Breaking News:

TAHUN Ajaran Baru Dimulai Juli atau Mundur Hingga Januari 2021? Ini Update Info Terbaru Kemdikbud

Tahun ajaran baru 2020 dimulai bulan Juli atau mundur hingga Januari 2021? Ini update info terbaru dari Kemdikbud.

ANTARA FOTO/ FAUZAN
Siswa sekolah menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki lingkungan sekolah di Jakarta Nanyang School, Tangerang, Banten, Rabu (4/3/2020). Pemeriksaan kondisi suhu tubuh di sekolah tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus menular dan siswa yang melibihi suhu lebih dari 37 derajat akan dipulangkan.(ANTARA FOTO/FAUZAN) 

TRIBUNSTYLE.COM - Tahun ajaran baru 2020 untuk peserta didik atau siswa dimulai bulan Juli atau mundur hingga Januari 2021? Ini info terbaru dari Kemendikbud, hasil koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 .  

Kabar terbaru, ternyata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem, telah menyiapkan berbagai skenario terkait permulaan tahun ajaran baru 2020/2021.

Sebab itu, Kemdikbud terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Koordinasi tersebut dilakukan untuk merumuskan mekanisme belajar dan syarat kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru 2020.

Sebab, tahun ajaran baru tersebut berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Keputusan Kemendikbud terkait pelaksanaan tahun ajaran baru akan merujuk pada kajian Gugus Tugas," kata Nadiem Makariem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu (20/5/2020), dikutip dari Kompas.com dalam berita berjudul, "Mendikbud Siapkan Skenario Memulai Tahun Ajaran Baru di Tengah Pandemi".

Setelah menepis adanya isu bakal buka kegiatan belajar mengajar di sekolah Juli 2020, Nadiem Makarim akan mengumumkan mekanisme dan syarat belajar mengajar selama pandemi covid-19.

JANGAN GEGABAH dengan New Normal, Tetap Jauhi Tempat-tempat Ini, Risiko Ketularan Corona 100 Kali

Tak Ingin Grusa-grusu, Jokowi Masih Godok Penerapan New Normal di Sektor Pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (TribunJatim.com/ Instagram @nadiemmakarim)

Pengumuman itu dikabarkan diumumkan sekitar pekan depan di Bulan Juni 2020 ini.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad.

"Mekanismenya (pembukaan sekolah) menunggu pengumuman dari Pak Menteri (Nadiem Makarim) minggu depan. Syaratnya seperti apa," kata Hamid melalui telekonferensi, Kamis (28/5/2020) melansir dari Kompas.com dalam berita berjudul,  "Ini 4 Alasan Kemendikbud Tidak Mundurkan Tahun Ajaran Baru 2020/2021".

Menurutnya, pembukaan sekolah di daerah bisa dilakukan oleh pemerintah daerah atas daerah rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Hamid menambahkan bahwa saat ini Kemendikbud tengah menggodok mekanisme dan syarat pembukaan kegiatan di sekolah bersama para ahli.

"Sehingga, kita tak bisa serta-merta mengatakan buka atau tidak. Jadi mohon bersabar.

yang disampaikan Menteri (Nadiem) itu betul, boleh atau tidaknya (buka sekolah) menunggu gugus tugas," kata Hamid.

Pengaturan posisi duduk siswa minimal 1 meter di Hanoi, karena pandemi corona
Pengaturan posisi duduk siswa minimal 1 meter di Hanoi, karena pandemi corona (AFP)
Alasan Kemendikbud Tidak Mundurkan Tahun Ajaran Baru 2020/2021

Sebelumnya, Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta Kemendikbud untuk menggeser tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021.

IGI menilai menggeser tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021 memberikan kesempatan Kemendikbud meningkatkan kompetensi guru selama 6 bulan.

Dengan demikian, di bulan Januari para guru sudah bisa menyelenggarakan PJJ berkualitas dan menyenangkan jika ternyata Covid-19 belum tuntas.

