Kecelakaan Sriwijaya Air
PILU Istri Riyanto Korban SJ 182, Mimpi Almarhum Pulang, Tangis Anak Pecah: Pengin Telepon Bapaknya
Jenazah Riyanto korban Sriwijaya Air SJ 182 teridentifikasi, istri pilu ungkap mimpikan almarhum pulang, sang anak terus menangis.
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
TRIBUNSTYLE.COM - Pilu keluarga Riyanto (32) ungkap video call beberapa jam sebelum kecelakaan pesawat Sriwijaya Air menjadi percakapan terakhir kalinya dengan almarhum.
Tak berselang lama usai menutup telepon, keluarga dikejutkan dengan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang membawa Riyanto dan sang kakak, Suyanto (40).
Setelah tiga pekan pencarian, kini jenazah kakak beradik Riyanto dan Suyanto dimakamkan bersebelahan di Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Minggu (31/1/2021).
Anaknya menangis ingin menelepon sang ayah
Sebelum peristiwa jatuhnya pesawat, istri Riyanto yang bernama Ernawati dan anaknya yang masih kecil melakukan video call dengan Riyanto.
Mereka bercakap-cakap melalui telepon sekitar pukul 13.00 WIB.
Baca juga: TANGIS Pilu Ayah Sambut Jenazah Kakak Beradik Korban SJ 182: Berangkat Rapi, Kenapa Pulang Begini
Baca juga: LEBIH TRAGIS dari Kisah Lion Air, Relawan Sriwijaya Air Kelu Ditanya Bagaimana Jenazah Keluargaku

Kakak ipar Riyanto, Mustofa mengatakan, selang beberapa jam kemudian sang anak kembali merengek ingin menelepon Riyanto.
Namun keluarga justru mendapatkan kabar mengejutkan bahwa pesawat yang ditumpang Riyanto hilang kontak empat menit usai lepas landas.
"Jam tiga sore anaknya (Riyanto) nangis pengin telepon bapaknya terus tapi sudah tidak bisa. Terus jam 5 sore dapat berita breaking news atau dari Facebook ada gambar pesawat Sriwijaya hilang kontak," tutur Mustofa pada Senin (11/1/2021).
Mustofa kemudian mengecek WhatsApp Riyanto. Benar saja, pria asal Sragen itu menjadi salah satu penumpang Sriwijaya Air.
"Tak lihat story (WA) terakhir Riyanto foto tiket pesawat, ternyata sama Sriwijaya Air. Saya pulang kerja langsung ke sini (rumah Riyanto). Di sini sudah ramai orang," kata dia.

Mustafa menuturkan, kepergian Riyanto ke Pontianak ialah untuk membantu sang kakak Suyanto yang merupakan pemborong salah satu perusahaan di Jakarta.
Keduanya berangkat ke Pontianak untuk mengerjakan pemasangan rolling door.
Riyanto sempat mencari persyaratan tes PCR untuk naik pesawat beberapa hari sebelum Sriwijaya Air Jatuh pada Sabtu (9/1/2021).
Ia pun pergi ke Jakarta pada Kamis (7/1/2021).
"Senin atau Selasa itu cari test swab PCR. Di Sragen ini tidak ada yang cepat hasilnya. Tidak ada yang langsung jadi. Terus sudah niat tidak mau berangkat," tutur dia.
"Rabu malam berangkat ke Jakarta. Kamis sampai di Jakarta. Terus Jumat cari test swab itu. Sabtu pagi dapat hasilnya terus berangkat ke bandara (Soekarno-Hatta) untuk ke Pontianak," kata dia.
Pesawat Sriwijaya Air jatuh

Keluarga menerima kabar duka.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 192 rute Jakarta-Pontianak yang dinaiki kakak beradik Riyanto dan Suyanto terjatuh, empat menit usai lepas landas.
Seharusnya pesawat tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 15.15 WIB, namun pesawat bernomor penerbangan SJ 182 itu tak kunjung datang.
Kontak terakhir pesawat tersebut terjadi pada pukul 14.40 WIB.
Ketika terjatuh, pesawat membawa 62 orang yang terdiri dari kru dan penumpang.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ketika bersama istri almarhum Riyanto dan Suyanto, Sabtu (30/1/2021). (Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani)
Sang istri mimpikan almarhum pulang sambil tersenyum
Melansir Tribun Jateng, Istri Riyanto, Ernawati mengaku terus memimpikan suaminya pulang selama masa pencarian korban jatuhnya pesawat.
Ernawati bahkan menghitung telah tiga kali memimpikan Riyanto.
"Saya memimpikan suami saya datang ke rumah, datang dengan tersenyum kepada saya, terlihat bahagia. Udah tiga kali selama 20 hari ini," tutur Erna pilu, seperti dilansir dari Tribun Jateng.
Sang anak yang masih kecil pun terus menangis mencari sosok sang ayah setiap bangun tidur.
Jenazah teridentifikasi pada 29 Januari 2021
Pada 29 Januari 2021, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi jenazah Riyanto dan Suyanto.
Jenazah dipastikan adalah kakak beradik asal Sragen berdasarkan hasil pencocokan DNA antemortem dan postmortem.
Kakak beradik itu teridentifikasi bersamaan dengan jenazah sang pilot pesawat, Kapten Afwan.
"Pertama korban atas nama Afwan RZ, kedua atas nama Suyanto (40) ketiga atas nama Riyanto (32)," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono.
Sementara itu, Kepala Desa Katelan Kunto Cahyono menjelaskan, dua jenazah akan diberangkatkan dari Jakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta pada Minggu (31/1/2021).
Kemudian dari Yogyakarta dibawa menuju Sragen melalui perjalanan darat.
"Dilanjutkan perjalanan darat dari Yogyakarta ke Sragen kira-kira sampai rumah duka sekitar jam 12.00 WIB," kata Kunto.

Dimakamkan bersebelahan
Jenazah kakak beradik tersebut dimakamkan bersebelahan di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (31/1/2021).
Isak tangis keluarga pun pecah saat peti jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Tengaran, Katelan, Sragen sekitar pukul 11.45 WIB.
"Pemakaman dalam satu tempat di pemakaman Tengaran. Dari pihak Sriwijaya Air juga hadir di sini untuk proses pemakaman," ujar Kunto di Sragen, Jawa Tengah.
Sang ayahanda dua kakak beradik tersebut, Wagiyo (66) menuturkan, telah mengikhlaskan kepergian anak-anak mereka.
"Saya ikhlas apa pun yang terjadi. Yang penting jasadnya ditemukan," kata Wagiyo. (Kompas.com/Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Duka Keluarga Riyanto, Mimpikan Kepulangan Almarhum hingga Makamkan Jenazah 3 Pekan Usai Jatuhnya Sriwijaya Air