Breaking News:

Virus Corona

Ilmuwan Ungkap Penemuan Baru Virus Corona, Covid-19 Bisa Dideteksi Lewat Bau, Hati-hati Menghirupnya

Penemuan baru soal Virus Corona, Covid-19 bisa dideteksi lewat bau, hati-hati jika menghirupnya.

AFP/Friso Gentsch
Ilustrasi ilmuwan meneliti Virus Corona 

TRIBUNSTYLE.COM - Hingga saat ini, penyebaran Virus Corona belum bisa dihentikan.

Tentu saja penyakit ini menjadi momok menakutkan bagi banyak orang di dunia.

Namun meski virus ini terbilang mematikan, bukan berarti Covid-19 tidak dapat dihindari.

Para ahli pun menganjurkan masyarakat untuk melakukan sejumlah hal, seperti memakai masker, physical distancing, dan rajin mencuci tangan.

Menariknya, selain tiga cara tersebut, rupanya ada cara lain yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan virus corona.

Mengutip dari Sonora.id, baru-baru ini muncul pernyataan dari Bruce Y. Lee, Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di the City University of New York School of Public Health, yang menyebutkan bahwa virus corona bisa dideteksi melalui indera penciuman.

Sabai Morscheck Ngidam di Tengah Pandemi Corona, Ringgo Agus Takut Anaknya Ngileran

2 Siswa Saudara Kandung Kena Corona di Hari Pertama Masuk Sekolah, Padahal Jaga Jarak & Pakai Masker

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Lee mengatakan jika seseorang pernah memasuki ruangan atau gedung dan mencium bau apek, itu merupakan sebuah tanda bahwa ruangan tersebut berisiko tinggi terdapat virus corona.

Melalui Forbes, Lee mengatakan di tengah pandemi virus corona, area yang tampak basi, apek, dan pengap adalah perrtanda bahwa udara di tempat tersebut tidak bergerak dan harus dihindari.

"Itu juga berlaku untuk bar, restoran, toko, dan perusahaan lainnya," ujar Lee, Selasa (9/6/2020).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bau apek, busuk, atau lembap merupakan pertanda ventilasi yang buruk.

Ventilasi menjadi hal yang penting di tengah pandemi Covid-19, mengingat virus corona dapat ditularkan lewat droplet yang menyebar di udara.

Dengan ventilasi yang tepat, patogen dari udara yang dihirup dalam ruangan pun akan lebih mudah hilang.

"Ventilasi memainkan peran penting dalam menghilangkan udara yang sarat virus yang dihembuskan, sehingga menurunkan konsentrasi keseluruhan dan dosis berikutnya yang dihirup oleh penghuninya," tulis para ilmuwan di Pusat Penelitian Udara Bersih (gCARE) Universitas Surrey.

Di kesempatan terpisah, ahli epidemiologi dari Universitas Hong Kong juga baru-baru ini menemukan fakta bahwa area dengan ventilasi buruk berada di pusat yang tinggi angka kasus virus corona nya, seperti contohnya tempat ibadah dan restoran.

Dalam banyak kasus, laporan wabah virus corona berjalan beriringan dengan lokasi yang padat dan area yang kurang berventilasi.

Maka dari itu, perhatikan lingkungan sekitar dan berhentilah sejenak untuk menghirup bau saat Moms memasuki suatu ruangan atau gedung.

Rasakan apakah hidung Moms menghirup aroma yang kurang sedap dan pengap.

Jika terpaksa berada di ruangan tersebut, cobalah buka jendela atau mencari sumber udara yang lebih segar.

Jika khawatir, alangkah lebih baiknya bila Moms pindah ke ruangan lain.

5 Mitos yang Keliru Seputar Penggunaan Masker untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Di tengah pandemi Covid-19, kita semua diimbau menerapkan protokol kesehatan mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona.

Berbagai protokol kesehatan harus diterapkan, seperti menjaga jarak satu sama lain dan menggunakan masker ketika bepergian.

Menggunakan masker merupakan protokol kesehatan yang wajib diterapkan apabila akan bepergian.

Karena masker bedah yang mulai langka, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker kain.

