Yakin Pandemi Tak Bisa Berhenti, Singapura Bakal Tangani Covid-19 Seperti Flu, Vaksinasi Jadi Kunci
Yakin pandemi tak bisa berhenti, Singapura bakal tangani Covid-19 seperti influenza, vaksinasi jadi kunci.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Reporter: Gigih Panggayuh
TRIBUNSTYLE.COM - Yakin pandemi tak bisa berhenti, Singapura bakal tangani Covid-19 seperti influenza, vaksinasi jadi kunci.
Pemerintah Singapura meyakini bahwa virus corona tak akan bisa lenyap.
Alhasil, mereka akan menganggap penyakit akibat Covid-19 itu sama seperti penyakit endemik lainnya.
Melansir The Straits Times, pihak penanganan Covid-19 Singapura telah merencanakan hidup dalam fase New Normal.
Gagasan tersebut disampaikan oleh tiga menteri yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Antar-Kementerian Singapura.
Ketiga menteri itu ialah Menteri Industri dan Perdangan, Gan Kim Yong, Menteri Keuangan, Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung.
Baca juga: POPULER Deretan Suplemen dan Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh, Ampuh Lawan Virus Covid-19 Varian Delta
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Makin Tinggi, 3 Vitamin Ini Penting untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuhmu

Covid-19 dianggap sebagai penyakit endemik, seperti influenza.
Setiap tahun, banyak orang terkena flu.
Sebagian besar, sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit, dan dengan sedikit atau tanpa pengobatan.
Akan tetapi, sebagian kecil, terutama orang tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, bisa sakit parah, dan beberapa meninggal.
Di negara besar, jumlah yang dirawat di rumah sakit karena influenza bisa sangat besar.
Misalnya, di Amerika Serikat, ratusan ribu dirawat di rumah sakit setiap tahun karena flu, dan puluhan ribu meninggal.
Tetapi karena kemungkinan jatuh sakit akibat influenza sangat rendah, orang-orang hidup dengannya.
Mereka melanjutkan aktivitas sehari-hari mereka bahkan selama musim flu, mengambil tindakan pencegahan sederhana atau mendapatkan suntikan flu tahunan.
Belajar dari hal tersebut, Singapura mengklaim dapat bekerja menuju hasil serupa untuk Covid-19.
"Kita tidak dapat memberantasnya, tetapi kita dapat mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza, penyakit tangan, kaki dan mulut, atau cacar air, dan melanjutkan hidup kita," kata mereka dikutip dari The Straits Times.

Vaksinasi Adalah Kuncinya
Lantas, apa kunci untuk mencapai hidup normal seperti yang telah disebutkan itu?
Pertama, vaksinasi.
Pada 31 Mei 2021, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menargetkan negara itu mampu menyuntik dua per tiga warganya dengan dosis pertama vaksin Covid-19 pada awal Juli.
Kemudian, dua per tiga masyarakat divaksinasi penuh dengan dua dosis pada awal Agustus.
Menurut mereka, vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi dan juga penularan.
Bahkan jika orang terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala Covid-19 yang parah.
Di Singapura, dari 120 lebih individu yang divaksinasi lengkap yang tetap terinfeksi Covid-19, tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan.
Itu termasuk beberapa yang berusia di atas 65 tahun dan idak tinggal di rumah sakit atau panti jompo.
Sebaliknya, sekitar 8 persen dari mereka yang tidak divaksinasi mengalami gejala serius.
Pengujian yang Lebih Mudah
Kunci yang kedua, yakni pengujian dan pengawasan.
Pengujuan dan pengawasan ini tetap diperlukan, tetapi fokusnya akan berbeda.
"Kami masih membutuhkan pengujian ketat di perbatasan kami untuk mengidentifikasi siapa pun yang membawa virus, terutama varian yang menjadi perhatian," jelas para menteri.

Perawatan yang Lebih Baik
Ketiga, para ilmuwan di seluruh dunia sedang mengerjakan pengobatan untuk Covid-19.
Singapura mengklaim telah memiliki serangkaian perawatan yang efektif.
Itu juga merupakan salah satu alasan mengapa angka kematian Covid-19 di Singapura termasuk yang terendah di dunia.
Tanggung Jawab Sosial
Perkara bisa atau tidak hidup dengan Covid-19 juga bergantung pada penerimaan warga.
Mencegah penularan Covid-19 tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat Singapura.
Jika masyarakat mempraktikkan kebersihan dengan baik, akan cenderung tidak terinfeksi.
Kemudian, jika masyarakat saling perhatian satu sama lain, menjauhi keramaian saat merasa tidak enak badan, akan mengurangi penularan.
Dengan memikul beban bersama, masyarakat akan jauh lebih aman.
"Dengan vaksinasi, pengujian, pengobatan, dan tanggung jawab sosial, mungkin dalam waktu dekat, ketika seseorang terkena Covid-19, respons kita bisa sangat berbeda dari sekarang," ungkap mereka.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)