Ditolak 4 Rumah Sakit, Korban Kecelakaan di Bengkulu Tewas, Ternyata Terlalu Lama Jalani Tes Corona
Rumah sakit terlalu lama cek covid-19, seorang korban kecelakaan di Bengkulu meregang nyawa. Ini kronologi lengkapnya.
Editor: Monalisa
Diping-pong empat rumah sakit
Ia jelaskan rumah sakit pertama yang ia datangi adalah RS Bhayangkara sekitar pukul 06.00 WIB tiba.
Sampai di RS Bhayangkara, pihak keluarga dan petugas ambulans dari RS Asyifa ditegur keras, kenapa korban dibawa ke RS Bhayangkara.
Selain itu pihak RS Bhayangkara mempertanyakan surat rujukan yang tidak disertakan dengan pasien.
"Surat rujukan kami ada, namun dibawa pada mobil yang lain, saya datang dengan pasien dan ambulans.
Surat rujukan di mobil satunya bisa menyusul, tapi mereka mempertanyakan rujukan, sementara adik saya dalam kondisi kritis," papar Feriansyah.
Terjadi perdebatan sengit hingga akhirnya pasien ditolak dirawat lalu dibawa ke Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD), milik Pemkot Bengkulu.

Perlakuan yang sama juga diterima pihak keluarga pasien perdebatan kembali terjadi intinya pasien ditolak.
Belum turun dari ambulans, tim medis menolak pasien dengan alasan RS sedang lagi sterilisasi perawatan covid-19 dan sejumlah tenaga medis menjalani isolasi mandiri.
"Pihak rumah sakit memberikan alternatif pasien bisa dirawat namun ditempatkan di ruang bekas pasien Covid-19. Lalu kami pindah ke rumah sakit lainnya," kisah Feriansyah.
Korban dibawa ke Rumah sakit Tiara Sella, terjadi perdebatan lagi dengan security rumah sakit.
Selanjutnya perawat melakukan pengecekkan di dalam mobil ambulans. Rumah Sakit Tiara Sella intinya menolak korban karena minimnya alat dan tenaga medis.
Dalam keadaan panik, keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Rafflesia namun ruang UGD tertutup. Hanya satu rumah sakit yang belum didatangi yakni RSUD M Yunus.
Pihak keluarga tahu di RSUD M Yunus akan sulit memberikan penanganan karena rumah sakit milik Pemprov Bengkulu itu hanya fokus melayani pasien Covid-19.
Akhirnya ditangani di RSUD M Yunus