 FAKTA BARU Cegah Corona, Pakai Masker & Jaga Jarak Lebih Manjur Dibanding Cuci Tangan, Ini Buktinya

 5 Starter Pack yang Perlu Disiapkan untuk Menghadapi New Normal, dari Masker hingga Helm

Ilustrasi wanita mengenakan masker kain.
Ilustrasi wanita mengenakan masker kain. (Pixabay)

Akan tetapi, ada banyak mitos yang ternyata tidak benar terkait pemakaian masker.

Masker kain dianggap tidak mampu mencegah penyebaran virus, terutama virus corona dan lebih baik menggunakan masker medis.

Ternyata, banyak mitos terkait masker yang beredar di masyarakat dan ternyata keliru.

Dilansir dari Cleveland, berikut adalah berbagai mitos yang keliru terkait pemakaian masker.

  • Masker kain tidak mencegah penularan Covid-19
Ilustrasi masker kain
Ilustrasi masker kain (Shutterstock)

Banyak yang menganggap bahwa masker kain tidak akan mencegah penularan Covid-19.

Padahal, menggunakan masker adalah salah satu cara yang paling mudah untuk mencegah penularan Covid-19.

Penyebaran virus corona terjadi melalui tetesan droplet yang keluar dari hidung atau mulut saat batuk atau bersin.

Masker kain tetap bisa menghalangi droplet tersebut agar tidak mengenai orang lain.

Penelitian juga menemukan bahwa masker kain mengurangi jumlah mikroorganisme yang dilepaskan seseorang ke luar .

Sehingga, masker kain juga sangat efektif untuk mencegah terjadinya penularan virus corona.

  • Masker hanya perlu digunakan untuk menutup bagian mulut
Ilustrasi
Ilustrasi (Pixabay)

Masker sebenarnya dibuat untuk menutupi mulut dan hidung dari tetesan droplet yang menyebarkan virus.

Selain itu, masker yang digunakan juga harus pas dengan ukuran dan struktur wajah.

Menggunakan masker dengan benar adalah menutup bagian mulut dan hidung, bukan hanya mulut saja.

Sebab, droplet masih bisa terhirup dan masuk ke dalam tubuh melalui hidung.

  • Orang sehat tidak perlu menggunakan masker
Ilustrasi
Ilustrasi (iStockphoto/mihalec)

Banyak yang menganggap bahwa masker tidak perlu digunakan oleh orang yang sehat.

Akan tetapi, beberapa kasus infeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala apapun.

Orang bisa saja terlihat sehat.

Penelitian dari Cina juga menemukan bahwa 80 persen orang yang terinfeksi virus corona tidak menunjukkan gejala apapun.

Karena kita tidak tahu orang lain terinfeksi atau tidak, maka cara yang paling tepat untuk mencegah penularan virus corona adalah dengan tetap menggunakan masker walaupun merasa sehat.

  • Tidak perlu physical distancing ketika menggunakan masker
Ilustrasi
Ilustrasi (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Banyak yang menganggap bahwa jika sudah menggunakan masker, kita tidak perlu menerapkan physical distancing.

Memakai masker adalah salah satu cara mencegah penularan virus, tetapi bukan satu-satunya cara.

Cara ini perlu dibarengi dengan langkah-langkah lain seperti physical distancing, menjaga kebersihan diri dan menerapkan protokol kesehatan lainnya.

  • Menggunakan masker menyebabkan penyakit
Ilustrasi
Ilustrasi (Pexels/Anna Shvets)

Banyak orang yang menganggap bahwa menggunakan masker akan menyebabkan penyakit karena kita kembali menghirup karbon dioksida yang kita hembuskan.

Menghirup karbon dioksida dalam dosis yang tinggi memang akan menyebabkan bahaya.

Memang ada kelompok usia yang tidak disarankan untuk menggunakan masker, seperti anak-anak yang berusia dibawah dua tahun dan orang yang memiliki masalah pernapasan.

Akan tetapi, selain orang dengan kelompok usia dan kondisi kesehatan tersebut, memakai masker tidak akan menimbulkan risiko.

(TribunStyle.com/Anggie)

Artikel ini telah tayang di Sonora.id dengan judul “Hati-hati, Bau Ini Jadi Pertanda Virus Corona Ada di Sekitar Anda” dan 5 Mitos yang Keliru Seputar Penggunaan Masker untuk Mencegah Penularan Virus Corona

 
Tags:
virus coronaCovid-19ilmuwan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved