Viral Hari Ini
Patung yang Dianggap Simbol Perbudakan & Penjajahan Diserang Lagi, Christopher Columbus Dipenggal
Masih bergejolak demo George Floyd, patung-patung yang dianggap simbol perbudakan dan penjajahan diserang demonstran, kini Christopher Columbus.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
Ia sering dideskripsikan di buku sejarah sebagai sosok yang menemukan "Dunia Baru" yang merujuk pada Benua Amerika.
Dia juga dianggap sosok yang melakukan genosida terhadap suku asli Amerika yang kini sedikit ditemukan di daerah asalnya.
Sosok yang meninggal di Valladolid, Spanyol, pada Mei 1506 itu dikecam dan disamakan dengan jenderal era Perang Saudara yang mendukung perbudakan.
Disebutkan dalam sejarah, ia sudah menyelesaikan empat pelayaran melintasi Samudra Atlantik yang membuka Dunia Baru untuk penaklukan dan kolonisasi Eropa permanen di Amerika.
Ekspedisinya disponsori oleh Raja Katolik Spanyol, dan membuat kontak Eropa pertama dengan Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Patung yang berdiri di jantung kota Boston itu menciptakan kontroversi sejak dulu, di mana sebelumnya dia sempat rusak karena vandalisme.
Christopher Columbus sendiri dianggap sebagai penemu Amerika dalam budaya populer AS dan Eropa.

Amerika sebenarnya telah ditemukan dan dihuni oleh penduduk asli.
Dilansir dari berbagai sumber, Columbus sendiri dikalim bukan orang Eropa pertama yang mencapai pantainya, yang telah didahului oleh Erik the Red di abad ke-10 Greenland dan Leif Erikson di Vinland abad ke-11 di L'Anse aux Meadows .
Menurut salah seorang jurnalis yang lahir di Boston, AS melalui website kritikannya menyebutkan tak sedikit dosa yang dilakukan Christopher Columbus di masa lalu.
Dilansir oleh crosscut.com, pengarung laut biru dari Italia ini mencatatkan permemintaan emas pada warga asli Amerika, penyiksaan, penculikan, dan penerapan perdagangan budak.
Bahkan ia menyebutkan satu ungkapan yang masih banyak menggema di daerahnya yaitu:
"Satu-satunya orang Indian (suku asli Amerika) yang baik adalah orang Indian yang mati"
Kutipan ini berakar dari kaum Puritan New England, memperoleh penerimaan luas selama perang pemerintah abad ke-18 dan 19 melawan penduduk asli, dan bertahan dalam budaya film dan TV abad ke-20.
Kolonialisme Raja Belgia Leopold II di Kongo