Sering Berkeringat Saat Tidur Malam? Kenali 8 Penyebabnya, Salah Satunya Gejala Awal Kanker Limfoma
Penyebab sering berkeringat saat tidur malam, salah satunya gejala awal menderita kanker limfoma.
Editor: vega dhini lestari
Berdasarkan informasi tersebut, dokter dapat bekerja sama dengan Anda untuk membuat rencana perawatan yang mempertimbangkan gejala dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Penting juga untuk memberi tahu dokter tentang masalah tidur lain yang Anda alami.
Gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea (OSA), dapat menyebabkan kantuk di siang hari dan menurut beberapa penelitian mungkin juga menjadi faktor penyebab keringat malam.
Perawatan yang paling efektif untuk keringat malam akan bervariasi untuk setiap pasien dan harus selalu diawasi oleh ahli kesehatan.
Beberapa metode pengobatan potensial termasuk modifikasi terhadap lingkungan dan perilaku, terapi perilaku kognitif, serta pengobatan medis.
Berikut penjelasannya:
1. Perubahan lingkungan dan gaya hidup
Pendekatan standar untuk keringat malam, terutama yang berkaitan dengan menopause adalah mulai dengan mencoba perubahan langsung yang dapat meminimalkan frekuensi dan parahnya keringat malam.
Apa saja yang bisa dilakukan?
- Tidur di kamar tidur yang lebih dingin Kenaikan pakaian longgar
- Menghindari konsumsi kafein, alkohol, dan makanan pedas yang dapat menyebabkan lonjakan suhu tubuh dan menyebabkan keringat
- Minum air dingin
- Mempertahankan berat badan yang sehat
- Memanfaatkan teknik relaksasi
2. Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah jenis terapi bicara yang biasa digunakan untuk masalah kesehatan seperti depresi, kecemasan, dan insomnia.
Biasanya terapi perilaku kognitif dilakukan secara langsung oleh psikiater atau konselor.
Terapi perilaku kognitif sebagian besar didasarkan pada pembingkaian ulang pikiran negatif untuk mempromosikan tindakan yang lebih sehat.
Terapi perilaku kognitif untuk insomnia memiliki rekam jejak keberhasilan yang kuat, termasuk pada wanita menopause.
Penelitian telah menemukan bahwa terapi perilaku kognitif untuk hot flash dan keringat malam dapat mengurangi frekuensinya dan meningkatkan suasana hati serta kualitas hidup wanita menopause.
Terapi perilaku kognitif sangat mungkin disandingkan dengan pendekatan lain, seperti modifikasi perilaku, dan kemungkinan besar memiliki efek lebih besar pada penanganan keringat malam.
3. Pengobatan medis
Jika obat yang ada menyebabkan keringat malam, mengubah resep, dosis, atau waktu obat diminum dapat mengatasi keringat malam.
Jika keringat malam disebabkan oleh infeksi atau masalah hormon, pengobatan dapat membantu mengatasinya.
Untuk wanita menopause, pengobatan dapat dipertimbangkan jika perawatan perilaku tidak berhasil.
Beberapa jenis obat, terutama terapi hormon, dapat mengurangi keringat malam, tetapi obat ini dapat memiliki efek samping yang signifikan.
Seorang dokter berada dalam posisi terbaik untuk mendiskusikan manfaat dan kerugian dari obat tertentu.
Terapi alternatif dengan produk yang mengandung estrogen belum terbukti efektif dalam mengatasi hot flashes yang disebabkan oleh menopause.
Meskipun ini mungkin tersedia sebagai suplemen tanpa resep, pasien harus selalu berbicara dengan dokter mereka sebelum meminumnya untuk membantu mencegah kemungkinan reaksi yang merugikan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Penyebab Berkeringat Saat Tidur Malam dan Cara Mengatasinya"
