Liburan Berujung Maut, Akibat Rebutan Selfie, Perahu Ditumpangi 20 Wisatawan Terbalik, 6 Orang Tewas
Perahu yang ditumpangi 20 orang wisatawan di Waduk Kedung Ombo terbalik, 11 orang selamat, 6 orang meninggal sementara itu 3 orang masih hilang
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Ika Putri Bramasti
Reporter: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Sebuah perahu yang ditumpangi 20 orang wisatawan di Waduk Kedung Ombo terbalik, sebelas orang selamat, 6 orang meninggal sementara itu 3 orang masih hilang.
Momen Hari Raya Idul Fitri merupakan waktu untuk berkumpul dengan keluarga.
Setelah silaturahmi dan makan bersama, beberapa keluarga biasanya memiliki budaya untuk berwisata bersama.
Untuk tahun 2021, Hari Raya Idul Fitri cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika bisa berkumpul dengan keluarga besar yang mudik dari tanah rantau.
Pasalnya, pemerintah telah memutuskan peniadaan mudik selama momen Lebaran.
Kendati demikian, masyarakat masih dapat menikmati Lebaran dengan mengunjungi berbagai tempat wisata.
Salah satu contoh tempat wisata yang buka selama Lebaran adalah Waduk Kedung Ombo Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Baca juga: Kemeriahan Berubah Jadi Duka, Petasan Rakitan untuk Lebaran Bawa Petaka, Wajah Korban Tak Dikenali
Baca juga: BUKBER Berujung Petaka, Puluhan Warga Muntah-muntah Keracunan Takjil, 1 Tewas, Kondisi Desa Mencekam

Di saat masyarakat tengah membagikan momen liburan Lebaran.
Sayangnya, ada kejadian yang cukup menyedihkan saat liburan itu berlangsung.
Sebuah perahu kecil yang ditumpangi oleh 20 orang wisatawan di Waduk Kedung Ombo justru terbalik.
Insiden perahu terbalik itu terjadi pada Sabtu (15/5/2021) sekitar pukul 11.30 WIB.
Total penumpang di dalam kapal yang terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali dipastikan berjumlah 20 orang.
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengungkapkan, sebelumnya sempat beredar ada 16 orang, tetapi yang benar adalah 20 orang wisatawan.
"Jadi 20 orang menaiki kapal, sedangkan kapal maksimal memuat 12 orang," ungkap dia saat memantau evakuasi di waduk tersebut, dikutip dari TribunSolo, Minggu (16/5/2021).
Awal Mula Perahu Terbalik
Perahu milik Kardiyo yang dikemudikan Galih itu rencananya hendak menuju warung apung yang berada di waduk.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang Nur Yahya menjelaskan, detik-detik perahu terbalik berawal dari penumpang yang melakukan foto selfie di bagian depan perahu.
"Pada saat kapal sudah ingin mencapai warung apung, banyak penumpang yang melakukan selfie di depan kapal sehingga kapal yang ditumpangi menjorok ke depan sehingga air mulai masuk kapal kemudian kapal terbalik," tuturnya.
Salah satu saksi mata, Tinuk, menuturkan hal yang sama dengan Nur Yahya.
"Posisi penumpang saat selfie banyak yang ada di depan kapal sehingga air mulai masuk dan kapalnya terbalik," ungkapnya.

6 Wisatawan Meninggal
Saat berita ini ditulis, enam penumpang telah ditemukan dalam kondisi meninggal.
Kerja keras evakuasi dilakukan menjelang sore sekira pukul 16.00 WIB hingga kini pukul 19.22 WIB masih dilakukan, Sabtu (15/5/2021).
Di antaranya dilakukan oleh tim dari Basarnas Pos Surakarta, Polair Polda Jateng, BPBD Boyolali hingga relawan lainnya.
3 orang dari 9 wisatawan yang hilang usai perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dilansir dari TribunSolo.com di lapangan, jenazah korban tenggelam tersebut dua anak-anak atau balita, 1 orang dewasa.
Adapun jaraknya penemuan korban sekira 50 meter dari lokasi kejadian di perairan Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu.
Ketiga korban ditemukan oleh petugas gabungan sekitar pukul 17.20 WIB atau menjelang Magrib.
Selang beberapa saat kemudian ditemukan kembali 3 korban tenggelam dalam keadaan meninggal dunia.
Yakni pada menit ke 18.22 WIB adalah seorang anak kecil yakni korban ke-4 yang berhasil dievakuasi.
Kemudian pada menit ke 18.38 ada korban ke-5 dan pukul 18.45 WIB yakni korban ke-6.
Maka total korban tenggelam akibat perahu terbalik menjadi 6 orang.
"Masih kurang 3 korban," ungkap Koordinator Evakuasi Insiden Waduk Kedung Ombo, Kurniawan Fajar Prasetyo dikutip dari TribunSolo.com, (16/5/2021).
Sementara itu, video detik-detik perahu tenggelam sempat dibagikan oleh akun Instagram @visitsurakarta.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judul "UPDATE Kedung Ombo : Total Sudah 6 Korban Ditemukan Meninggal Dunia, Tinggal 3 Orang Masih Dicari"
Bukber Berujung Petaka, Puluhan Warga Muntah-muntah Keracunan Takjil, 1 Tewas
Sementara itu masih di Provinsi Jawa Tengah, kegiatan buka bersama di Dusun Ringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandang berujung petaka.
Dari puluhan warga yang keracunan takjil, satu warga dikabarkan meninggal dunia.
Seorang warga Dusun Tuk Ringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan atas nama Sudarmi (71) yang menjadi korban keracunan akibat takjil dilaporkan meninggal dunia pada Senin (10/5/2021) pukul 02.00 dinihari.
Hal itu disampaikan oleh Camat Karangpandan, Sri Suwarni kepada TribunSolo.com.
"Iya benar ada warga kami yang meninggal dunia di RSUD Karanganyar," katanya.
"Dirinya merupakan warga dari RT 02/RW 08," imbuhnya.
Baca juga: DRAMA Cinta Segiempat, Sosok R Naksir Nani Aprilliani Lalu Sarankan Kirim Sate Beracun ke Mantan
Sebelumnya dikabarkan warga warga dari RT 02, 03, dan 30 RW 08 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, dikabarkan mengalami keracunan akibat makanan takjil pada Sabtu (8/5/2021).
Dari informasi terakhir yang dihimpun TribunSolo.com setidaknya ada 69 warga yang jadi korban.
Mereka mengalami gejala yang sama yaitu, kondisi panas dingin, muntah dan diare.
Korban tersebut dirawat di dua tempat yaitu RSUD Karanganyar dan Puskesmas Karangpandan.

