KABAR DUKA Pangeran Abdul Azim dari Brunei Meninggal di Usia 38 Tahun, Ini Sosoknya Semasa Hidup
Kabar duka datang dari Brunei Darussalam. Negara tetangga Indonesia ini baru saja kehilangan salah satu pangeran mereka, yakni Pangeran Abdul Azim.
Penulis: galuh palupi
Editor: Delta Lidina Putri
Pangeran Mateen lulus dari University of London pada 2016 dengan gelar Master of Arts dalam Studi Internasional dan Diplomasi.
Bukan hanya tampan, Pangeran Mateen juga memiliki berbagai prestasi baik dalam akademis maupun dalam bidang olahraga. Tak heran banyak orang terpesona dengan sosoknya.
Sosoknya dikenal berprestadi dan banyak dipuji di negaranya dan di Indonesia.
Hingga kini, Pangeran Mateen masih aktif dan kerap melakukan kerja-kerja sosial.
Berikut tujuh fakta tentang Pangeran Mateen yang menarik untuk diketahui:
1. Makin gagah dengan setelan jas terbaik
Baca juga: 7 Pesona Perut Roti Sobek & Dada Bidang Pangeran Brunei Abdul Mateen, Jadi Idola Baru Kaum Hawa

Perpaduan setelan jas dengan tubuh atletisnya bukan hanya menghasilkan penampilan yang mewah, tapi juga tampilan yang sempurna.
2. Pencinta olahraga
Ketika tumbuh dewasa, idola Prince Mateen adalah bintang sepak bola David Beckham. Tapi ketertarikannya pada olahraga bukan hanya sebatas sepak bola.
Prince Mateen aktif mengikuti berbagai kegiatan atletik. Seperti snorkeling, skydiving, golf, ski, mendayung, tinju, bulu tangkis, hingga menunggang kuda untuk bermain polo.
Bahkan, ia berhasil menorehkan prestasi pada salah satu olahraga favoritnya, polo dengan mewakili negaranya dalam SEA Games pada tahun 2017 dan 2019.
3. Seksi dan Pintar
Bukan hanya gelar Pangeran yang bisa ia banggakan, pangeran Mateen juga dikenal pintar dalam bidang akademis.
Setelah menyelesaikan program sarjana di King's College London, Pangeran Mateen lulus dengan gelar Sarjana Seni Politik Internasional dari Unicversity of London pada musim panas 2014.
Dan pada tahun 2016, ia dianugerahi gelar Master of Arts dalam Studi Internasional dan Diplomasi setelah menyelesaikan program pascasarjana di School of Oriental and African Studies, London.