Selain itu, penggeseran tahun ajaran baru bisa dianggap bisa mengurangi stres orangtua dan siswa terkait ancaman penularan Covid-19

Dirangkum dari beberapa artikel Kompas.com, berikut beberapa alasan Kemendikbud tidak memundurkan jadwal tahun ajaran baru 2020-2021:

1. Sinkronisasi PPDB dan SBMPTN

"Kenapa Juli? Memang kalender pendidikan kita dimulai minggu ketiga bulan Juni dan berakhir Juli.

Itu setiap tahun begitu," kata Hamid, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Hamid mengatakan keputusan tak memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021 ditandai dengan adanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) 2020.

Menurutnya, ada beberapa hal yang mesti disinkronisasi bila memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021.

"Kelulusan SMA SMP sudah diumumkan. Artinya sudah lulus, kalau diperpanjang, ini mau dikemanakan (lulusannya). Di perguruan tinggi sudah melakukan seleksi seperti SNMPTN, ada juga SBMPTN, ini harus sinkron," kata Hamid.

2. Tidak harus belajar di sekolah

"Secara garis besar tanggal 13 Juli itu semuanya (tahun ajaran baru). Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Ini kadang-kadang rancu. Tahun ajaran baru jadi (dianggap) membuka sekolah. Tanggal 13 Juli, itu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021," tambah Hamid.

Menurutnya, dimulainya tahun ajaran baru tanggal 13 Juli 2020 bukan berarti siswa belajar di sekolah.

Keputusan belajar di sekolah akan terus dikaji berdasarkan rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

New normal di sekolah tahun ajaran baru 2020
New normal di sekolah tahun ajaran baru 2020 (beaconschoolsupport.co.uk)

 

3. Memastikan hak pendidikan anak

“Saat ini layanan pembelajaran masih mengikuti SE Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang diperkuat dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama darurat Covid19,” disampaikan Chatarina pada Bincang Sore secara daring, di Jakarta, pada Kamis (28/05/2020).

Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19.

Ia menambahkan, hal ini juga bertujuan melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orangtua.

Fakta Mengerikan Lonjakan Corona di Korea Selatan Begitu Sekolah Dibuka, Warning Buat Indonesia?

Sementara itu Lonjakan kasus positif corona begitu sekolah dibuka di Korea Selatan, akankah menjadi warning bagi Indonesia yang sesaat lagi juga akan memasuki tahun ajaran baru 2020? 

Seperti diketahui, Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang telah menerapkan new normal.

Dikutip Tribunnews dari Sky News, sayangnya setelah ratusan sekolah, museum dan galeri seni sudah dibuka kembali, negara tersebut justru mendapatkan lonjakan kasus.

Akhirnya, Negeri Gingseng itu terpaksa menutup kembali ratusan sekolah, museum dan galeri seni.

Bahkan, tiga hari terakhir setelah menerapkan new normal, terdapat 177 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan.

Alhasil, lonjakan kasus tersebut memberikan ancaman yang menakutkan bagi negara lain.

 FAKTA BARU Asal-usul Virus Corona Terbongkar, Bukan Pasar Wuhan Tapi dari Sosok Datang ke Lokasi Ini

 Masih Sepelekan Corona? Ternyata Segini Biaya Perawatan Pasien Covid-19, Erick Thohir: Mahal Banget!

Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan.
Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan. (VOA/AP)

Padahal, selama pandemi berlangsung,  Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang dianggap sukses menangani pandemi.

Diketahui, pada Kamis (28/5/2020), dilaporkan 79 orang telah terinfeksi virus.

Esoknya, sebanyak 58 kasus virus corona baru dilaporkan pada hari Jumat (29/5/2020).

Temuan kasus tersebut muncul di daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk.

Lonjakan kasus ini merupakan satu di antara lonjakan besar setelah lebih dari 50 hari tidak ada lonjakan kasus.