Kronologi Lengkap
Puluhan warga Dukuh Puntuk Ringin, Desa Gendu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dilarikan ke puskesmas karena keracunan makanan, Minggu (9/5/2021).
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ternyata kejadian nahas bermula dari acara buka bersama anak - anak TPA di Masjid At Taubah, Sabtu (8/5/2021) sore.
Anak-anak itu berasal dari RT 02 dan 03, RW 08, Dukuh Puntuk Ringin.
Kepala Desa Gerdu, Veri Kurnyanto mengungkapkan, mereka mendapat takjil nasi oseng kacang panjang, dan es buah buatan warga setempat.
"Sebagian tidak dimakan di situ. Ada yang dibawa pulang dan ada yang dimakan orang tua," kata dia kepada TribunSolo.com.
Mereka awalnya tidak merasakan gejala apapun seusai memakan takjil.
Gejala mulai terasa, Minggu (9/5/2021) pagi hari, karena beberapa orang mengeluh bergejala mual, muntah, dan diare.
Kasus pertama bermula dari ibu Ketua RW 08.
Ia sempat mengeluh sakit pusing hingga mual dan dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih untuk perawatan lanjutan pagi hari.
"Setelahnya, disusul korban-korban lain yang mengeluhkan gejala yang sama," aku dia.
Mereka awalnya memeriksa ke bidan desa setempat dan mendapat obat.
"Kondisi sempat membaik, tetapi gejala mual, pusing dan diare kembali dirasakan sekira pukul 17.00 WIB," terang dia, dikutip dari TribunSolo.com, Innalillahi, Satu Warga Korban Keracunan Bukber Massal di Karanganyar Meninggal, Ini Identitasnya.
Sebanyak 29 warga RT 02 dan 30 warga di RT 03 kemudian dibawa ke Puskesmas Karangpandan dan RSUD Karanganyar.
Veri mendapatkan laporan kejadian dari ketua RT setempat sekira pukul 17.00 WIB.
Ia kemudian meninjau ke lokasi bersama relawan.
Ambulans kemudian diluncurkan ke lokasi dan tiba sekira pukul 19.30 WIB.
Tetapi saking banyaknya korban lantas ada bantuan ambulans lain dari berbagai daerah di sekitarnya.
"Bahkan karena puskesmas Karangpandan tak bisa menampung, dilarikan ke puskesmas lain dan rumah sakit," jelasnya.
Tim medis juga mengambil sampel makanan yang masih tersimpan di rumah warga.
Bahkan polisi juga olah TKP di masjid tersebut untuk mencari penyebabnya hingga pukul 22.30 WIB.
"Itu kemudian dibawa ke laboratorium untuk pengecekan," ucap Veri.

Tak Hanya 1 RT
Korban keracunan yang menimpa warga di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar bertambah.
Ternyata yak hanya satu RT, tapi warga di RT 02 RW 08 dan RT 03 RW 08.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, korban sementara warga RT 02 sebanyak 29 orang, sementara RT 03 diprediksi 30 orang.
Kasus awal bermula dari istri perangkat yang mengeluh gejala pusing dan mual, Minggu (9/5/2021) sekira pukul 05.30 WIB.
Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih Karanganyar untuk perawatan lanjutan.
Jumlah korban keracunan kemudian bertambah sekira pukul 18.30 WIB. Sejumlah warga mengeluhkan gejala yang sama.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan beberapa korban sempat ikut acara buka bersama di salah satu masjid desa.
Mereka diduga menyantap masakan nasi oseng kacang panjang dengan minuman es sirup dan kolak.
Saat itu mereka menyantap makanan dalam acara bukber di Masjid At Taubah.
"Ada korban yang tidak ikut juga keracunan.
Yang ikut juga ada yang tidak kena," kata dia di tengah-tengah evakuasi kepada TribunSolo.com, Minggu (9/5/2021) malam pukul 22.40 WIB.
"Jadi belum bisa dipastikan apakah buka bersama itu menjadi penyebab keracunan," tambahnya.
Sementara saat bersamaan polisi juga melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa sisa-sisa barang bukti dan penjelasan saksi.
Tampak polisi melakukan peninjuan lokasi, foto sejumlah barang-barang perkakas dan lain sebagainya.
Hanya saja belum ada statmen resmi polisi maupun pemerintah.
(TribunStyle.com/Joni Irwan Setiawan)