Cerita saat di Masjid Al-Aqsa, Fedi Nuril Sempat Ditahan Tentara Israel: Anehnya Gue Gak Takut
Fedi Nuril beber cerita saat berada di masjid Al-Aqsa yang terletak di Palestina. Sang aktor mengungkap sempat ditahan tentara Israel.
Penulis: Heradhyta Amalia
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Reporter: Heradhyta Amalia
TRIBUNSTYLE.COM - Fedi Nuril beber cerita saat berada di masjid Al-Aqsa yang terletak di Palestina. Sang aktor mengungkap sempat ditahan tentara Israel.
Konflik antara Palestina dan Israel masih belum selesai.
Sederet artis Tanah Air tak luput memberikan rasa prihatin dan peduli atas Palestina.
Termasuk Fedrian Nuril atau dikenal Fedi Nuril.
Pemain Surga yang Tak Dirindukan ini menceritakan peristiwa kala ia berada di Masjidil Al-Aqsa.
Hal itu diketahui dari unggahan Instagram @fedinuril, yang dibagikan pada Sabtu (22/5/2021).
Baca juga: SEMPAT Tinggal Bareng, Abdul Somad Beber Curhatan Mahasiswa Palestina: Israel Tidak Ingin Kami Mati
Baca juga: Suasana Palestina Mencekam, Hannah Al Rashid Tak Tega Lihat Korban Berjatuhan: Tolong Doakan Mereka
Fedi Nuril menceritakan pengalamannya sempat dihadang tentara Israel saat akan masuk ke Masjidil Al-Aqsa.
Ayah dua anak ini mengaku kala itu ia melakukan syuring program Ramadhan di Palestina.
Fedi ditahan tentara Israel di depan pintu masjid lantaran membawa peralatan kamera.
"Tahun 2014, gue ke Palestina untuk syuting sebuah program Ramadan.
Sewaktu gue dan salah satu kru masuk Masjidil Aqsha untuk salat zuhur dan ambil gambar, gue ditahan di gerbang masuk oleh tentara Israel karena bawa tripod dan wireless mic," tulis Fedi Nuril.
Meski berada di peristiwa menegangkan, Fedi Nuril justru mengaku tak takut.
"Anehnya, walaupun tentara itu bersenjata lengkap, gue nggak merasa takut," sambungnya.
Fedi mengutarakan pendapatnya jika konflik yang terjadi Palestina dan Israel lantaran perebutan wilayah.
Ia juga membeberkan bahwa Israel dibantu persenjataan canggih yang dibantu negara maju.
Sementara, Palestina hanya menggunakan senjata seadanya.
"Apa yang terjadi di Palestina bukan perang, tapi perebutan paksa.
Tentara Israel didukung teknologi militer dari US dan negara maju lain, sedangkan rakyat Palestina bertahan dengan persenjataan seadanya," bebernya.
Di akhir, Fedi Nuril juga menyampaikan jika warga Palestina yang tak sepenuhnya Islam turut menjadi korban atas kekejaman Israel.
"Ideologi agama digunakan sebagai pembenaran atas pendudukan Israel di Palestina.
Sedangkan faktanya, 20% dari jumlah penduduk Palestina beragama Katolik dan Protestan, dan mereka pun menjadi korban penyerangan tentara Israel.
(Bersambung)," tandas Fedi Nuril.
Sontak unggahan Fedi Nuril juga membuat warganet peduli dengan penyerangan di Palestina.
@aiszarboutique: banyak anak2 yang penghafal Alqur'an menjadi korban.... banyak anak2 menjadi yatim piatu... banyak anak2 kehilangan saudaranya...
@yunitha_alpidie: Nah setuju ni.... mngerti sejarahnya...awesome
@itaaniita: thank you for sharing Kak, 'perang' bukan kata yang tepat, begitu juga 'konflik'
@hestyolanda: ya I think that's true, it's struggle for territory, not based on religion
@arika_novela: Ak dari malaysia juga Tetap bersama #palestine
Abdul Somad Beber Curhatan Mahasiswa Palestina
Sebelumnya, memanasnya konflik Israel dan Palestina kini jadi sorotan masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Sejumlah publik figur di Indonesia tampak ikut menyuarakan aksi solidaritas untuk mendukung Palestina.
Baru-baru ini postingan ulama kondang, Ustaz Abdul Somad terkait Palestina menuai sorotan warganet.
