Hari Anti Narkotika Internasional, Kenapa Pecandu Narkoba Susah Berhenti hingga Perlu Rehabilitasi?
Hari Anti Narkotika Internasional, kenapa pecandu narkoba susah berhenti hingga perlu rehabilitasi? Simak penjelasan berikut ini.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
Ketika melakukan sesuatu yang menyenangkan, tubuh mendapatkan sedikit dopamin.
Hal itu membuat otak kemudian mengingatkan untuk melakukannya lagi.
Narkoba mengaktifkan dopamin dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan kegiatan pengaktif dopamin lainnya, seperti makan dan seks.
Akibatnya, ada dorongan dari dalam yang kuat untuk mengulangi penggunaan narkoba.
Otak menjadi prima untuk mengulangi penggunaan narkoba tanpa benar-benar memikirkannya.
Ketika dopamin dalam jumlah besar dilepaskan, otak mengalami kesulitan menjaga produksinya dan dapat kehabisan dopamin pada sementara waktu.
Ini adalah salah satu alasan mengapa satu atau dua hari setelah menggunakan narkoba, seseorang mungkin tampak datar atau tertekan.

Apa yang Terjadi Ketika Persediaan Dopamin Habis?
Setelah satu hari atau lebih, otak kembali memproduksi dopamin dan suasana hati kembali normal.
Ketika dopamin yang tersimpan kerap terkuras berulang-ulang, otak tidak dapat mengatasinya.
Yang terjadi berikutnya, tertutuplah beberapa struktur yang diperlukan untuk memindahkan dopamin ke sekitar otak.
Beberapa jalur dopamin utama melintas melalui bagian otak yang digunakan untuk berpikir, korteks prefrontal.
Ketika sistem dopamin rusak pada bagian otak ini, akan jauh lebih sulit untuk memikirkan konsekuensi dan melakukan pertimbangan saat mengambil keputusan.
Akibatnya, penggunaan narkoba menjadi lebih otomatis.
Ketika dopamin habis karena penggunaan yang kronis, seseorang mungkin bisa merasa datar selama berbulan-bulan.