Breaking News:

Ramadhan 2021

MESKI Terkesan Sepele, Amalkan 6 Hal Ini di Bulan Ramadhan 2021, Ganjarannya Pahala Berlipat Ganda

Berikut ini 6 amalan di bulan Ramadhan, terkesan sepele tapi ganjarannya pahala berlipat ganda.

Pxhere
Ilustrasi salat. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kini umat Muslim telah memasuki bulan Ramadhan 2021 atau bulan Ramadhan 1442 H.

Setiap umat Muslim pasti berlomba-lomba mendapat pahala selama bulan Ramadhan.

Di bulan suci Ramadhan, amalan-amalan sepele bisa membuahkan pahala yang besar.

Itu karena di bulan Ramadhan semua perbuatan baik kita akan dilipat-gandakan pahalanya.

Berikut ini amalan-amalan sepele yang ternyata memiliki keutamaan di bulan Ramadhan sebagaimana dikutip dari buku Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah yang diterbitkan oleh Pustaka Muslim, Sleman, Yogyakarta.

1. Makan sahur

Sunah puasa Ramadhan yang pertama adalah makan sahur.

Terdapat sejumlah hadis dari Nabi Muhammad SAW terkait makan sahur ini.

Baca juga: NONTON Video Makanan Saat Berpuasa, Apakah Membatalkan Puasa Ramadhan 2021? Ini Penjelasan Ulama

Baca juga: MASIH Pandemi, Apakah Swab Test & Vaksin Covid-19 Bisa Batalkan Puasa Ramadhan 2021? Simak Fatwa MUI

Baca juga: Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Salat Wajib Lima Waktu Lengkap Arab dan Latin, Amalkan Selama Ramadhan

Ilustrasi berdzikir, sambut bulan Ramadhan.
Ilustrasi berdzikir di bulan Ramadhan. (Freepik)

Seperti hadis riwayat Bukhari nomor 1923 dan Muslim nomor1095 yang berbunyi:

"Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah."

Hadis yang lain:

Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." (Hadis riwayat Ahmad).

2. Mengakhiri sahur

Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW makan sahur disunahkan di bagian akhir atau mendekati fajar (subuh).

Berdasarkan hadits Anas berikut:

"Dari Anas bin Malik, Nabi Allah shallallahu alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit pernah bersama makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi pun berdiri untuk pergi salat, lalu beliau salat. Kami pun berkata pada Anas, 'Berapa lama jarak antara waktu selesai makan sahur dan waktu pengerjaan salat?' Beliau menjawab, 'Sekitar seseorang membaca 50 ayat.'"

Hadis di atas diriwayatkan oleh Bukhari nomor 1921 dan Muslim nomor 1097.

3. Menyegerakan berbuka puasa

Jika makan sahur disunahkan diakhirkan, maka waktu berbuka tidak berlaku hal yang sama.

Sebagaimana dikutip TribunStyle.com dari Tribun Jateng Terlihat Sepele, 6 Amalan di Bulan Ramadhan Ini Memiliki Pahala yang Berlipat Ganda, satu sunah puasa Ramadhan adalah menyegerakan berbuka puasa.

Dari Sahl bin Saad radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (Hadis riwayat Bukhari nomor 1957 dan Muslim nomor 1098).

4. Berdoa ketika berbuka

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca do’a berikut ini,

Dzahabazh zhoma-u wabtallatil uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah.

Artinya: "Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah."

Hadis di atas diriwayatkan oleh Abu Daud nomor 2357.

Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa (endocrineweb.com)

5. Memberikan makan orang yang berpuasa

Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (Hadis riwayat Tirmidzi nomor 807, Ibnu Majah nomor 1746, dan Ahmad).

6. Memperbanyak amal saleh

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril alaihis salam menemui beliau. Jibril alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.

Hadis di atas diriwayatkan oleh Bukhari nomor 1902 dan Muslim nomor 2308.

Ini Istimewanya 10 Hari Pertama Ramadhan

Di bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan.

Kemudian di penghujung bulan Ramadhan, umat muslim akan menyambut hari raya idul fitri sebagai penanda masuknya bulan Syawal.

Bulan Ramadhan terbagi dalam 3 fase, yakni 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari ketiga.

Sebagaimana dikutip TribunStyle.com dari Tribunnews.com Sambut Ramadan 2021, Ini Keistimewaan 10 Hari Pertama Ramadan, 10 hari pertama Ramadhan menjadi sangat penting bagi umat muslim.

Baca juga: BACA Doa Kamilin Sehabis Sholat Tarawih Ramadhan 1442 H, Berikut Ini Tulisan Arab, Latin & Artinya!

Baca juga: MALAM INI Salat Tarawih Pertama Ramadhan 1442 H/ 2021, Simak Tata Cara Salat Sendirian & Berjamaah!

Ucapan Selamat Ramadhan 1442 H
Ramadhan 1442 H (Freepik)

Sebab menjalankan puasa di 10 pertama Ramadan akan mendapatkan curahan rahmat.

Pada 10 hari pertama bulan Ramadan, Allah SWT memberikan rahmat dan limpahan pahala dari berbagai amalan yang kita lakukan selama puasa.

Sebab fase-fase 10 hari pertama bulan Ramadan memang merupakan fase terberat dan tersulit karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga magrib.

Siapa yang mampu melewati ini hanya orang yang benar-benar sabar dan niat beribadahlah yang mampu melewatinya.

Di 10 hari pertama Ramadan, terdapat beberapa keistimewaan yang Allah berikan untuk umatnya.