Ustaz Abdul Somad (UAS) melalui postingan Instagram @ustadzabdulsomad_official, Senin (17/5/2021) membagikan pengalamannya ketika masih menempuh kuliah.
Ceritanya, dahulu ia tinggal bersama di asrama dengan mahasiswa berasal dari Palestina.
Bertanya mengenai keberadaan keluarga di Palestina, sahabat UAS mengatakan mereka tidak akan pergi dari Palestina.
Meskipun tindakan-tindakan Israel membuat mereka merasa kesakitan.
Baca juga: TEREKAM Kamera, Aksi Burung Gagak Sobek-sobek Bendera Israel, WNI di Gaza: Tanda Kebesaran Allah
Baca juga: TERJAWAB Sudah Penyebab Negara Arab Tak Izinkan Warganya ke Palestina, Ada Kaitannya dengan Israel?
“Saya pernah satu asrama dengan orang Palestina, Bagaimana keadaan keluargamu di sana? (tanya UAS)
Apa kata dia? Abdul Somad, seandainya mereka bunuh kami, sudah lama kami mati.
Tapi mereka tidak ingin kami mati, mereka datang ke tempat kami, mereka pecahkan tempat air, mereka buat kami kehausan setengah mati, mereka ambil kami dengan senjata laras panjang, mereka pecahkan tempat-tempat minyak zaitun.
Mereka tahu kami tak dapat hidup tanpa zaitun, mereka hancurkan sawah, gandum, makanan pokok kami, mereka ingin membuat kami menderita setengah mati.
Tapi kami tidak akan meninggalkan negeri ini. Sampai isy kariman, hidup mulia Palestina merdeka atau mati sebagai orang syahid,” demikian cerita UAS seperti dikutip dari Serambinews.com UAS Ceritakan Pengalaman Tinggal Bersama Mahasiswa Asal Palestina: Merdeka atau Mati Syahid.
Melansir dari Kompas.com, Senin (17/8/2021) Kabar Palestina terkini, serangan udara Israel membombardir Jalur Gaza pada Senin (17/5/2021), membuat lebih dari 200 orang tewas dalam seminggu, sebagian besar warga Palestina.
Sebelum fajar, dalam waktu hanya beberapa menit, puluhan serangan Israel membombardir daerah yang dikontrol Hamas itu, menurut pantauan AFP.
Dalam berita Gaza Palestina terbaru, api menerangi langit saat ledakan besar mengguncang kota itu, memicu pemadaman listrik dan merusak ratusan bangunan.
Sekitar 3.100 roket juga telah ditembakkan oleh Hamas sejak konflik Israel Palestina memburuk pada 10 Mei.
Itu adalah baku tembak paling sengit antara Hamas dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Warga Gaza Barat, Mad Abed Rabbo (39) mengungkapkan kengerian dan ketakutan atas intensitas serangan itu.
"Tidak pernah ada serangan sebesar ini," katanya merujuk pada serangan di Palestina hari ini.
Kemudian warga Gaza lainnya, Mani Qazaat, mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus menyadari bahwa mereka adalah warga sipil bukan tentara.
Tentara Israel dalam keterangannya mengatakan, mereka menyerang rumah sembilan komandan Hamas berpangkat tinggi, tanpa memberikan rincian korban.
Pengeboman itu juga termasuk serangan putaran ketiga terhadap jaringan kereta bawah tanah Hamas.
Sebanyak 54 jet tempur membombardir terowongan sepanjang 15 km yang sebelumnya diakui oleh militer berjalan sebagian melewati wilayah sipil.
Kabar Palestina terkini, total 197 warga tewas di Gaza termasuk sedikitnya 58 anak-anak, dan lebih dari 1.200 luka-luka sejak Israel melakukan serangan udara melawan Hamas pada 10 Mei untuk membalas serangan roket.
Kemudian Israel mengatakan, 10 orang termasuk 1 anak tewas dan 294 luka-luka akibat roket yang ditembakkan dari Gaza.
Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (16/5/2021) mengatakan, "Upaya Israel melawan organisasi teroris terus berlanjut dengan kekuatan penuh, dan akan butuh waktu untuk menyelesaikannya."
Serangan udara Israel juga menghantam rumah Yahya Sinwar, kepala pemimpin de facto Hamas di Gaza yang juga kepala sayap politik kelompok itu.
Namun tidak dikatakan apakah Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel ke Palestina terkini itu.
(TribunStyle.com/Heradhyta/Tiara Susma)