Virus Corona
Mengenal Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Ditandai dengan Suka Melamun seperti Orang Patah Hati
Apa itu delirium? Gejala baru Covid-19, ditandai dengan suka melamun seperti orang patah hati.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Apa itu delirium? Gejala baru Covid-19, ditandai dengan suka melamun seperti orang patah hati.
Delirium disebut sebagai salah satu gejala baru pasien virus corona baru-baru ini.
Informasi tersebut pun beredar di media sosial.
Salah satunya dibagikan melalui Twitter oleh akun @HistoriDunia2.
"Kamu harus tau," tulis akun tersebut seraya membagikan gambar infografis terkait delirium, Kamis (10/12/2020).
Pada gambar itu, disebutkan bahwa gejala-gejala delirium adalah sebagai berikut.
Baca juga: Jangan Dilakukan Lagi, Ternyata Ini Bahaya Kebiasaan Menurunkan Masker ke Dagu di Tengah Covid-19
Baca juga: Komplikasi Covid-19, Penyanyi Anggota Country Music Hall of Fame, Charley Pride Meninggal Dunia
- Sulit fokus dan mudah teralihkan.
- Suka melamun dan lamban bereaksi.
- Daya ingat menurun.
- Kesulitan berbicara.
- Berhalusinasi.
- Mudah tersinggung dan mood berubah mendadak.
- Sering gelisah.
- Kebiasaan tidur berubah.
Cuitan itu pun viral, beberapa warganet menyebut gejala delirium mirip dengan ketika orang sedang patah hati.
"Gejalanya kayak pas patah hati. Jadi yg mau patah hati, ini momen terbaik buat alasan," tulis akun @HarbieMunia pada kolom komentar.
"Gejalanya sama kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya," tulis akun @raciki_.
Apa Itu Delirium?
Delirium bukan hal yang baru dalam bidang kedokteran.
Perubahan perilaku akibat delirium disebabkan oleh fungsi otak yang mengalami gangguan, sehingga perilaku dan mental ikut berubah.
Melansir Kompas.com, sebuah studi menyebutkan bahwa delirium umumnya dialami pasien Covid-19 yang berusia lanjut.
Dokter Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr Gina Anindyajati SpKJ mengatakan, delirium menunjukkan terjadi perburukan dari suatu kondisi medis tertentu pada seseorang.
Ia menjelaskan, delirium adalah suatu kondisi perubahan kesadaran yang onset-nya akut dan terjadi secara mendadak.
"Orang yang mengalami delirium menunjukkan adanya gangguan tingkat kesadaran, perhatian, kognitif (kemampuan berpikir), dan persepsi yang terjadi secara fluktuatif (berubah-ubah dari waktu ke waktu)," ujar Gina, Jumat (11/12/2020), dikutip dari Kompas.com.

Bukan Gejala Baru
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, menegaskan bahwa delirium bukanlah gejala baru terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.
"Sebetulnya bukan gejala baru. Sudah pernah dipublikasikan. Di medio November juga sudah ada, baik di Amerika maupun di Inggris," tuturnya, Kamis (10/12/2020), dikutip dari Kompas TV.
Delirium ini, kata Zubairi, merupakan gangguan pada saraf pusat.
Biasanya gejala ini ditemukan pada pasien Covid-19 yang berusia lanjut.
Gejalanya, pasien yang terinfeksi Covid-19 menjadi susah konsentrasi, agak gelisah, dan orientasinya menjadi kurang.

Cara Mengobati Delirium
Melansir Healthline, tergantung pada penyebab delirium, pengobatan mungkin termasuk minum atau menghentikan obat tertentu.
Pada orang dewasa yang lebih tua, diagnosis yang akurat penting untuk pengobatan, karena gejala delirium mirip dengan demensia, tetapi pengobatannya sangat berbeda.
Dokter akan meresepkan obat untuk mengatasi penyebab yang mendasari Delirium.
Jika infeksi bakteri menyebabkan gejala delirium, antibiotik mungkin diresepkan.
Konsultasi ke dokter mungkin bisa membantu jika Anda mengalami gejala delirium.
Dalam semua kasus, konseling dimaksudkan untuk membuat pasien merasa nyaman dan memberinya tempat yang aman untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Baca juga: Sering Dibawa Kemana-mana, Simak Cara Mudah dan Aman Membersihkan HP Agar Terhindar dari Covid-19
Baca juga: 10 Bulan Tutup karena Pandemi Covid-19, Klub Malam Ini Sekarang Malah Jadi Tempat untuk Donor Darah