Virus Corona
Lonjakan Kasus Corona Varian Delta, RS Kewalahan Terima Pasien, Gejala Berbeda dari Covid-19 Biasa
Lonjakan kasus corona varian delta, rumah sakit di Indonesia kewalahan terima pasien, gejala berbeda dari Covid-19 biasa.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Lonjakan kasus corona varian delta, rumah sakit di Indonesia kewalahan terima pasien, gejala berbeda dari Covid-19 biasa.
Setahun lebih pandemi virus corona berlangsung, dan virus yang awalnya dijuluki Covid-19 ini pun mengalami mutasi.
Seperti makhluk hidup lainnya yang beradaptasi, varian baru virus corona Delta B.1.617.2 pun berubah seiring waktu untuk bertahan hidup.
Baca juga: Melonjak 13.737 Kasus Baru, Jakarta Belum Membaik, UPDATE Virus Corona Nasional Senin 21 Juni 2021
Baca juga: Mutasi Virus Corona Disebut Lebih Mudah Menular, Bagaimana agar Terhindar dari Paparan Covid-19?

Tentu varian ini berbeda jauh dari rata-rata penularan pada awal datangnya corona pada Maret 2020 lalu di Indonesia.
Virus corona varian Delta ini disebut 60% lebih mudah menular daripada varian Covid-19 lain.
Sekarang, virus Corona Delta yang berawal dari India ini telah masuk ke Indonesia dan banyak ditemukan di DKI Jakarta, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Bangkalan.
Dilansir dari Intisar.grid.id pada (21/6/2021), menurut data Kementerian Kesehatan, varian ini menyebabkan penularan Covid-19 terjadi secara lebih cepat.
Sementara itu, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui bahwa saat ini rumah sakit-rumah sakit (RS) di Indonesia kewalahan menerima pasien Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persi Lia G Partakusuma di acara Kesiapan RS pada Lonjakan Covid-19 Gelombang Kedua di Indonesia secara daring, Minggu (20/6/2021).
"Sebetulnya rumah sakit itu menyediakan kapasitas untuk yang terpapar Covid-19."
"Tapi ada keterbatasan kami yaitu ada daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya sedikit dan kasusnya banyak sehingga kami mulai kewalahan menerima pasien-pasien kasus Covid-19," kata Lia.
Dari tren harian data rumah sakit dari Kemenkes, kata dia, terlihat ada angka kenaikan yang signifikan dari 15-19 Juni 2021.
Walaupun tampak sedikit, kata dia, tetapi kenaikan 8.000 hingga 12.000 kasus per hari harus dicermati.
"Kami menganggap ini sebagai lonjakan kedua dari masa saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19," kata dia.
"Banyak informasi di masyarakat yang menyatakan rumah sakit sudah penuh seperti di Surabaya, Bandung, atau daerah lainnya melaporkan kepada kami sebetulnya sama, kapasitas rumah sakit sekarang ini makin menipis," lanjut Lia.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (21/6/2021), penambahan tempat tidur isolasi merupakan program Pemkot Tangerang melalui Puskesmas Jurumudi Baru yang juga berlokasi di Benda.
Berdasarkan data Kemenkes per 19 Juni, kata dia, ada beberapa provinsi yang sudah jelas menunjukan angka bed occupancy rate (BOR) atau tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit yang keterisiannya lebih dari 80 persen.
Antara lain di daerah zona merah seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Kemudian Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta menunjukan tingkat ketersediaan BOR-nya 60-80 persen.
"Jadi kalau kita masuk lagi ke dalam kota/kabupaten ternyata banyak juga yang sudah memasuki zona merah atau BOR-nya berkisar antara 80-100 persen."
Baca juga: Lampaui Italia, Argentina Alami Lonjakan Kasus Signifikan, Update Corona Dunia Minggu 20 Juni 2021
Baca juga: Bintang Emon Dinyatakan Positif Covid-19, Masih Sempat Ngelawak: Gue Lagi Diendorse Covid-19 Ya

Tangerang
Sebagai contohnya di Tangerang, dilaporkan rumah sakit penuh lantaran melonjaknya kasus virus corona akhir-akhir ini.
Tingkat keterisian kasur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan saat ini telah mencapai 93 persen.
Selain itu, BOR di ICU di RSUD Kota Tangerang telah mencapai 100 persen.
Sedangkan, BOR di RIT di wilayah itu mencapai 93,71 persen.
Gejala Covid-19 varian virus corona Delta
Dikutip dari NBC Miami (10/6/2021), gejala positif Covid-19 dari infeksi virus corona varian Delta dari India pada dasarnya mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya.
Hanya saja, pada infeksi varian Delta, gejala-gejala positif Covid-19 tersebut akan terjadi dengan lebih parah dan dinilai lebih sulit ditangani melalui penanganan medis.
Gejala positif Covid-19 akibat varian virus corona Delta sebagaimana disampaikan oleh profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins Universiy, Dr. Bhakti Hansoti meliputi:
Sakit perut
Hilangnya selera makan
Muntah
Mual
Nyeri sendi
Gangguan pendengaran
Kebanyakan pasien Covid-19 yang terinfeksi virus corona Delta juga membutuhkan perawatan medis di rumah sakit.
Bahkan beberapa pasien memerlukan bantuan oksigen dan menderita komplikasi lain.
Lebih lanjut, seorang dokter penyakit menular di Apollo Hospital India, Abdul Ghafur, mengatakan prevalensi gangguan pencernaan sebagai gejala yang ditimbulkan oleh infeksi varian Delta lebih besar daripada gejala serupa yang disebabkan oleh strain virus asalnya.
Akan tetapi, ia menyebut masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan hal ini.
(Tribunstyle/Dhimas)