Korea Selatan Mendeteksi Kluster Baru Covid-19, 2 Hari setelah Fasilitas Publik Kembali Normal
Korea Selatan Mendeteksi Kluster Baru Covid-19, 2 Hari setelah Fasilitas Publik Kembali Normal (AA)

 

Sebagian besar kasus baru terkait  dengan pusat distribusi di Bucheon, di sebelah barat ibu kota Seoul.

Para pejabat berupaya keras untuk menekan transmisi virus yang terkait dengan gudang perusahaan e-commerce terbesar di negara itu, Coupang.

Pasalnya, mereka menuturkan fasilitas di gedung itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi.

Pembatasan nasional di Korea Selatan diketahui telah dicabut pada 6 Mei 2020 lalu.

Pemerintah pun telah menanggapi lonjakan kasus baru dengan menutup fasilitas umum.

Pusat uji drive-through di Seoul ini adalah satu dari puluhan di seluruh negeri
Pusat uji drive-through di Seoul ini adalah satu dari puluhan di seluruh negeri (BBC)

Di antaranya seperti taman, museum  dan teater yang dikelola pemerintah di wilayah metropolitan selama dua minggu ke depan untuk memperlambat penyebaran.

Lebih dari 250 sekolah yang baru dibuka kembali diperintahkan untuk ditutup kembali.

Sementara para pejabat juga menyarankan ruang permainan komputer di sekitar ibukota untuk ditutup selama periode tersebut atau bila tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.

"Dua minggu dari sekarang akan sangat penting dalam mengatasi infeksi," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.

Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan
Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan "bilik telepon" - fasilitas pengujian coronavirus agar staf medis tidak perlu menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi. (AFP/Ed JONES)

Dia menyerukan warga di daerah metropolitan untuk menghindari pertemuan yang tidak perlu dan mendesak perusahaan agar karyawan yang sakit tidak masuk kerja.

Angka-angka baru yang diumumkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea membawa total nasional menjadi 11.402 infeksi dan 269 kematian.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun pun meminta para pejabat untuk memeriksa kondisi kerja di gudang-gudang perusahaan e-commerce yang mengalami peningkatan pesanan selama pandemi.

Termasuk juga tempat kerja padat lainnya di mana risiko penularan infeksi tinggi.

Begitu New Normal Berlaku, Siap-Siap Hadapi 5 Perubahan Drastis Ini 

Beberapa hal berikut ini mungkin saja akan menjadi kenormalan baru atau new normal di restoran selama vaksin corona belum ditemukan. Mulai bawa alat makan sendiri hingga modifikasi tempat duduk. 

Wabah virus corona hingga kini masih terus melanda berbagai negara di dunia.

Dikutip TribunStyle.com dari worldometers.info, hingga kini telah lebih dari 5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia.

Sementara itu, di Indonesia terdapat lebih dari 24 ribu kasus covid-19 yang tersebar di 34 provinsi.

Pemerintah pun masih terus meminta masyarakat untuk tertib dalam menjalankan physical distancing.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengimbau masyarakat bersiap untuk menghadapi tatanan kehidupan baru atau new normal sebelum vaksin corona ditemukan.

New normal sebenarnya merupakan konsep pola hidup baru yang dihimbau oleh World Health Organization atau WHO untuk mengatasi virus corona.

 Inilah Berbagai Indikator Kesiapan Suatu Daerah untuk Menerapkan New Normal Terkait Covid-19

 7 POTRET Perubahan Drastis di Amerika Saat New Normal Berlaku, Pada Saatnya Berlaku di Indonesia

Ilustrasi tangan dan virus
Ilustrasi tangan dan virus (Shutterstock)

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menyebutkan sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakatnya untuk selalu menjaga kebersihan.

Hal tersebut bukan tak mungkin akan merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat termasuk saat berada di tempat makan atau restoran.

