Breaking News:

Istri Meninggal Akibat Corona, Curhat Pilu Suami Viral, Terungkap Pesan Terakhir Mendiang Memilukan

Curhat pilu suami ditinggal mati istri akibat Covid-19. Terungkap detik-detik almarhumah sampaikan pesan dan pamit dengan suami.

Editor: Monalisa
Twitter
Curhat pilu suami kehilangan istri akibat Covid-19 

Aku diminta datang segera ke RS Sayang Rakyat. Di sana sudah ada ibumu, ayahmu, adik, dan pamanmu. Aku harus kelihatan tegar di depan mereka. Meskipun separuh jiwaku, yaitu Amirah, sudah dipanggil ke haribaan-Nya.

Sebagai seorang suami, aku ingin melaksanakan wasiatmu: dibersihkan jenazah dan disalatkan. Aku membawa pakaian ganti, dan tim dokter dan perawat memakaikanku APD selama 30 menit.

Ketika APD-ku telah terpasang dengan rapat, perawat yang mendampingi memegang pundakku sebelum masuk ke ruang pemulasaran jenazah. Aku berusaha tegar. Aku tidak boleh menangis di depanmu.

Ilustrasi prosesi pemakaman.
Ilustrasi prosesi pemakaman. ()

Sedihku tak terbayang di hati, namun aku tak mau menangis.

Di ruang itulah, aku melihatmu kembali. Wajahmu tidak berubah, tiada beda seperti ketika aku membuka pintu kamar tidur kita dan melihatmu tertidur bersama Aruna, ketika engkau masih hidup.

Berlapis-lapis kain disiapkan, dengan disinfektan berkali-kali. Aku bangga karena aku menunaikan wasiatmu. Tanganku sendirilah yang membersihkan jenazahmu, membelai wajahmu terakhir kali.

Setelahnya, aku dan para perawat membungkus jenazahmu. Amirah, kamu cantik dan selalu tersenyum seperti saat hidupmu. Tak terasa, proses mengkafanimu telah selesai. Aku memimpin salat jenazah. Pintu dibuka sedikit, agar keluargamu bisa ikut salat 25 meter di belakang sana.

setelahnya, aku dan para perawat membungkus jenazahmu. Amirah, kamu cantik dan selalu tersenyum seperti saat hidupmu. Tak terasa, proses mengkafanimu telah selesai. Aku memimpin salat jenazah. Pintu dibuka sedikit, agar keluargamu bisa ikut salat 25 meter di belakang sana.

takbir kedua, kubaca salawat Nabi. Teringatlah aku kembali, dirimu yang sering memintaku bersalawat dengan suara yang terdengar. Engkau sering memintaku bersalawat saat hatiku tak tenang. Takbir kedua itu kuhayati dengan harapan agar kau diberi syafaat di Padang Mahsyar kelak.

Takbir ketiga, kumohonkan ampunan Allah untukmu. Allahummaghfirlaha warhamha waafiha wa'fuanha. Ya Allah, ampunilah, sayangilah, selamatkan, dan maafkan semua kesalahan istriku!

Takbir keempat, kututup doa yang diajarkan Nabi: Ya Allah, janganlah engkau meluputkan kami akan pahalanya, jangan tinggalkan fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami, dan ampunilah dia. Kututup dengan salam dan doa untukmu.

Tim Satgas pun datang, bersama ambulan, dan kendaraan pengawal. Mereka menaikkanmu ke sana, dan menungguku selesai mandi, bersih2, dan proses lainnya, agar bisa ikut mengantarkanmu ke tempat terakhirmu di dunia.

Pukul 22.30, berangkatlah kita menuju Pemakaman Pemprov Sulsel di Macanda, Gowa. Di sana, dibuka tanah baru untuk kompleks pemakaman khusus covid.
Di gerbang pemakaman, sesuai protokol, di sana kita berdoa, tepat di luar ambulans di mana engkau terbaring.

Ustaz Azizi, masih kuingat namanya, yg memimpin doa untk keselamatanmu. Hingga Jumat tadi Pesantren Gontor, kantor, & beberapa masjid pun turut tunaikan salat gaib untukmu

Selamat jalan istriku. Aku dan Aruna ikhlas menerima semuanya, seperti ajaranmu kepadaku semasa hidupmu yang indah itu. Cintamu yang suci telah mengubah hidupku. Selamat jalan bidadari surgaku. Insyaallah engkau syahid karena berpulang oleh wabah. Sampai jumpa lagi di alam sana!(tribun-timur.com)

Sebagian artikel ini sudah tayang di TribunTimur.com dengan judul Sedih! Ihsan Curhat Istri Hakim Muda Meninggal Corona 'Engkau mati 1 kali, namun hidup selamanya'

Sumber: Tribun Timur
Tags:
virus coronaCovid-19suamiistriAmirah Lahaya
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved