Breaking News:

Virus Corona

Ahli Epidemiologi Ingatkan Vaksin Virus Corona Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi Covid-19

Vaksin hanyalah salah satu cara untuk membangun kekebalan individual dan perlindungan masyarakat.

Editor: Dhimas Yanuar
ABC News/Steve Wang
Vaksin COvid-19 Sinovac. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNSTYLE - Sejumlah pemahaman keliru terkait vaksinasi masih sering terjadi di masyarakat.

Peneliti pandemi sekaligus epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan, vaksin bukanlah solusi ajaib dalam mengakhiri pandemi Covid-19.

Vaksin hanyalah salah satu cara untuk membangun kekebalan individual dan perlindungan masyarakat.

"Harus diketahui, tidak ada vaksin yang sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan untuk tertular Covid-19, hanya saja diharapkan dampaknya tidak terlalu parah," ujarnya dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (2/2/2021).

Dicky memaparkan, sejauh ini tidak ada pandemi yang selesai dengan vaksin.

Baca juga: Daftar Nakes Penerima Vaksin Covid-19 Tahap 1 Sudah Keluar, Belum Dapat? Segera Lengkapi Data Ini

Baca juga: DAFTAR Penerima Vaksin Covid-19 Tahap 1 Sudah Keluar, Warga Diminta Cek, Masukkan NIK, Ini Linknya

Epidemiolog Univ Griffith Australia, Dicky Budiman, menanggapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang terjadi Jumat (28/8/2020) ini.
Epidemiolog Univ Griffith Australia, Dicky Budiman, menanggapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang terjadi Jumat (28/8/2020) ini. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Contohnya cacar, walau vaksin ada namun selesai penyakit tersebut memerlukan waktu 200 tahun. Begitu juga polio baru selesai dalam 50 tahun.

"Sehingga program vaksinasi untik seluruh masyarakat mungkin butuh waktu 12 bulan atau lebih. Dan meski telah menerima vaksinasi, kewajiban 5M tetap harus dilakukan, karena akan tetap ada sebagian masyarakat yang tidak terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri," jelas Dicky.

Dicky melanjutkan, keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yang sudah melandai.

"Fakta yang terjadi di Indonesia kurvanya masih terus naik, dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lebih lama untuk menciptakan herd immunity," terang Dicky.

--

Namamu sudah masuk penerima vaksin Covid-19 gratis? Ketahui calon 4 vaksin yang sudah ada dan siap dipakai di Indonesia.

Presiden Joko Widodo memastikan bahwa program vaksinasi Covid-19 sudah siap dilaksanakan.

DIlansir dari Kompas.com, Indonesia sudah siap menggelar vaksinasi gratis di tahun 2021 ini.

Ia menyebut bahwa pemerintah telah mengamankan sejumlah stok vaksin yang ada di dunia.

"Tahun ini, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal Covid-19."

"Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," kata Jokowi melalui akun Twitter miliknya, @ jokowi, Jumat (1/1/2021).

Presiden Jokowi juga menyinggung siap memulihkan ekonomi warga dengan awal mula vaksinasi gratis ini.

Baca juga: LINK Cek Apakah Namamu Masuk Calon Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Begini Caranya

Baca juga: SELAIN SMS, Ini Cara Mudah Cek Apakah Anda Calon Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Hanya Masukkan NIK

Vaksin COvid-19 Sinovac.
Vaksin COvid-19 Sinovac. (ABC News/Steve Wang)

Pemerintah akan melanjutkan program perlindungan sosial, mulai dari kartu sembako, bantuan sosial tunai, hingga Kartu Prakerja.

Ia juga memastikan bahwa tahun 2021 akan tetap diisi dengan pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia seperti yang telah dicanangkan sebelumnya.

"Anggaran besar kita kucurkan untuk pembangunan bendungan, jaringan irigasi, jalan, jalur kereta api, bandara, sampai rumah-rumah susun di seluruh Indonesia," ujar Jokowi.

Kepala Negara pun mengajak semua pihak untuk menyambut tahun baru 2021 dengan penuh semangat dan harapan.

"Kita memasuki tahun 2021 dengan langkah yang lebih tegap."

"Pelajaran yang mahal, pengorbanan tiada tepermanai selama masa pandemi, membuat kita lebih siap," kata dia.

