Rolling Stones Akan Ambil Langkah Tegas Jika Lagunya Masih Dipakai Untuk Kampanye Donald Trump
Untuk mencegah Presiden Donald Trump menggunakan lagu-lagunya untuk kepentingan kampanye, band legendaris Rolling Stones mengambil langkah tegas.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Untuk mencegah Presiden Donald Trump menggunakan lagu-lagunya untuk kepentingan kampanye, band legendaris Rolling Stones mengambil langkah tegas.
Rolling Stones sempat memberi peringatan secara resmi setelah pihak Trump mengabaikan peringatan sebelumnya.
Dalam hal ini, Rolling Stones akan mengambil langkah hukum jika lagunya digunakan untuk kampanye.
Rolling Stones sendiri mengumumkan bahwa tim hukum organisasi performing rights BMI telah mengirimkan surat kepada Trump.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/6/2020), surat tersebut berisi peringatan yang menyatakan bahwa jika pihak Trump tetap menggunakan lagu tersebut, maka akan mengadapi tuntutan hukum.
• Trump Disebut Gunakan Simbol Kamp Konsentrasi Nazi, Facebook Akhirnya Turun Tangan & Lakukan Ini
• Petarung UFC Tantang Dwayne The Rock Johnson karena Video Kritikan Terhadap Donald Trump

“Atas nama Rolling Stones BMI sudah memperingatkan tim kampanye Trump bahwa penggunaan tanpa izin lagu mereka dinyatakan melanggar hak cipta,” kata pihak Rolling Stones
“Jika Donald Trump mengabaikan itu, dia akan menghadapi tuntutan hukum karena melanggar embargo dan memutar musik tanpa izin,” lanjut juru bicara Rolling Stones.
Sebelumnya, Donald Trump pernah menggunakan lagu Rolling Stones dalam kampanyenya.
Saat itu, Trump memutar lagu yang berjudul “You Can’t Always Get What You Want” dalam sebuah kampanye pada pemilihan presiden 2016.
Pihak Rolling Stones juga sudah memperingatkan tentang penggunaan lagunya untuk kampanye tersebut.

Band Rolling Stones langsung mengeluarkan pernyataan melalui akun Twitter mereka.
Dalam pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa mereka tidak pernah mendukung Donald Trump.
Selain itu, penggunaan lagu mereka dalam kampanye itu adalah ilegal dan tanpa izin dari Rolling Stones.
Akan tetapi, hal tersebut terulang lagi pada kampanye Donald Trump tahun ini.
Lagu itu kembali diputar saat Trump kampanye di Tulsa, Oklahoma, pada 20 Juni lalu.
Hal inilah yang membuat Rolling Stones menyurati Trump dan mengancam akan menempuh jalur hukum jika lagunya masih digunakan dalam kampanye.
Terjegal dengan Banyaknya Infeksi Corona di Gedung Putih
Trump memang selalu menuai berbagai komentar publik di beberapa tindakannya.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump, berharap Amerika akan segera pulih dari pandemi corona.
Sayangnya wabah ini justru mulai berdatangan ke arahnya.
Sehari setelah melanggar isolasi pribadi, aturan yang dia berlakukan sendiri setelah melakukan perjalanan lintas negara, Trump mendapat kabar mengejutkan.
Dikutip dari CNN, satu dari staf valet-nya dinyatakan positif Covid-19.
Dua hari kemudian, sekretaris pers Wakil Presiden Mike Pence juga positif corona.
Akibatnya Pence harus menjalani serangkaian tes corona dan menunda perjalanannya ke Iowa.
Dua staf yang cukup dekat dengan orang nomor satu dan dua di AS ini membuat risau Gedung Putih tentang siapa lagi yang mungkin terinfeksi.
• Diisukan Sakit & Meninggal, Kim Jong Un Muncul Pamerkan Senyum, Apa Komentar Donald Trump?
• DITUDING Amerika Serikat Jadi Biang Pandemi Corona, Lihat Penampakan Isi Laboratorium Virologi Wuhan

Belum selesai kabar tersebut, asisten pribadi Ivanka Trump juga dinyatakan mengidap Covid-19.
Kedatangan pandemi corona ke Sayap Barat AS menggambarkan ganasnya wabah yang telah merenggut 80.000 lebih nyawa di Amerika.
Bahkan pandemi asal China ini telah mengubah ekonomi negara adidaya, AS, menjadi layu.
Meskipun pemerintah melakukan upaya untuk mencegah Covid-19 seperti tes rutin dan lainnya, akhirnya virus corona tetap menembus Gedung Putih juga.
Sementara itu, juru bicara Food and Drug Administration (FDA) mengatakan, Stephen Hahn, kepala Food and Drug Administration akan melakukan karantina sendiri selama 14 hari setelah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif corona.
Lalu kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield, menyusulnya setelah terpapar dari seseorang di Gedung Putih yang dites positif Covid-19.
Saat Trump mendorong para gubernur negara bagian untuk membuka wilayahnya secara bertahap, pembantu pemerintahannya yang positif corona justru menurunkan kepercayaan publik.
Masyarakat AS bisa saja merasa pesimis akan bisa kembali hidup normal setelah melihat Gedung Putih yang positif corona.
• BOLEHKAH Pasien Corona Berhubungan Badan? Ada Temuan Mengejutkan Ini di Sperma Pasien Covid-19
• Ratusan Demo Dukung Donald Trump Cabut Lockdown Amerika Serikat, 40 Ribu Kasus Corona Meninggal

Padahal pencabutan lockdown ini satu diantaranya adalah untuk mengembalikan geliat ekonomi AS, dimana pandemi telah menciptakan rekor baru pengangguran di negara ini.
Namun Trump tetap saja pada pendiriannya untuk tidak mengenakan masker, seperti saat mengunjungi veteran Perang Dunia II dan mengundang banyak anggota parlemen Gedung Putih.
Sementara itu, ketika jumlah kasus infeksi dan kematian meningkat, Trump justru mendesak para gubernur mempertimbangkan pencabutan pembatasan negara bagian.
Bulan lalu dia juga merilis kriteria pembukaan negara kembali, namun hingga saat ini sebagian besar negara belum memenuhi kriteria tersebut.
Masih menurut laporan CNN, Trump meremehkan pentingnya pengujian Covid-19 lebih lanjut.
Padahal ahli medisnya mengatakan hal tersebut diperlukan dan kini para pembantunya di Gedung Putih dites tiap hari.
Presiden menolak anjuran untuk memakai masker di depan umum.
Menurutnya, memakai masker akan memberikan pesan yang kurang baik saat dia berusaha meyakinkan warga krisis kesehatan akan membaik. (TribunStyle/Anggie/Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagunya Dipakai Kampanye Trump, Rolling Stones Ancam dengan Tuntutan Hukum".
• Donald Trump Akan Melabeli Kelompok Antifa Sebagai Teroris, Apa Itu Kelompok Antifa?
• TOLAK Pakai Masker, Akhirnya Terkuak Rahasia Donald Trump Cegah Corona, Banyak Beredar di Indonesia