Arie Kriting Penasaran dengan Hidup Pejabat yang Tak Pernah Korupsi, Alissa Wahid: Kayak Gus Dur
Jawab pertanyaan Arie Kriting, Alissa Wahid sebut almarhum Gus Dur merupakan salah satu contoh pejabat yang tak melakukan korupsi.
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Reporter: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Jawab pertanyaan Arie Kriting, Alissa Wahid sebut almarhum Gus Dur merupakan salah satu contoh pejabat yang tak melakukan korupsi.
Sejak beberapa waktu ke belakang, banyak pejabat yang digaji tinggi tertangkap dan didakwa kasus korupsi.
Adapun pejabat-pejabat tersebut berasal dari kalangan parlemen, menteri, kejaksaan, hingga Mahkamah Konstitusi (MK).
Mengetahui hal itu, komika Arie Kriting pun bertanya-tanya bagaimana kehidupan pejabat jika tidak melakukan korupsi sama sekali.
Rasa penasarannya itu kemudian ia curahkan melalui sebuah cuitan di Twitternya.
“Kadang bertanya-tanya, kalau ada pejabat yang nggak korupsi sama sekali, itu hidupnya kayak gimana ya?” tanya Arie Kriting pada Senin, 26 Juli 2021.
Baca juga: Arie Kriting Umumkan Positif Covid-19, Dapat Perlakuan Khusus dari Tetangga: Alhamdulillah Pada Baik
Baca juga: Disebut Baru Nikah, Masih Manis-manis Saja, Arie Kriting Bereaksi: Siapa yang Tahu di Masa Depan!

Lantas pertanyaan tersebut mendapatkan jawaban dari berbagai pihak.
Salah satu yang menjawab adalah putri sulung dari K. H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (Presiden Indonesia ke-4), yakni Alissa Wahid.
Alissa menceritakan kisah mengharukan bapaknya yang menurutnya adalah salah satu contoh pejabat tak korupsi.
“Kayak bapakku (Gus Dur). 6 bulan menjelang wafat, minta uang kepada anaknya karena tidak punya uang sama sekali,” unggkapnya.
Masih teringat betul oleh Alissa bahwa almarhum Gus Dur meminta uang kepadanya sebesar Rp 5 juta pada awal Juni 2009.
Menurut pengakuan Alissa, uang itu sebagai pegangan Gus Dur karena beliau tidak punya uang sama sekali.
"Awal Juni 2009, minta uang ke saya Rp 5 juta, hanya untuk pegangan karena Bapak tidak punya uang sama sekali," kenang Alissa tak kuasa menahan kesedihan.
“Bulan Agustus, saya ke kantor beliau, di laci ada banyak amplop.