Breaking News:

DEMI Obati Mama yang Sakit Gula, Dinda Rela Layani Nafsu Tamu Seusia Alm Ayahnya Sehari Kuat 8 Tamu

Kuat layani 8 pria hidung belang, Dinda ngaku tamunya seusia mendiang ayahnya. Terungkap semua dilakukan demi obati sang mama yang sakit gula.

Editor: Monalisa
Istimewa
Ilustrasi prostitusi 

TRIBUNSTYLE.COM - Kerasnya hidup membuat Dinda wanita 19 tahun nekat terjun menjadi seorang pekerja seks komersial ( PSK ).

Sang ayah meninggal dunia, ibunda kini tengah sakit gula atau diabetes membuat Dinda nekat menjajakan dirinya pada pria hidung belang.

Tak tanggung-tanggung dalam sehari wanita cantik asal Medan ini sanggup melayani delapan tamunya.

Parahnya Dinda mengaku hampir semua tamunya seusia mendiang ayahnya.

Meski harus melayani tamu seusia mendiang ayahnya, sayangnya Dinda justru mengaku bisa menikmati pekerjaannya tersebut.

Di hadapan petugas Dinda mengaku semua ia lakukan semata-mata demi mencukupi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan sang ibunda.

4 ARTIS Pernah Terseret Prostitusi, dari Tarif 20 Hingga 80 Juta, No 4 Selingkuhi Suami Walikota

Mahasiswi Cantik Ini Ngaku Disewa Kades Tiap 6 Bulan Sekali: Pakde Ngajak Habis Pencairan Dana Desa

Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi (YouTube)

Kini jejak Dinda sebagai seorang PSK harus terhenti lantaran dirinya terjaring razia Satpol PP di kawasan Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Saat diperiksa Dinda bercerita awalnya dirinya hanya bekerja sebagai admin yang bertugas melakukan transaksi via aplikasi.

Dari Dinda-lah para tamu ini dihubungkan pada penyedia layanan esek-esek.

Siapa sangka lama kelamaan Dinda tergiur dengan uang yang didapat dari menjual diri.

Dinda mengatakan setiap harinya ia bisa mengantongi Rp 1 juta.

"Paling banyak Rp 2,5 juta," kata Dinda dikutip dari Tribun Jakarta.

Sudah dua bulan Dinda menjalani pekerjaan ini.

Untuk sekali kencan, Dinda memasang tarif Rp 1,5 juta lewat aplikasi MiChat.

"Sekali main paling lama juga 15 menit. Kalau lagi ramai bisa 5 sampe 8 tamu seharinya.

Biasanya ramai di hari Jumat, Sabtu sama Minggu.

Kalau hari hari biasa paling banyak 4 tamu," sambung Dinda.

POPULER Kisah Pria Tulungagung Pilih Ceraikan Istri, Diduga Tak Kuat Layani Nafsu Sehari 9 Kali

Pekerjaan ini membuat Dinda juga merasakan sakit pada organ intimnya.

Meski begitu, Dinda tak kapok.

Ia justru mengakali rasa sakit tersebut menggunakan minuman beralkohol.

Dinda juga menceritakan kebanyakan tamunya pria yang seumuran dengan almarhum ayahnya.

"Biar pakai pelumas sakit mah tetep.

Kan kita begituan sama bukan orang yang kita sayang apalagi kebanyakan tamu saya seumuran almarhum papa," kata wanita yang kerap mengenakan pakaian seksi ini.

Kendati demikian Dinda tidak menampik pernah menikmati berhubungan intim dengan tamu yang disukainya. Sebab pelanggannya itu berparas rupawan dan sopan.

"Tapi jarang banget orang ganteng sopan baik.

Biasanya mah gitu ya mau gimana lagi namanya juga tamu punya uang ya mau enggak mau kita wajib layani," ungkap Dinda.

Uang hasil kerjanya digunakan keperluan pengobatan ibunya yang menderita gula darah.

"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko jangankan buat beli obat buat ongkos sama makan aja sudah kurang," tuturnya bernada manja.

Selain dibelikan obat untuk orang tua, masih menurut dara manis berdarah Medan tersebut hasil yang didapat juga digunakan untuk perawatan wajah dan kulit di klinik kecantikan.

Beberapa PSK terjaring razil Satpol PP
Beberapa PSK terjaring razil Satpol PP (Istimewa)

"Kita kerja beginian ya harus tampil cantik. Mau enggak mau saya tiap minggu ke klinik kecantikan minimal biar tambah menarik," bebernya.

Ia mengaku biaya yang digunakan untuk perawatan pada klinik kecantikan tidak lah murah. Pasalnya dalam setiap mengunjungi klinik kecantikan dirinya harus merogoh kocek Rp. 3-5 juta.

"Sisa dari ke klinik sama buat beli obat mama saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari - hari. Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan - jalan," papar Dinda.

Menyamar pelanggan

Bisnis prostitusi di apartemen ini berhasil terbongkar setelah pejabat Satpol PP Kota Tangerang menyamar sebagai pelanggan.

Mengutip dari Tribun Jakarta, Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.

Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.

"Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita," ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.

"Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati," sambung dia.

Pindah tower

Dalam penyamaran tersebut, tidak jarang para PSK mengecoh para tamunya dengan berpindah pindah tower.

Modus tersebut dilakukan guna mengelabui petugas dan seakan mengetahui pola kerja Satpol PP Kota Tangerang.

"Jadi awalnya kita diminta menunggu di lobi A, tidak berapa lama mereka meminta kita untuk bergeser ke tower lainnya dengan alasan keamanan. Kami menduga mereka sangat terorganisir dalam melancarkan aksinya," ungkap Ghufron.

tribunnews
Satpol PP Kota Tangerang merazia pekerja seks komersial di hotel melati, Rabu (20/11/2019). (WARTA KOTA/ANDIKA PANDUWINATA)

Ia pun mengaku sistem pengamanan tersebut diduga sudah menjadi bagian dalam praktik prostitusi online di Kota Tangerang.

Ghufron mengatakan butuh waktu beberapa hari untuk dapat menguak dan membongkar bisnis lendir tersebut.

"Jadi beberapa hari ke belakang kita sudah melakukan observasi lapangan, dan kami telah memetakan cara kerja dari PSK tersebut," ucap Ghufron.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnewsbogor.com dengan judul Curhat PSK Sering Layani Tamu Seumuran Almarhum Ayah, Kini Layani 8 Pria Sehari untuk Beli Obat Ibu,

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
PSKDindadiabetesMedanKota Tangerangtamu
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved