Jerinx SID Tulis Surat dari Balik Jeruji untuk Sang Istri, Nora Alexandra, Tak Sabar Kembali Pulang
Tersangka kasus 'IDI kacung WHO', I Gede Ari Astina alias Jerinx SID kembali tulis surat dari balik jeruji.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Tersangka kasus 'IDI kacung WHO', I Gede Ari Astina alias Jerinx SID kembali tulis surat dari balik jeruji.
Kali ini, surat tulis tangan itu lebih banyak ia tujukan untuk sang istri, Nora Alexandra.
Surat tersebut diterima Nora saat menjenguk suaminya di Rutan Polda Bali, Selasa (1/9/2020).
Sesaat setelah menjenguk suaminya, Nora pun mengunggah surat dari Jerinx itu lewat Instagram.
"Surat dari suami saya JRX," tulisnya.
Pada isi surat tersebut, Jerinx mengaku rindu terhadap istrinya dan tak sabar untuk kembali pulang.
• Jerinx SID Akhirnya Buka Suara Soal Nora Alexandra yang Dituding Melarangnya Bertemu Keluarga
• Mendekam di Penjara, Jerinx SID Tulis Surat untuk Sang Istri, Ini Permintaan Suami Nora Alexandra

"Sungguh tak sabar rasanya untuk kembali pulang dan menumpahkan semua keindahan dan kelutusan yang meledak-leda dalam jiwa Papa," tulis Jerinx dalam surat tersebut.
Dari dalam sel tahanan, ia juga mengungkapkan kerinduannya akan memijit kaki istrinya.
Drummer Superman Is Dead itu juga menyinggung soal siapa kawan dan lawan, serta para pembenci.
Berikut isi surat Jerinx selengkapnya sebagaimana dikutip dari unggahan Instagram Nora Alexandra.
"Rutan Polda Bali 01/09/2020
Teruntuk Istriku sayang Nora Candra Dewi.
Hampir dua pekan papa merindukan mama tanpa disaksikan bulan dan bintang, hanya atap beton dan terali besi. Setiap hari papa berdoa agar mama selalu dilindungi dan dikaruniai kesehatan serta ketenangan oleh semesta.
Mama harus kuat. Badai ini tak akan lama. Cintailah diri mama sebijaksana mungki karena luka mama adalah luka papa juga. Kasus papa ini sudah membuka tabir akan siapa kawan dan lawan kita sebenarnya. Papa berjanji akan menyelesaikan semua persoalan yang menyiksa mama. Untuk saat ini papa mohon putuskan dulu semua kontak dengan pihak yg mempersulit keadaan yang sudah keruh ini.
Mama jangan takut lagi, masyarakat sudah pintar, terlebih dari pihak keluarga terutama orang tua mama dan papa mendukung penuh apa yang papa lakukan. Mereka tidak malu namun sebaliknya mereka bangga anaknya berani berkorban demi menyuarakan jeritan hati rakyat kecil secara mandiri tanpa agenda politik ataupun agenda bisnis. Mereka kenal papa luar dalam seumur hidup papa dan paham betul akan sifat papa yg kadang lebih mementingkan publik ketimbang kenyamanan pribadi.
Mereka juga tahu betapa tulusnya mama mencintai papa tanpa pamrih dan sudah berkorban begitu banyak demi papa. Kita adalah sepasang api yg hanya bisa mati saat langit menyentuh bumi.