Mulai dari membawa alat makan sendiri hingga modifkasi tempat duduk.

Nah, berikut ini TribunStyle rangkum 5 hal yang bisa saya menjadi kebiasaan saat kebijakan new normal dijalankan

1. Pemanfaatan teknologi

Tablet
Tablet (ibtimes.com)

Sebelum mewabahnya virus corona, sejumlah restoran sebenarnya telah banyak yang menerapkan kebiasaan berbasis teknologi seperti saat memesan menu.

Para pengunjung biasanya memilih dan memesan menu menggunakan tablet yang disediakan oleh restoran.

Bila nantinya new normal dijalankan, bukan tak mungkin peran manusia di sebuah restoran akan diminimalisir lantaran banyak diambil alih oleh alat yang canggih.

Hal tersebut tentunya akan semakin mengurangi kontak fisik yang terjadi pada tiap-tiap manusia.

2. Jumlah Pengunjung Dibatasi

Restoran Honbap
Restoran  (Koreaboo.com)

Selain pemaksimalan teknologi, pembatasan jumlah pengunjung dalam suatu waktu bisa saja terjadi.

Pengelola restoran mungkin tidak akan membiarkan tempat usahanya diisi pengunjung secara 100%.

Hal itu dimaksudkan untuk tetap mematuhi aturan jaga jarak atau physical distancing sebelum vaksin corona benar-benar ditemukan.

 Skenario Tahapan New Normal untuk Pemulihan Ekonomi yang Akan Dilakukan Mulai 1 Juni 2020

 POPULER New Normal Berlaku bagi Siswa dan Guru, Perhatikan Posisi Duduk hingga Ada Skrinning Ketat

3. Wajib pakai alat pelindung diri

Ilustrasi wanita mengenakan masker kain.
Ilustrasi wanita mengenakan masker kain. (Pixabay)

Setiap individu yang berada di dalam restoran sudah seharusnya memperhatikan kesehatan diri sendiri.

Masker dan hand sanitizer mungkin akan menjadi barang wajib bagi setiap orang bila nantinya new normal mulai diberlakukan.

Bila sedang makan, face shield sepertinya terasa lebih memudahkan dibandingkan masker.

4. Bawa Alat Makan Sendiri

Menggunakan Sendok untuk Menghilangkan Kantung Mata
Sendok  (freshdesignpedia.com)

Hal selanjutnya yang mungkin terjadi saat new normal dimulai adalah kebiasaan membawa alat makan sendiri.

Mulai dari sendok, garpu, botol atau tumbler, atau bahkan wadah makanan.

Terdengar repot memang, namun hal itu bisa saja menjadi perlindungan yang efektif.

Itu termasuk bawa alat makan sendiri ke kantor atau ke sekolah.

Tak lagi bisa alat makan dipakai rame-rame, meski dicuci ulang. 

5. Modifikasi tempat duduk

New Normal di restoran
New Normal di restoran (Shutterstock)

Restoran biasanya menyediakan meja makan dan tempat duduk yang memungkinkan pengunjungnya untuk tetap berinteraksi.

Selain itu, hal tersebut juga memudahkan pembeli menikmati menu porsi besar untuk beberapa orang.

Namun, bila nantinya new normal dimulai mungkin saja pihak restoran akan memodifikasi meja makan dan tempat duduknya.

Setiap tempat duduk bisa saja akan diberi sekat berupa plastik bening. 

(TribunStyle.com/ Tribunnews.com/Maliana) 

Diolah dari sumber: 

Niat Terapkan New Normal, Korea Selatan Justru Alami Lonjakan Kasus Corona Setelah Sekolah Dibuka

Sumber: https://suryamalang.tribunnews.com/2020/06/02/menteri-nadiem-makarim-siap-umumkan-mekanisme-belajar-di-tahun-ajaran-baru-batal-dimulai-13-juli?page=4. 

Tags:
Nadiem MakarimCovid-19Kemendikbud
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved