Virus Corona
HINDARI Obat Covid-19 Ini untuk Isoman, Ternyata Buat India Hampir Kolaps, Tak Direkomendasi WHO
Jangan meminum obat Covid-19 yang dulu pernah direkomendasikan ini, WHO sebut Remdesivir hampir membuat India kolaps.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Jangan meminum obat Covid-19 yang dulu pernah direkomendasikan ini, WHO sebut Remdesivir hampir membuat India kolaps.
Virus corona Covid-19 masih merebak di Indonesia.
Pada awal merebaknya virus Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencari pengobatan yang tepat untuk menghentikan infeksi dan pengobatan warga yang terjangkit.
Baca juga: Musisi Virgoun Dituntut Jaga Mental Anak hingga Urus Keluarga Positif Covid-19: Nggak Akan Sanggup
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Tembus Rekor Baru di Indonesia, Amalakan 4 Doa Ini Agar Selamat dari Corona

Salah satunya adalah obat Remdesivir, yang pernah direkomendasikan untuk pengobatan di seluruh dunia ini.
Remdesivir sudah diuji coba oleh WHO untuk mengobati Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.
Hingga akhirnya, Remdesivir masuk menjadi golongan obat yang harus dihindari pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.
Remdesivir di India
Kondisi mengkhawatirkan terjadi di India setelah obat remdesivir viral bisa mengobati pasien Covid-19.
Di puncak puncak gelombang kedua Covid-19 India, obat ini pun ramai dipakai untuk mengobati pasien yang memenuhi rumah sakit.
Mengutip thehindu.com, dokter yang telah memonitor ribuan pasien kritis Covid-19 di India telah menyebut bahaya penggunaan obat remdesivir dan obat anti-virus lainnya.
Salah satunya adalah dokter M. Raja Rao yang bekerja di Rumah Sakit Gandhi.
Ia mengatakan Remdesivir seharusnya diberikan hanya di minggu pertama bersamaan dengan plasma konvalesen, untuk para pasien Covid-19 tingkat sedang hingga parah.
Remdesivir tidak baik untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan, ujar Dr. Raja Rao.
"Obat anti-virus dipakai saat virus ada di darah," ujarnya dalam konferensi pers.
Artinya, Remdesivir tidak baik dipakai untuk pasien yang isolasi mandiri di rumah.
WHO sendiri mencatat remdesivir gagal mengurangi kematian, dan pasien masih memerlukan ventilasi mekanis dan lain sebagainya.

Remdesivir tak direkomendasikan
Melansir Kompas.com, WHO ternyata sampai saat ini belum merekomendasikan penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 baik yang dirawat di RS maupun di rumah.
Seberapa pun tingkat keparahan penyakitnya, remdesivir sebaiknya dihindari.
Hal ini karena belum ditemukan bukti yang kuat bahwa ada manfaat dari penggunaannya.
Remdesivir, meski begitu, sudah mendapat EUA sebagai obat Covid-19 oleh BPOM bersama Favirapir.
"Tapi, tentu saja, berbagai obat yang juga digunakan sesuai dengan protap yang sudah disetujui tentunya dari organisasi profesi ini juga kami dampingi untuk percepatan apabila membutuhkan data pemasukan atau data untuk distribusinya," kata Penny.
Kategori zat aktif atau bentuk persediaan Remdesivir:
- Remidia
- Cipremi
- Desrem
- Jubi-R
- Covifor
- Remdac
- Remeva, kategori zat aktif Remdesivir larutan konsentrat untuk infus
Dari zat aktif ini sudah dipastikan pengobatannya hanya untuk pasien dengan keparahan berat.
Artinya jika memang tidak diresepkan oleh dokter atau pihak faskes yang menangani pasien, obat remdesivir tidak boleh Anda konsumsi.
--
Simak penjelasan tak boleh minum susu beruang dan obat bersamaan. Berikut aturan minumnya.
Susu beruang menjadi minuman populer yang dikonsumsi untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Masyarakat percaya jika susu beruang memiliki segudang manfaat untuk menyembuhkan penyakit.
Mulai dari mengatasi osteoporosis hingga membersihkan paru-paru.
Namun ini hanya mitos belaka.
Lantaran belum ada penelitian mendalam terkait manfaat susu beruang bisa menyembuhkan penyakit.

