Mengenal Subak, Warisan Budaya Dunia di Bali yang Jadi Google Doodle, Senin 29 Juni 2020
Mengenal Subak, warisan budaya dunia di Bali yang ditampilkan Google Doodle, Senin (29/6/2020).
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari
- Pawongan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama.
- Palemahan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan.
Ketentuan dasar berupa Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan ini tertuang dalam sebuah hukum atau peraturan tradisional tertulis.
Pada umumnya, aturan sistem Subak tersebut dikenal dengan nama awig-awig.
Awig-awig berisi tata cara pengelolaan Subak serta proteksi dan konservasi tradisional terhadap properti budaya dan alam di area Subak.
Selain itu, Awig-awig juga mengatur tentang hak dan kewajiban dari krama (anggota) Subak.
Subak pada umumnya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan dan petani.
Pura tersebut diperuntukkan bagi Dewi Sri, yaitu dewi kemakmuran dan kesuburan menurut kepercayaan masyarakat Bali.
Sistem irigasi ini diatur oleh seorang pemuka adat (Pekaseh) yang juga adalah seorang petani di Bali.
Sebagai suatu sistem pengaturan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama satu abad lebih karena masyarakatnya setia kepada tradisi leluhur.
Pembagian air dilakukan secara adil, segala masalah dibicarakan bersama, bahkan sampai penetapan waktu tanam dan jenis padinya.
Sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara yang dilakukan di pura.
Harmonisasi kehidupan inilah yang menjadi kunci lestarinya budaya Subak.

Diakui sebagai Warisan Budaya Dunia
Sistem Subak yang dinilai sebagai prinsip pengelolaan irigasi unggul dan maju ini bahkan telah diakui oleh pakar pertanian internasional.
Melansir pemberitaan Kompas.com (30/6/2012), Subak di Bali ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia pada sidang Komite Warisan Dunia Ke-36 UNESCO di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (29/6/2012).