Presiden Jokowi mengikuti video conference yang diikuti oleh para gubernur, menteri, dan gugus tugas daerah, saat berkunjung ke kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020). Ini adalah untuk kali pertama Jokowi mengunjungi kantor Gugus Tugas, sebelumnya rapat dengan jajaran Gugus Tugas biasa dilakukan lewat video conference dari Istana Kepresidenan.
Presiden Jokowi mengikuti video conference yang diikuti oleh para gubernur, menteri, dan gugus tugas daerah, saat berkunjung ke kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020). Ini adalah untuk kali pertama Jokowi mengunjungi kantor Gugus Tugas, sebelumnya rapat dengan jajaran Gugus Tugas biasa dilakukan lewat video conference dari Istana Kepresidenan. (SETPRES/AGUS SUPARTO)

Baca juga: Muncul Varian Baru Virus Corona, Apakah Vaksin Covid-19 Bisa Tangkal? Ini Penjelasan Satgas

Baca juga: Tenaga Kesehatan Urutan Pertama Mendapat Vaksin Covid-19, Ini Tahapan Penerima Vaksin di Indonesia

Ketersediaan Vaksin

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sebelumnya memastikan bahwa  pemerintah akan meneken kerja sama pengadaan vaksin.

Diantaranya dengan AstraZeneca dan Pfizer.

"Kita akan segera tanda tangan dengan AstraZeneca 100 juta dosis vaksin, sebagian firm, sebagian opsi," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

"Dan segera juga tanda tangan kontrak BioNtech Pfizer untuk 100 juta di mana 50 juta firm dan sisanya opsi," tutur dia.

Selain dua jenis vaksin tersebut, pemerintah juga telah menekan kontrak pengadaan 125 juta dosis vaksin Covid-19 dengan Sinovac.

Jika masih dibutuhkan, pemerintah dapat menambah jumlah vaksin ini.

Pemerintah juga telah menandatangani kerja sama dengan Novavax untuk mengadakan 100 juta dosis vaksin.

"Jadi total sekitar 400 juta dosis vaksin, 100 juta akan didatangkan dari Cina, 100-an juta dari Novavax perusahaan Amerika-Kanada, 100 juta dari AstraZeneca perusahaan dari London Inggris, 100-an juta lagi dari Pfizer gabungan Jerman dan Amerika," ujar Budi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian virus baru Corona atau SARS-CoV-2/B117 mudah menular.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian virus baru Corona atau SARS-CoV-2/B117 mudah menular. (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Vaksin Sinovac Telah Diuji Coba di Turki dan Brasil, Disebut 91% Efektif Melawan Covid-19

Baca juga: Seorang Sukarelawan di Brazil Meninggal, Uji Coba Vaksin AstraZeneca dan Oxford Tetap Dilanjutkan

Baca juga: Apakah Vaksin Covid-19 Bakal Jadi Penyelamat? Ini 10 Penyakit yang Berhasil Ditangani dengan Vaksin

--

Inilah cara mudah untuk mengecek apakah anda masuk dalam calon penerima vaksin Covid-19 tahap I atau bukan.

Tanpa syarat apapun, semua masyarakat Indonesia akan mendapatkan vaksin Covid-19 secara gratis.

Namun tentunya ada golongan tertentu yang diutamakan segera mendapatkan vaksin Covid-19 tersebut lebih dulu.

Nah, apakah Anda termasuk dalam calon penerima vaksin Covid-19 tahap I ini?

Saat ini, masyarakat bisa mengecek status vaksinasi, apakah sudah termasuk calon penerima vaksin Covid-19 gratis atau belum.

Pengecekan bisa dilakukan lewat situs milik pemerintah Peduli Lindungi di laman pedulilindungi.id/cek-nik.

Baca juga: Muncul Varian Baru Virus Corona, Apakah Vaksin Covid-19 Bisa Tangkal? Ini Penjelasan Satgas

Baca juga: Jangan Khawatir Tak Kebagian! Pemerintah Pastikan Siap 330 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Berbagai Merk

Pemberitahuan status vaksin Covid-19 apabila belum masuk calon penerima vaksin Covid-19 (tengah) dan jika sudah masuk calon penerima vaksin Covid-19 (paling kanan)
Pemberitahuan status vaksin Covid-19 apabila belum masuk calon penerima vaksin Covid-19 (tengah) dan jika sudah masuk calon penerima vaksin Covid-19 (paling kanan) (Kompas.com/Wahyunanda Kusuma)

Kemudian, cukup masukkan NIK (nomor di KTP) serta kode captcha yang terdapat di kiri kolom input.

