Profil Tora Sudiro, Perjalanan Karier hingga Kisah Asmara Kontroversial dengan Mieke Amalia

Sebelum terjun di film, Tora adalah seorang pekerja asuransi, sound engineer dan periklanan.

Bahkan ia pernah sekolah di Selandia Baru untuk belajar ilmu sound engineer tersebut.

Tora pun tak punya latar belakang pendidikan film.

Pertama kali ia membintangi film Tragedi (2000).

Tapi film arahan Rudi Soedjarwo itu belum mengibarkan namanya.

Namanya baru berkibar setelah ia membintangi film Arisan!

Sejak saat itu, ia menjadi aktor langganan untuk sederet film populer.

Lebih dari 40 film telah ia bintangi.

Beberapa di antaranya adalah Nagabonar Jadi 2 (2007), Preman In Love (2009), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016), Miracle in Cell No. 7 (2020) dan masih banyak lagi.

Atas kecemerlangan aktingnya, Tora dianugerahi sederet penghargaan bergengsi seperti Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia (2004), Pemeran Utama Pria Terfavorit di Indonesian Movie Awards (2007).

Selain film, Tora juga berakting di belasan judul sinetron termasuk Malam Pertama (2003), Para Pencari Tuhan (2008) dan Tukang Bubur Naik Haji The Series (2014).

Beberapa judul FTV juga pernah dibintanginya, seperti Juni di Bulan Juli (2006) dan Laku Laki Lasut (2011).

Tora juga menjadi bintang untuk berbagai acara televisi yang turut mendongkrak popularitasnya seperti Extravaganza (2004) dan Malam Malam (2019-).

Selain menggeluti dunia akting dan pertelevisian, pria bertato ini juga bermusik.

Ia sempat membentuk grup band bersama dua mantan personel Clubeighties, yaitu Vincent Ryan Rompies dan Deddy Mahendra Desta yang bernama The Cash dan merilis single berjudul Diet.