Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, banyak juga masyarakat yang menggelar tradisi menarik seperti perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

Baca juga: Hikmah di balik Maulid Nabi SAW, Kumpulan Ucapan Menyentuh Dapat Dipasang Status WA, Facebook dan IG
Baca juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Oktober 2021, Ust Adi Hidayat Jelaskan Niat Berbarengan Puasa Senin Kamis
Bagi masyarakat Banyuwangi, terdapat pula tradisi endhog-endhogan.
Lantas bagaimana hukum Maulid Nabi?
Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasannya dalam YouTube Cahaya Islam terkait hukum memperingati Maulid Nabi.
Ia mengajak umat Islam untuk memahami hukum secara akademisi atau ilmiah, di mana semua ditelusuri dari definisi kata dan kedudukannya dalam Islam.
Pria 37 tahun tersebut menjelaskan ada dua kata yang digunakan umat Islam, maulid dan maulud Nabi.
Kedua kata tersebut tidak bermakna sebagai hari ulang tahun juga hari kelahiran.
Kata yang berarti peringatan hari kelahiran, kata UAH, dalam bahasa Arab adalah penggunaan Iedul, Iedul Milad.
Maulid sendiri, jelasnya, artinya waktu kelahiran dan maulud bermakna bayi yang dilahirkan.