Breaking News:

Virus Corona

WHO Sarankan Penggunaan Obat Remdesivir sebagai Pengobatan Covid-19 untuk Pasien Dirawat

World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Editor: Dhimas Yanuar
Shutterstock/felipe caparros
Remdesivir 

TRIBUNSTYLE.COM –  World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

WHO menyampaikan imbauan tersebut terlepas dari seberapa parah pasien Covid-19 merasakan sakit.

Saat ini tidak ada bukti remdesivir meningkatkan kelangsungan hidup pasien atau perlu diberi ventilasi.

Grup Pengembangan Panduan WHO (GDG) mendasarkan rekomendasinya pada tinjauan bukti baru dan membandingkan efek beberapa perawatan obat pada lebih dari 7.000 pasien.

Baca juga: Jumlah Kasus Meningkat, India Masih di Urutan 2, Update Covid-19 Dunia, Jumat, 20 November 2020

Baca juga: Kasus Covid-19 di Rusia Tembus 2 Juta, Inilah Update Virus Corona Dunia Hari Ini, 19 November 2020

Ilustrasi remdesivir yang digunakan sebagai obat Covid-19. World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Ilustrasi remdesivir yang digunakan sebagai obat Covid-19. World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. (TrialSite News)

Mengutip Al Jazeera, panel ahli yang mencakup empat pasien yang pernah menderita Covid-19 pun memberikan kesimpulan.

"Remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien, seperti kebutuhan ventilasi mekanis atau waktu untuk perbaikan klinis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Pada Oktober, WHO mengatakan uji coba Solidaritas global yang menggunakan remdesivir dalam perawatan rumah sakit, menemukan remdesivir tidak banyak berpengaruh pada lamanya waktu pasien dirawat di rumah sakit atau kelangsungan hidup mereka.

Perhatian Dunia pada Remdesivir

Untuk dicatat, remdesivir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Gilead Sciences dikenal sebagai pengobatan Ebola.

Remdesivir adalah satu diantara beberapa obat yang menarik perhatian dunia karena para dokter mencari cara yang lebih efektif untuk mengobati virus corona baru, yang muncul di China akhir tahun lalu.

Pada 1 Mei 2020, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, memberikan otoritasi untuk penggunaan remdesivir ketika keadaan darurat.

Presiden AS Donald Trump diberi remdesivir ketika dia dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada awal Oktober.

Obat tersebut juga mendapatkan persetujuan peraturan di beberapa negara lain.

Baca juga: Kasus Aktif Meningkat, Satgas Penaganan Covid-19 Ingatkan Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

Baca juga: UPDATE Virus Corona Nasional 19 November 2020, Bertambah 4.789, Total 483.518 Kasus Covid-19

Ilustrasi satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020.
Ilustrasi satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020. (Ulrich Perrey / POOL / AFP)

Pengobatan alternatif

Panel ahli mengakui pihaknya membuktikan remdesivir tidak bermanfaat sama sekali.

Halaman
12
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19WHO
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved