Breaking News:

Virus Corona

Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilakukan saat Ramadan, Ada Pembagian Waktunya, Ini Penjelasan Presiden

Proses vaksinasi akan tetap dilakukan ketika masuk bulan Ramadan, ada pun pembagian waktunya, simak penjelasan dari Presiden

Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Dhimas Yanuar
YouTube Sekretariat Presiden
Saat Presiden Joko Widodo akan disuntik vaksin Covid-19 

Reporter: Nafis Abdulhakim

TRIBUNSTYLE.COM - Proses penyaluran vaksin Covid-19 akan tetap dilakukan ketika memasuki bulan Ramadan.

Rencana tersebut pun didukung oleh Wakil Presiden Maruf Amin.

Melansir Wartakotalive.com, menurutnya hal itu bukan menjadi masalah.

"Karena itu bukan masuk dari lubang, kalau dari lubang hidung, dari mulut, kalau ini kan enggak," kata Maruf Amin kepada wartawan di Bekasi, Kamis (18/2/2021).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan untuk vaksinasi pada umat muslim saat bulan Ramadan akan dilakukan pada malam hari.

Sementara itu, bagi umat non muslim akan divaksin pada siang hari.

Baca juga: Mulai 17 Februari, Vaksin Tahap 2 Bakal Disalurkan ke Para Pekerja Bidang Ini, Simak Rinciannya

Baca juga: KABAR BAIK Pakar Sebut Vaksin Potensi Ringankan Dampak Varian Baru Covid-19, Hanya Jadi Sakit Pilek

Vaksin AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca. (SHUTTERSTOCK/rafapress)

"Di bulan puasa, vaksinasi dilakukan malam hari."

"Yang di kawasan non muslim tetap siang hari," kata Jokowi saat bertemu pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/2/2021).

Menurut Jokowi, program vaksinasi harus tetap dilakukan demi terbentuknya kekebalan tubuh terhadap virus corona.

Adapun 182 juta penduduk yang membutuhkan vaksin Covid-19 ini.

Jokowi mengatakan, sat ini sudah mendapat komitmen pengadaan 140 juta vaksin dari Sinovac, AstraZeneca sebanyak 50 juta, Pfizer 50 juta, dan Novavac 50 juta.

Sementara itu, kebutuhan vaksin sebesar 426 juta dosis.

"Jadi kita masih kekurangan sekitar 120 juta dosis vaksin," ungkap Jokowi.

Update Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 1.149.939 (78,29%) penduduk hingga Rabu (17/2/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 597.328 (40,67%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 44 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jawa Tengah Masih Dominan, Jakarta Ada 5

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Baca juga: DAFTAR Terbaru 15 Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Papua Terbanyak, Disusul Nias dan Maluku Utara

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 1.865.080 orang.

Vaksin COvid-19 Sinovac.
Vaksin COvid-19 Sinovac. (ABC News/Steve Wang)

Sebelumnya diberitakan, pemerintah menyalurkan vaksin Covid-19 tahap kedua.

Pemberian vaksin virus corona ini akan dilakukan mulai Rabu (17/2/2021).

Masyarakat yang akan divaksinasi adalah mereka berstatus sebagai pekerja publik.

Serta melanjutkan vaksinasi bagi lansia usia 60 tahun ke atas.

Program vaksinasi kedua ini diharapkan selesai pada Mei 2021 mendatang.

Melansir Tribunnews.com, total sasran vaksinasi tahap kedua mencapai 38,5 juta orang.

Jumlah tersebut terdiri dari 16,9 juta pekerja dan 21,5 juta lansia.

Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021).
Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021). (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

Adapun keterangan dari Kemenkes perihal pemberian vaksin tahap kedua ini.

Vaksin Covid-19, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM MARS, menjelaskan akan diberikan ke kelompok masyarakat dengan tingkat interaksi dan mobilitas yang tinggi.

Sehingga, kelompok masyarakat tersebut sangat rentan terpapar vidru Covid-19.

“Ketika mereka terlindungi lewat vaksinasi, maka kita dapat menurunkan laju penyebaran virus, mengurangi beban rumah sakit serta membantu tenaga kesehatan,” ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Senin.

Guru juga mendapatkan vaksin pada tahap kedua ini.

Pemerintah memberikan prioritas kepada guru agar membantu murid-murid yang tidak dapat belajar online.

Selanjutnya, guru bisa segera melakukan proses belajar dan mengajar secara tatap muka.

Selain itu, TNI, Polri, serta kelompok pekerja keamanan juga mendapatkan vaksin di tahap kedua ini.

Ini dikarenakan mereka memiliki peran penting dalam membantu meningkatkan proses Tracing atau penelusuran kontak.

Sehingga, ke depannya bisa menentukan langkah-langkah yang diperlukan sejak dini untuk menurunkan tingkat penyebaran Covid-19.

Pemerintah juga memprioritaskan pekerja transportasi publik.

Dalam hal ini mencakup pekerja tiket dan masinis kereta api, pekerja bandara, pilot, pramugari, pekerja pelabuhan, pekerja Trans Jakarta dan MRT, supir bus, kernet, kondektur, sopir taksi, dan ojek online.

Tahap awal, vaksin akan diberikan kepada pekerja publik yakni pedagang pasar di Pasar Tanah Abang.

Vaksinasi untuk para pedagang pasar akan berlangsung selama 6 hari.

Reisa Broto Asmoro saat disuntik vaksin Covid-19 di Istana Merdeka.
Reisa Broto Asmoro saat disuntik vaksin Covid-19 di Istana Merdeka. (YouTube Sekretariat Presiden)

Pemerintah menargetkan 55.000 pedagang di Pasar Tanah Abang.

Besarnya target vaksinasi tahap kedua, pemerintah akan melakukan proses vaksin secara bertahap.

Dimulai pada 7 provinsi di Jawa dan Bali.

Lantaran, provinsi-provinsi di dua pulau tersebut merupakan zona merah dengan jumlah pasien dan tingkat penyebaran yang tinggi.

Jika dikalkulasi, sekira ada 70 persen kasus Covid-19 yang ada di 7 provinsi ini sehingga akan mendapatkan prioritas.

Kemudian, sebanyak 30 persen lainnya akan dibagikan ke provinsi lain.

“Kami meminta agar pemerintah daerah segera menghabiskan vaksin Tahap 1 yang sudah didistribusikan sebelum kami mengirim pasokan berikutnya, mengingat vaksin ini ada batas kedaluarsanya yaitu enam bulan,” ungkap dr Maxi.

Simak daftar penerima vaksinasi tahap kedua yang dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

1. Pendidik (guru dan dosen)

2. Pedagang pasar

3. Tokoh agama

4. Wakil rakyat

5. Pejabat negara

6. Pegawai pemerintah

7. TNI, Polri, Satpol PP

8. Pelayan publik (perangkat desa, BUMN, BUMD, pemadam kebakaran)

9. Pekerja transportasi publik

10. Atlet

11. Wartawan/Jurnalis

12. Pelaku sektor pariwisata (staf hotel, restoran, dan tempat wisata).

(TribunStyle.com/Nafis,Wartakotalive)

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Vaksinasi Covid-19 Tetap Lanjut di Bulan Ramadan, Umat Muslim Disuntik Malam Hari, Non Muslim Siang

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
vaksin Covid-19virus coronaCovid-19Joko WidodoNafis Abdulhakim
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved