Buntut Pidato RM, Leader BTS, ARMY China Batalkan Pre-order Album BE hingga 800.000
Dampak pidato leadr BTS, RM, ARMY (sebutan penggemar BTS) di China batalkan pre-order album BE, Chinese Baidu Bars bisa tarik 800.000 pre-order
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
"Kami akan menghentikan pre-order untuk putaran ini dan kami akan melakukan pengumuman lebih lanjut setelah mengambil keputusan yang tepat terkait pembelian," kata mereka di media sosial.
Netizen Tingkok pun tak semuanya menentang pidato RM.
Mereka terpecah dengan beberapa penggemar memuji dan yang lain mengklaim bahwa ini hanyalah tindakan sementara.
Baca juga: Momen Emosional BTS saat Konser Map of the Soul ON:E, V dan Jimin BTS Ungkapkan Hal ini
Baca juga: BTS Tampil Atraktif, ARMY Bersorak Saat RM, Suga & J-Hope Lakukan Ini di Konser Map of the Soul ON:E
"Tidak masalah untuk menyukai BTS, tapi negaramu harus menjadi yang utama. Penggemar ini yang punya cinta untuk negara benar-benar berani dan baik. Akan ada idol lain yang lebih berharga atas rasa sukamu di masa depan. Jadilah baik," kata netizen.
"Penggemar adalah yang paling tersakiti ketika hal seperti ini terjadi," kata yang lain.
Diketahui, pada perhitungan terakhir, sebelumnya dilaporkan ada 800.000 persanana album dalam pre-order lewat Baidu Bars.
Hingga saat ini, pihak agensi BTS, Big Hit Entertainment belum memberikan tanggapannya perihal kasus ini.
Redam Amarah Warganya, Wakil Direktur Kemenlu China Angkat Bicara Tentang Pidato RM BTS
Publik China mengungkapkan ketidaksukaannya dengan pidato RM BTS.
Mengetahui rakyatnya mengecam, Wakil Direktur Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat China, Zhao Li Jian, kemudian angkat bicara, sebagaimana dilansir dari Koreaboo, Selasa (13/10/2020).
RM memberikan pidato setelah mendapatkan penghargaan dari organisasi berbasis di Amerika Serikat, atas kontribusi dalam hubungan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Leader BTS menyebut "sejarah penderitaan" yang merujuk pada perang Korea.
Perang tersebut mengadu antara pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat melawan Korea Utara dan China.

RM juga membicarakan tentang 'pengorbanan pria dan wanita yang tak terhitung jumlahnya', sebagaimana dilasnir dari Global Times, Selasa (13/10/2020).
Pernyataan tersebut yang menyulut perdebatan di media sosial Tiongkok.