Yakni, Allah SWT membukakan pintu rahmat yang sebesar-besarnya bagi hamba-Nya yang telah sabar dan ikhlas dalam menunaikan puasa selama 10 hari pertama di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Maka itu ada beberapa hal yang harus dilakukan melewati 10 hari pertama ini agar benar-benar berarti bagi kita umat Muslim.

1. Perbanyak Ibadah Sunnah jangan berdiam diri

Jangan melewatkan kesempatan mendapatkan rahmat dari Allah SWT selama 10 hari pertama Ramadan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan aktifitas.

2. Perbanyak membaca Alquran

Manfaatkanlah setiap 10 hari pertama sebagai ibadah.

Seperti tilawah Al Quran, karena ini menjadi keutamaan pahala membaca Al Quran untuk ketenangan hati bagi kita umat Muslim.

3. Perbanyak Zikir dan doa

Zikir, berdoa, salat sunnah dan beramal dan membantu bagi sesama yang membutuhkan pertolongan dan angat utama bagi kita semua.

4. Wajib salat berjamaah

Salat berjamaah pada bulan puasa perlu diutamakan, terutama bagi kaum pria karena sebagaimana kita ketahui bahwa pria wajib hukumnya untuk shalat berjamaah.

Rasullullah tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah meskipun dalam keadaan sakit maupun cuaca yang tidak menentu.

5. Memperbanyak silahturahmi, serta menjaga hubungan baik juga merupakan sebuah ibadah.

Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ :

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,dimana ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda:

“Awal bulan Ramadan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Lantas apa akibatnya jika melewati 10 hari pertama?

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribunnews)

Melewatkan Moment Penting

Jika melewatkan 10 hari pertama, maka ibarat dalam hitung-hitungan angka, jika melewatkan angka pertama, tidak akan dapat melampaui angka yang kedua dan seterusnya karena sudah melewatkan 10 malam rahmat dari Allah, tentunya tidak akan mendapatkan maghfirah apalagi ampunan.

Tidak Mendapatkan Rahmat

Tentunya dengan melewatkan banyak pula amalan-amalan dan ibadah, dari ketentuan di 10 hari pertama.

Karena seorang yang melewatkan puasa di 10 hari pertama, maka amalan yang dia jalannya menjadi kurang berarti pula.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah Ta’ala wajibkan kalian untuk berpuasa padanya, dibukakan padanya pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka Jahim, dan dibelenggu setansetan yang membangkang. Pada bulan tersebut, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan)”.

Adaptasi dan Menjaga Kesehatan

Sesungguhnya pada puasa itu terkandung kesehatan yang besar dengan semua maknanya, baik kesehatan badan, perasaan, maupun rohani.

Dengan demikian, puasa dapat memperbaharui kehidupan seseorang dengan diperbaharuinya sel-sel dan dibuangnya sel-sel yang sudah tua dan mati serta diistirahatkannya perut dan organ pencernaan.

Puasa juga dapat memberikan perlindungan terhadap tubuh, membersihkan perut dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan juga dari kelembaban yang ditinggalkan oleh makanan dan minuman.

Tiga Peristiwa Penting di Bulan Ramadan

Sudah menjadi hal yang maklum bahwa Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh berkah.
Bulannya orang berpuasa, bulannya orang beribadah.
Namun, tahukah anda apa saja peristiwa besar dalam sejarah hidup Nabi yang terjadi di bulan Ramadhan? Berikut ulasannya.

1. Bulan diturunkannya Al-Qur’an

Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan.
Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah Nabi menerima wahyu pertama.

Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi.

Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyu’ di sana selama beberapa hari.
Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tata cara yang dipakai kakeknya, Nabi Ibrahim As.

Di tengah-tengah peribadatannya di gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya.
“Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur sosok malaikat itu. Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa.
Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.

2. Perang Badar

Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala.

Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir.

Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat. Kaum kafir Quraisy lari sejadi-jadinya, kaum Muslim mengejar mereka, membunuh, dan menawan.

Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal.

Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan Muslim yang gugur, demikian pula memakamkan kafir yang terbunuh. Beliau kembali ke Madinah disambut senandung nan indah oleh pemuda-pemuda Madinah:

“Telah datang sang purnama kepada kami, dari bukit Tsaniyyah al-Wada’. Wajib bagi kita bersyukur, selagi orang berdoa senantiasa memanjatkan do’a. Duhai Rasul kami, engkau datang dengan membawa ketaatan”.

Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.

3. Pembebasan Kota Makah

Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabtanya berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah).

Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul.

Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang.

Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).

Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tidak bisa dihindarkan lagi. Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyerah.

Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360. Selepas itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah shalat di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam.

Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk tidak berdaya harap-harap cemas. Mereka yang dahulu menyakiti, mengusir dan berencana membunuh Nabi menunggu keputusan beliau memperlakukan mereka.
Bisa saja Rasul membunuh mereka. Namun dengan belas kasihnya yang luas, beliau memaafkan dan membebaskan mereka. “Pergilah, Kalian bebas”, pungkas Nabi.

(Tribun Jateng/Wahyu Ardianti Woro Seto, TribunJakarta/Muji Lestari)

#Ramadhan2021 #AmalanRamadhan

Baca juga: Hukum Menggosok Gigi, Berkumur, atau Bersiwak saat Ramadhan, Apakah Membatalkan Puasa?

Baca juga: 7 Waktu Mustajab Panjatkan Doa di Bulan Ramadhan: Sahur, Buka Puasa, Hingga Malam Lailatul Qadar

Sumber: Tribun Jateng
Tags:
Ramadhan 2021amalan RamadhanRamadhan 1442 HRamadhanpuasabuka puasasahurpahala
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved