Kecelakaan Sriwijaya Air
TANGIS Orangtua Lihat Nama Anak Nomor 1 Korban Sriwijaya Air, Tak Disangka Masih Hidup Berkat Ini
Orangtua menangis tahu nama anaknya dalam daftar manifes Sriwijaya Air, ternyata masih hidup dan sampai di Pontianak dengan selamat
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Orangtua mengira anaknya jadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 karena namanya masuk dalam daftar penumpang Boeing 737-500 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Pria bernama Paulus Yulius Kollo (24) ini memang masuk dalam daftar dan jadi urutan pertama.
Namun, dirinya sampai ke Pontianak dengan selamat.
Pria asal Kupang, NTT, itu rupanya batal naik pesawat Sriwijaya Air tersebut.
Yulius kemudian menceritakan hal yang dialaminya sebagai calon penumpang pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.
Baca juga: CERITA Ngeri Ajie Evakuasi Korban Sriwijaya Air di Dasar Laut, Akui Khawatir: Kaya Masuk Dunia Lain
Baca juga: Menyayat Hati, Inilah Daftar Temuan Baru Barang Milik Korban Sriwijaya Air yang Hancur di Dasar Laut

Ia juga mengaku sudah mengetahui kabar pesawat yang akan dinaikinya sebelumnya mengalami kecelakaan dari pelabuhan.
Yulius mengatakan bahwa keluarganya begitu khawatir karena kabar pesawat jatuh tersebut.
"Keluarga sempat khawatir dengan adanya kejadian tersebut," kata Yulius, sebagaimana dilansir dari TribunPontianak.co.id.
Hal yang membuat keluarganya begitu khawatir karena Yulius tak memberikan kabar jika dirinya tak jadi naik pesawat.
Ia juga tak mengabari orangtuanya karena telah beralih menggunakan kapal laut.
"Waktu kami membatalkan tiket penerbangan tidak memberikan informasi kepada pihak maskapai Sriwijaya Air," katanya.
"Setahu orang-orang kami menaiki pesawat padahal kami sudah beralih menggunakan kapal laut," lanjutnya.

Hal tersebut yang membuat namanya masih tercatat sebagai penumpang pesawat SJ 182.
"Jadi, tiket kami juga aktif di pihak maskapai Sriwijaya Air, tutur Yulius.
Kemudian, orangtuanya menunggu kabar dengan khawatir dari tanggal 9 malam hingga tanggal 10 pagi.