Selain Pisau, Ini Petunjuk Lain yang Dipakai Polisi Ungkap Pembunuh Yodi Prabowo Editor Metro TV
Polisi gunakan 2 petunjuk baru untuk mengungkap misteri kematian Yodi Prabowo, editor Metro TV.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Hingga kini polisi masih terus berusaha mengungkap kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Meski belum diketahui penyebab pasti kematian Yodi Prabowo, namun polisi menduga editor Metro TV ini menjadi korban pembunuhan.
Pasalnya saat ditemukan jenazah Yodi Prabowo terdapat beberapa luka tusuk yang disebabkan oleh sebuah pisau.
Tak jauh dari jenazah, polisi juga menemukan sebilah pisau yang diduga kuat untuk menghabisi nyawa Yodi Prabowo.
Kini pisau tersebut menjadi salah satu petujuk kuat bagi polisi untuk membongkar misteri kematian karyawan Metro TV tersebut.
Tak hanya mencoba mencari barang bukti, polisi juga sudah memeriksa sebanyak 20 saksi.
• Warungnya Dihampiri Anjing Pelacak Usut Kematian Editor Metro TV, Amir Akui Ada 2 Orang yang Mampir
• TEKA-TEKI Pembunuh Wartawan Metro TV Belum Terpecahkan, Polisi Periksa 12 Saksi, Apa Hasilnya?

"Sampai dengan hari ini sudah sekitar 20 saksi yang kita lakukan pemeriksaan," ujarnya sepert dilansir dari Youtube tvOnenews, Minggu (12/7/2020).
Selain pemeriksaan saksi, pihaknya pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Bahkan, polisi melibatkan anjing pelacak k9 dalam olah TKP itu.
Dalam melakukan pelacakan, polisi menggunakan barang bukti pisau yang ditemukan di TKP dan baju korban.
"Kami gunakan k9 ini untuk bisa mengetahui rute perjalanan daripada korban maupun juga pelaku," ucap Yusri.
Saat dilakukan pelacakan, kata dia, anjing pelacak berhenti di warung dekat lokasi penemuan mayat korban.
Meski begitu, pihaknya masih belum dapat memberikan keterangan lebih jauh terkait pelacakan itu.
"Semuanya masih didalami," katanya.

Sementara itu pemilik warung, Sari membenarkan bahwa saat olah TKP, anjing pelacak sempat berhenti di warungnya.
Namun, Sari mengaku tidak pernah melihat korban di sekitar warungnya.
Sari mengatakan bahwa biasanya ia membuka warung pukul 08.00 WIB.
Kemudian Sari menutup warungnya setelah magrib.
"Buka jam 8an, tutup magrib, abis magrib tutup," terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa suasana di sekitar warungnya memang sepi menjelang malam.
"Belum pernah liat (korban), saya gak ada di sini kalau malam saya pulang," tuturnya.
"Emang sepi semua diportal jadi motor gak bisa masuk," tambahnya.
Kasih kabar bila tak pulang ke rumah
Ayah korban, Suwandi mengungkapkan bahwa ia terakhir bertemu dengan anaknya pada Selasa (7/7/2020) sore.
Saat itu, Yodi Prabowo pamit untuk berangkat bekerja.
"Terakhir Selasa sore sekitar jam 03.10 WIB, dia berangkat kerja ke metro," katanya.
Biasanya, kata dia, Yodi Prabowo sudah pulang sekitar pukul 01.00 WIB.
Namun saat itu Yodi Prabowo justru tak kunjung pulang ke rumah hingga pagi hari.
"Harusnya kan dia pulang jam 1 malam atau jam 12 malam kalau normalnya, itu terus sampai pagi itu dia gak pulang," ungkapnya.
Awalnya, Suwandi mengaku tidak merasa heran.
Pasalnya, Yodi Prabowo memang kerap menginap di rumah temannya.
Selain itu, Yodi Prabowo juga biasanya memberi kabar lebih dulu kepada orang tua bila tidak pulang ke rumahnya.
"Saya pun gak heran karena memang anak saya ini kalau kerjanya kadang-kadang kalau banyak kerjaan dia gak pulang,
babblas atau tidur di kantor atau tidur di rumah temannya yang kosnya deket kantor metro,
untuk hari rabunya dia gak pulang saya ga curiga karena udah biasa,
cuma bedanya kemarin itu pas kejadian dia gak kasih kabar apa-apa, biasanya dia WA atau telepon 'pak saya gak pulang saya di sini'," ungkapnya seraya menirukan ucapan anaknya.
Sebelumnya, Yodi Prabowo ditemukan tak bernyawa di pinggir Tol JORR Pesanggrahan Jalan Ulujami Raya, Ulujami, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020).
Mayat editor Metro TV itu ditemukan pada pukul 11.45 WIB oleh tiga anak kecil yang sedang bermain layangan di pinggil Tol JORR.
• Yodi Prabowo Tewas, Kekasih Editor Metro TV Kini Kehilangan Calon Suami, Rencana Menikah 2022 Kandas
Di lokasi kejadian, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban.
Sebelum Yodi ditemukan tewas, warga setempat melihat ada motor terparkir di warung bensin pada Rabu (8/7/2020) pukul 02.00 WIB.
Motor tersebut ditemukan warga dalam keadaan mesin sudah dingin.
Saat itu, warga melaporkan temuan motor itu ke pihak kepolisian.
Hingga akhirnya motor tersebut dibawa warga ke Polsek Pesanggrahan.
Mayat korban dalam kondisi tertelungkup saat ditemukan.
Warga pun langsung melaporkan temuan mayat itu ke polisi.
Hal itu dibenarkan Ketua RT setempat, Arifin saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan bahwa motor korban ditemukan oleh warga yang sedang berkeliling menjaga keamanan.
"Malam Rabu itu kita ada simkamling, kita tutup portal jam 12 teng, ada dua portal, belum ada motor itu,
ketika jam 2, warga kita yang simkamlling keliling ada motor terparkir posisi kunci tergantung," ujarnya seperti dilansir dari Youtube Kompas TV.
Sebagian artikel ini sudah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Polisi Periksa 20 Saksi Demi Ungkap Kematian Editor Metro TV, Pisau dan Baju Korban Jadi Petunjuk