Baca juga: Mitos Manfaat Susu Beruang! Susu Beruang Bukan Obat Sembuhkan Penyakit, Simak Faktanya!
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Minum Susu Beruang? Simak Penjelasan Berikut!
Namun bolehkan minum susu beruang saat sedang sakit?
Susu beruang boleh diminum saat sakit, asalkan kamu tidak memiliki alergi terhadap susu sapi dan intoleransi laktosa.
Sama seperti susu sapi lainnya, susu beruang memberikan manfaat untuk membantu melengkapi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh.
Namun susu beruang bukanlah obat untuk menyembuhkan penyakit.
Karena susu beruang tidak mengandung pengawet, maka harus cepat dihabiskan saat meminumnya.
Sehingga tidak terkontaminasi bakteri dan tidak basi.
Perhatikan Gejala yang Timbul
Apabila mengalami diare atau perut kembung setelah minum susu beruang, hentikan minum.
Selain itu, perlu untuk mengonsumsi makanan dan minuman bergizi lain.
Seperti sayur, buah, makanan yang mengandung protein seperti daging dan telur dan lain sebagainya.
Juga perhatikan saran dari dokter.
Lantas bolehkan minum susu beruang dan obat bersamaan?
Susu beruang dan obat sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan.
Lantaran bisa mengurangi efektivitas obat yang diminum.
Kalsium pada susu mengikat manfaat yang terkandung pada obat, sehingga menetralisir obat.
Akibatnya khasiat obat tidak terserap oleh tubuh.
Saat minum obat, tubuh butuh waktu untuk melarutkan dan menyebarkannya dalam aliran darah.
Setelah itu baru bisa dirasakan efeknya untuk menyembukan bagian yang sakit.

Aturan Minum Susu Beruang dan Obat
Jika ingin mengonsumsi ambilah rentang minimal dua jam antara minum susu beruang dan minum obat.
Kamu bisa minum susu terlebih dahulu lalu dua jam kemudian minum obat.
Namun ada baiknya untuk menghindari minum obat dan minum susu dalam hari yang sama.
Hingga kini belum ada penelitian mendalam tentang minum susu beruang dan obat secara langsung.
Sehingga belum diketahui efek apa saja yang ditimbulkan.
Jika tubuh merasa tak nyaman setelah minum susu dan minum obat, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ahli Gizi Tegaskan Susu Bukan Obat atau Vaksin Covid-19
Pandemi Covid-19 di Indonesia melonjak memicu kekhawatiran masyarakat.
Panic buying susu beruang di saat pandemi Covid-19 yang merebak menjadi sorotan.
Sebuah video di media sosial menunjukkan masyarakat yang memburu susu beruang di pusat perbelanjaan.
Konon susu beruang disebut bisa menangkal virus.
Berikut penjelasan ahli gizi!

Baca juga: Diburu Saat Pandemi Covid-19, Simak 5 Mitos Vs Fakta Susu Beruang Bisa Tangkal Virus Corona
Baca juga: Jangan Sampai Diminum Basi! Ini Alasan Susu Beruang Tak Bisa Tahan Lama, Waspadai Kadaluwarsa
Susu Bukan Obat atau Vaksin
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Dr Ir Epi Taufik SPt MVPH MSI IPM menegaskan jika susu bukan obat.
"Susu bukan obat atau vaksin, susu itu bahan pangan (makanan)," ujar Epi dikutip dari Kompas.com dengan judul "Simak Fakta Susu Meningkatkan Imunitas, Ini Penjelasan Ahli Gizi"
Susu Bantu Tingkatkan Imunitas

Susu beruang mengandung berbagai nutrisi vitamin, mineral, hingga protein.
Sehingga bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh.
"Konsumsi tubuh membantu menjaga kondisi fisiologis tubuh serta meningkatkan imunitas mencegah terinfeksi Covid-19."
Imbangi Pola Hidup Sehat

Meski begitu, susu beruang juga bukan satu-satunya yang bisa membantu meningkatkan imun.
Penting untuk menjaga pola hidup sehat dengan olahraga dan istirahat.
Serta menjaga makan sehat dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah.
(TribunStyle.com/Yuliana/Dhimas)
Sebagian artikel telah tayang di Intisari dengan judul: Jangan Sekali-kali Berikan Obat Ini Kepada Pasien Covid-19, Walau Dulunya Menjanjikan Tapi Hasil Mengkhawatirkan Malah Buat India Hampir Kolaps