Nantinya, akan muncul pemberitahuan apakah NIK Anda sudah termasuk calon penerima vaksin Covid-19 atau belum.

Jika nama Anda tidak tercantum sebagai calon penerima vaksin, ini artinya Anda belum termasuk dalam kelompok pertama penerima vaksin.

Kemenkes memperkirakan, jadwal vaksinasi untuk kategori prioritas pertama bisa dimulai antara 15-25 Januari 2021.

SMS pemberitahuan

Selain pengecekan di laman tersebut, calon penerima vaksin Covid-19 akan menerima SMS dari Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Vaksin Sinovac Telah Diuji Coba di Turki dan Brasil, Disebut 91% Efektif Melawan Covid-19

Pengiriman SMS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK/01.07/Menkes/12757/2020 tentang Penetapan Sasaran Peaksanaan Vaksinasi Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Nadia Tarmizi, mengatakan, pengiriman SMS akan dimulai tanggal 31 Desember 2020.

SMS tersebut akan dikirimkan oleh "Kemenkes" atau "Kominfo" atau "Vaksin Covid-19" atau "PEDULI COVID".

Bagi masyarakat yang menerima SMS ini dipastikan masuk prioritas pertama vaksinasi virus corona.

Mereka adalah kelompok masyarakat usia 18-59 tahun yang diutamakan dari tenaga kesehatan.

Vaksin Covid-19 Moderna.
Vaksin Covid-19 Moderna. (AFP/Joel Saget)

Setelah mendapatkan SMS, mereka akan diarahkan melakukan registrasi ulang secara elektrinik melalui aplikasi PeduliLindungi atau situs pedulilundungi.id.

Calon penerima vaksin Covid-19 juga bisa melakukan panggilan ke *119# untuk melakukan registrasi ulang.

Melansir Kompas TV, selain tenaga kesehatan, pemerintah juga akan meprioritaskan vaksin kepada TNI, POLRI, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya.

Setelah itu, vaksin akan diberikan kepada tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah kecamatan, perangkat desa, dan perangkat RT/RW.

Prioritas vaksin Covid-19 berikutnya akan diberikan kepada guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, atau setingkat/sederajat, dan perguruan tinggi, aparatur kementerian/lembaga, aparatur organisasi perangkat Pemda, dan anggota legislatif.

Selanjutnya, masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, ekonomi dan masyarakat pelaku perekonomian lainnya akan menjadi prioritas vaksin berikutnya.

Jangan Khawatir Tak Kebagian! Pemerintah Pastikan Siap 330 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Berbagai Merk

enteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah sudah pasti mendapatkan 330 juta dosis vaksin dari kebutuhan 425 juta dosis vaksin.

Sementara itu 330 juta dosis lagi sifatnya opsional.

"Kita sudah men-secure, yang pastinya sekitar 330 juta dengan opsi sekitar 330 juta sehingga kita sudah secure 660 juta dosis vaksin," kata dia dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (29/12/2020).

Jumlah tersebut menurut Menkes sudah terbilang aman, apabila kedepannya ada beberapa jenis vaksin yang gagal uji klinik atau proses pengirimannya terhambat.

"Sehingga kita harapkan di awal tahun depan semua proses mengenai kesiapan pengadaan vaksin sudah selesai," katanya.

Dari 660 juta dosis vaksin tersebut menurut Budi 400 juta diantaranya merupakan hasil kerjasama dengan sejumlah perusahaan farmasi diantaranya, Sinovac, Novovax, AstraZeneca, dan Pfizer

"100 juta (dosis) akan didatangkan dari China, 100an juta dari Novovax, perusahaan Amerika-Kanada, 100 juta dari Astrazeneca perusahaan dari London-Inggris, 100an juta lagi dari Pfizer gabungan Jerman dan Amerika," katanya.

Vaksin-vaksin tersebut menurut Budi akan datang secara bertahap ke Indonesia.

Sehingga diharapkan 181 juta masyarakat dapat segera divaksinasi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com dengan judul "Cara Cek Apakah Anda Calon Penerima Vaksin Gratis, Ini Linknya, Pemerintah Sudah Pastikan Dapat 330 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Berbagai Merk,dan "Jokowi: Indonesia Telah Amankan Vaksin Covid-19 Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer"

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Epidemiolog Ingatkan Vaksin Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi Covid-19

(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa) (Tribunstyle/Dhimas)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
virus coronaCovid-19vaksin Covid-19
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved