Breaking News:

Fetish Menyimpang Bisa Muncul Sejak Dini karena Faktor Lingkungan, Ini Cara Memilih Teman untuk Anak

Ramai soal 'Gilang Bungkus', ternyata fetish menyimpang bisa muncul sejak usia dini serta faktor lingkungan. Ini cara memilihkan teman untuk anak.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Freepik
Ilustrasi anak-anak. 

TRIBUNSTYLE.COM - Ramai soal 'Gilang Bungkus', ternyata fetish menyimpang bisa muncul sejak usia dini serta faktor lingkungan. Ini cara memilihkan teman untuk anak.

Publik sedang diramaikan dengan predator fetish yang bungkus badan korban pakai kain jarik dengan kedok riset.

Hal itu menjadi viral berawal dari sebuah utas di Twitter yang menceritakan penyimpangan seksual dari lelaki bernama Gilang.

Terkait dengan fetish menyimpang, hal itu ternyata bisa muncul sejak masa anak-anak atau usia dini.

Dikutip dari Kompas.com, dokter spesialis kedokteran jiwa dari Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Alvina, Sp.KJ, memberikan keterangan.

Menurutnya, fetish adalah objek yang tak hidup.

Lebih Parah dari Gilang Kain Jarik, 10 Fetish Aneh Ini Nyata, Mulai Nafsu ke Kodok & Feses Manusia

Viral di Twitter Sosok Gilang yang Paksa Korban Bungkus Badan Pakai Kain Jarik dengan Kedok Riset

Ilustrasi pelaku fetish kain jarik.
Ilustrasi pelaku fetish kain jarik. (Kolase TribunStyle (Istimewa, Twitter @m_fikris))

"Fetish adalah objek yang tidak hidup," kata Alvina kepada Kompas.com, Jumat (31/7/2020).

Sementara fetishism adalah penggunaan objek yang tidak hidup sebagai metode untuk membuat seseorang terangsang secara seksual.

Karena perilaku fetishism dapat terbentuk sejak masa anak-anak dan pubertas, untuk menghindarinya, Alvina mengimbau masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak.

Selain itu juga peduli pada kesehatan anak baik secara fisik maupun mental dan bersikap melindungi anak dari paparan kekerasan.

"Baik kekerasan fisik, mental, maupun seksual," imbuhnya.

Belajar dari kasus fetish 'Gilang Bungkus', penting bagi orang tua untuk memberi edukasi pada anak dalam hal pergaulan sejak dini.

Salah satunya adalah dengan memilihkan teman untuk anak.

Dilansir dari berbagai sumber, inilah cara memilih teman untuk si kecil agar perilaku seksualnya tidak menyimpang.

1. Observasi Teman-teman Si Kecil

tribunnews
Teman anak (Thinkstock)

Lakukan observasi kecil untuk mengetahui bagaimana lingkungan pergaulan anak.

Perhatikan pula nilai-nilai apa saja yang cenderung ditanamkan oleh teman sebayanya.

2. Jangan Terlalu Khawatir

Khawatir dengan lingkungan pergaulan anak memang wajar dirasakan oleh orang tua.

Namun, jika kekhawatiran itu berlebihan malah bisa membatasinya dalam bergaul.

Hal ini tentu tidak baik bagi perkembangan si kecil.

Ilustrasi bicara dengan anak.
Ilustrasi bicara dengan anak. (jewinthecity.com)

3. Jangan Sungkan Diskusikan dengan Anak

Jika Anda mendapati ada perilaku buruk dari teman anak, jangan diam saja.

Memaklumi perilaku buruk dari teman anak lantaran beranggapan bahwa mereka masih anak-anak justru keliru.

Bicaralah sejujurnya dengan anak tentu dengan bahasa yang halus dan mudah dipahami.

Jangan hanya diskusi satu arah, dengarkan pula cerita jujur anak.

4. Hindari Memberi Label Buruk Terhadap Anak

Sebagai orang tua yang baik, berhati-hatilah saat berdiskusi dengan anak.

Ketika tidak suka dengan teman anak, jangan melabelinya dengan hal-hal yang berstigma buruk seperti "anak nakal".

Beri anak pemahaman dan alasan yang baik atas ketidaksukaan Anda dengan teman si anak tersebut.

5. Ajak Teman yang Punya Anak Usia Sebaya

tribunnews
Playdate (iStock)

Cobalah untuk melakukan playdate, atau mengajak teman-teman Anda yang memiliki anak usia sebaya.

Kalau perlu, atur jadwal sehingga pertemuan tersebut bisa rutin.

Yang terpenting, ciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan supaya anak bisa saling beradaptasi dan menjadi teman yang baik.

Fetish Menurut Kacamata Psikolog Klinis

Sementara itu, dikutip dari Tribunnews.com, Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Citra Hanwaring Puri SPsi Psikolog, turut memberikan analisis mengenai gegernya sosok 'Gilang Bungkus'.

Citra membeberkan, Fetish disorder merupakan kelainan dimana seseorang memiliki dorongan seksual terhadap benda mati atau non-genital.

Misalnya pakaian dalam, sepatu hak tinggi, kain-kain, kaos kaki, dan macam-macam benda lainnya.

Adapun, Fetish seseorang juga bisa kepada bagian tubuh tertentu yang nongenital seperti kaki, tangan, jari, serta rambut.

Lantas apakah pengidap fetish tersebut bisa disembuhkan?

Citra menjelaskan, pengidap kelainan apa pun sebenarnya bisa disembuhkan.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seseorang menjadi sembuh dari suatu kelainan.

"Ada banyak faktor yang mempengaruhi, misal keinginannya, motivasi diri dia mau melakukan terapi atau tidak."

"Karena hal itu berproses, dukungan lingkungan juga penting," tutur Citra.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

BACA JUGA:

Ramai Soal Gilang Bungkus Kain Jarik, Apakah Fetish Menyimpang Bisa Sembuh? Ini Penjelasan Ahli

6 Cara Mudah Mengecilkan Bunion atau Benjol Jempol Kaki Tanpa Operasi

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
fetishGilang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved