Ramadhan 2021
Rupanya, Bahagia Orang Buka Puasa Itu karena Berhasil Kendalikan Nafsu, Ini Kata Quraish Shihab
Bahagia orang buka puasa Ramadhan itu bisa jadi karena keberhasilan mengendalikan nafsu. Simak apa kata Quraish Shihab.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Reporter: Gigih Panggayuh
TRIBUNSTYLE.COM - Bahagia orang buka puasa itu bisa jadi karena keberhasilan mengendalikan nafsu. Simak apa kata Quraish Shihab.
Bulan Ramadhan sering disebut waktu yang ditunggu-tunggu kedatangannya bagi umat muslim.
Pada momen tersebut, umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Puasa, berarti menahan makan, minum, serta nafsu dari fajar hingga matahari terbenam.
Pada bulan penuh ampunan disebutkan bahwa seseorang yang sungguh-sungguh menjalankan puasa akan mendapatkan kegembiraan.
Hal itu sebagaimana tertuang dalam salah satu riwayat sebagai berikut.
Baca juga: Tidur Saat Puasa Ramadhan Disebut Ibadah, Ustaz Adi Hidayat Beri Bantahan Tegas, Hadist Palsu
Baca juga: Apakah Mengharap Pahala saat Melakukan Ibadah Bisa Disebut Ikhlas? Ini Penjelasan Quraish Shihab

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya:
“Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Senada dengan itu, ahli tafsir, Quraish Shihab, menjelaskan soal kegembiraan orang yang berpuasa pada Ramadhan.
Menurutnya, bagi orang yang sadar makna berpuasa, akan merasakan gembira dengan kedatangan bulan suci ini.
Hal itu diugkapkan Quraish Shihab dalam ceramahnya di acara Mutiara Hati.
"Bagi yang berpuasa ada dua kegembiraan.
Kegembiraan pertama, waktu dia berbuka.
Dan kegembiraan kedua, waktu dia menghadap Allah," tuturnya, dikutip dari video kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV).
Ayahanda Najwa Shihab itu pun menjelaskan tentang alasan perasaan gembira saat berbuka puasa.

Menurutnya, rasa gembira yang timbul saat berbuka tidak hanya soal makanan saja.
Ada makna yang lebih jauh dari itu berdasarkan psikologi, yakni orang akan cenderung gembira ketika telah berhasil mengendalikan dirinya.
"Kenapa ada perasaan gembira itu, sementara psikolog berkata, 'karena jiwa manusia selalu senang apabila berhasil untuk mengendalikan nafsunya'.
Keberhasilan mengendalikan nafsu itulah yang menjadikan kita bergembira ketika berpuasa.
Bukan karena makanan yang terhidang atau kelezatan makanan itu," tutur Quraish Shihab.
Sebelumnya, Quraish Shihab juga memaparkan makna di balik kalimat 'marhaban ya Ramadhan'.
"Ketika kita berkata 'marhaban ya Ramadhan', itu berarti bahwa hati kita lapang menyambutnya, hati kita senang dengan kehadirannya
Dan berarti juga bahwa kita siap untuk mengambil bekal dalam melanjutkan perjalanan kita menuju Allah SWT.
Kita siap untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan kita di dalam bulan Ramadhan ini," ungkap dia.
Simak video selengkapnya.
Doa Buka Puasa
Disunahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu magrib.
Terdapat hadis shahih tentang doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berikut ini doa buka puasa dari hadis Rasulullah yang diriwiyatkan oleh Abu Dawud.
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahaba ddhoma'u wabtallatil uruqu watsabbatil ajru insya Allah.
Artinya: "Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap."
Selain itu, ada juga doa berbuka puasa yang berasal dari hadis riwayat Imam Bukhori dan Muslim, yakni sebagai berikut.
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.
Artinya: "Ya Allah karana-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-MU, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih."
Dari kedua doa tersebut, tidak ada mana yang benar dan mana yang salah.
Keduanya sama-sama memiliki riwayat hadis Rasulullah SAW.
Sementara itu, sebagian ulama Madzhab Imam Syafi'i mengambil jalan tengah dengan menggabungkan kedua doa buka puasa tersebut.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)