Virus Corona
Kasus Covid-19 Melonjak, Ernest Prakasa Minta Publik untuk Tak Pilih-pilih Vaksin: Ini Bukan Baju
Sadar kesehatan, Ernest Prakasa mengingatkan masyarakat untuk tidak memilih-milih merek vaksin, dia juga puji peran pemerintah.
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Amirul Muttaqin
Berikut sejumlah fakta seputar varian baru virus corona Delta:
Pertama kali ditemukan di India.

Virus corona varian Delta pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu.
Dilansir dari nymag.com, berdasarakan penelitian terbaru, varian Delta adalah varian yang paling menular dan memicu gelombang pandemi di berbagai negara.
Gelombang pandemi di berbagai negara ini terjadi lantaran virus corona Delta diduga lebih menular daripada varian aslinga.
Lebih menular

Virus corona varian Delta disebut lebih menular daripada varian aslinya.
Dilansir dari ndtv.com, para ilmuwan dari India menyebutkan bahwa varian Delta disebut lebih menular 50 persen dibandingkan varian Alpha atau varian pertama virus corona.
Meski demikian, para ilmuwan juga mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa varian Delta dapat menyebabkan tingkat keparahan yang lebih buruk.
Gejala yang berbeda

Varian Delta adalah virus corona yang bermutasi, dan mutasi ini membuat varian tersebut lebih berbahaya dibandingkan varian aslinya.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada, Gunadi bemnjelaskan, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa hal yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
Salah satunya adalah varian Delta berhubunga n dengan usia pasien.
"Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.
Selain itu, varian Delta juga bisa menyebabkan re-infeksi pada pasien, sehingga bisa memperburuk kekebalan tubuh pasien.