Picu Kerusuhan, Kematian George Floyd Diinjak Polisi Jadi Sorotan Dunia, Agnez Mo: Hati Saya Terluka
Penyanyi Indonesia yang berkarir di Amerika Serikat, Agnez Mo angkat bicara terkait kematian George Floyd, pria Afrika-Amerika yang tewas dianiaya.
Penulis: Triroessita Intan
Editor: vega dhini lestari
TRIBUNSTYLE.COM - Penyanyi Indonesia yang juga berkarier di Amerika Serikat, Agnez Mo angkat bicara terkait kematian George Floyd.
George Floyd tewas lantaran kekerasan yang dilakukan oleh petugas kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat.
Tindakan penganiayaan pada pria Afrika-Amerika ini sempat terekam oleh warga dan videonya viral di media sosial.
Dalam video tersebut polisi memborgolnya dan menyekapnya di lantai, di mana sang polisi menempatkan lututnya di leher Floyd.
Detik-detik tewasnya George Floyd (CBS Evening News).
Terlihat Floyd tidak bisa bernapas hingga akhirnya terkulai lemas lalu tewas.
Dia kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Senin (25/5/2020).
Tewasanya Geroge Floyd ini kemudian mencuri perhatian publik dunia.
Bahkan kejadian ini memicu protes dari warga Amerika Serikat hingga menimbulkan tindakan kerusuhan di sejumlah wilayah.

• Profil George Floyd, Sosok Pria yang Dibunuh Polisi AS, Peduli dengan Orang-orang Terbuang
Sebuah kantor polisi di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), terbakar pada Kamis malam (28/5/2020) waktu setempat, buntut dari demonstrasi atas kematian George Floyd.
Kerusuhan ini terjadi di hari ketiga demonstrasi yang terjadi di kota Minneapolis dan St Paul.
Melalui akun Instagramnya, Agnez Mo mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya pria 46 tahun ini.
Ia menggunggah dua potret Goegge Floyd, potret pertama bertuliskan tagar #justiceforfloyd, sedangkan unggahan lain adalah kutipan yang diduga diucapkan Floyd sebelum meninggal dunia.
"man my heart aches #racism" tulis Agnes.
5 Fakta Kematian George Floyd, dari Isu Rasisme hingga Respon Justin Bieber dan Gigi Hadid
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini deretan fakta kematian George Floyd selengkapnya.
1. George Floyd alami kekerasan
George Floyd tewas setelah mengalami kekerasan.
kepalanya diinjak oleh seorang petugas kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat.
Aksi itu dilakukan saat empat polisi hendak menangkap Floyd.
Saat itu pihak kepolisian hendak menangkapnya lantaran mendapat laporan ia diduga terlibat kasus pemalsuan.
Floyd tewas setelah lehernya diinjak lutut oleh seorang polisi selama tujuh menit.
Ia sempat memohon-mohon agar polisi memberinya kesempatan untuk bernapas.
Namun rintihan Floyd tersebut tidak digubris.
Bahkan hingga ambulans tiba, polisi masih menindik lehernya.
Warga yang ada di sekitarnya meminta polisi untuk melonggarkan tindakannya, namun tidak dihiraukan.
Bahkan petugas menghalangi warga yang hendak mendekat untuk membantu Floyd.
Kejadian tersebut terekam oleh warga dan menjadi viral di media sosial.
• 7 Anak Artis Indonesia yang Ogah Ikuti Karier Orang Tua, dari Jadi Polisi hingga Tentara di Amerika
2. Para pelaku ditindak
Dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (29/5/2020), juru bicara kepolisian Minneapolis, Garret Parten mengatakan, empat polisi tersebut telah dibebastugaskan.
Sementara itu, Wali Kota Minnepolis, Jacob Frey mengatakan, mendukung penuh keputusan Kepala Kepolisian Menneapolis, Medaria Arradondo.
"Itu keputusan yang tepat untuk kota kita. Keputusan yang tepat untuk komunitas kita, itu adalah keputusan yang tepat untuk Kepolisian Minneapolis," kata Frey.
Ia juga menyebut, teknik yang digunakan oleh polisi bertentangan dengan peraturan yang ada.
"Teknik yang digunakan tidak diizinkan. Ini bukan teknik yang dilatih petugas kami," katanya.
Pengacara hak-hak sipil Benjamin Crump, mengatakan dia telah mewakili keluarga George Floyd dan akan memperjuangkan proses keadilan.
3. Pihak keluarga tidak terima
Meskipun empat perwira Minneapolis yang terlibat dalam kematian George Floyd dipecat, anggota keluarganya mengatakan itu tidak cukup.
Mereka ingin melihat petugas didakwa melakukan pembunuhan.
"Mereka seharusnya ada di sana untuk melayani dan melindungi dan saya tidak melihat satu pun dari mereka mengangkat jari untuk melakukan apa saja untuk membantu ketika dia memohon untuk hidupnya."
"Tidak seorang pun dari mereka mencoba melakukan apa pun untuk membantunya," kata Tera Brown, sepupu Floyd, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (29/5/2020).
FBI sedang menyelidiki dan mengatakan akan mempresentasikan temuannya ke Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Minnesota meyoal pertimbangan kemungkinan tuduhan federal.
Biro Penahanan Pidana Minnesota sedang melakukan penyelidikan sendiri terhadap kemungkinan pelanggaran undang-undang Minnesota, kata FBI.
4. Viral di media sosial
Aksi tidak manusiawi yang diterima George Floyd itu membuat dunia geram.
Sempat muncul tagar BlackLivesMatter yang merajai trending Twitter dunia pada Kamis (28/5/2020).
Lebih dari satu juta kicauan menentang keras rasisme yang berakhir duka.
Sederet figur publik juga turut angkat suara terkait insiden ini.
Mulai dari Justin Bieber hingga Gigi Hadid menyoroti kematian pria kulit hitam itu setelah lehernya diinjak oleh polisi.
"Ini harus dihentikan. Ini membuat saya benar-benar muak. Ini membuat saya marah, pria ini meninggal. Ini membuat saya sedih, rasisme adalah hal yang jahat, kita harus menggunakan suara kita! Tolong. Saya berduka George Floyd," tulis Justin Bieber di akun Instagram-nya.
Bieber bahkan mengunggah potongan video saat seorang petugas kepolisian menekan leher George dengan lutut.
Gigi Hadid juga angkat suara dengan harapan agar masalah rasisme tidak lagi diberikan celah.
"Dan sekarang mereka harus dituntut. Ini terjadi terlalu sering, dan tampaknya hanya ketika tertangkap kamera PEMBUNUHAN bahkan dipecat, " tulis Gigi Hadid di media sosial.
5. Terjadi demonstrasi

Kematian Floyd juga memicu kemarahan publik Amerika Serikat hingga ramai orang berdemonstrasi.
Bahkan terjadi bentrok antara demonstran dengan polisi di Minneapolis.
Terjadi penjarahan toko-toko dan pembakaran ketika seorang pria ditembak mati polisi pada malam kedua protes di sana, Rabu (27/5/2020).
Polisi menembakkan gas air mata dan membentuk pagar perlindungan untuk mencegah pengunjuk rasa memanjat pagar di sekitar Third Precinct, tempat para petugas yang dituduh membunuh George Floyd bekerja sebelum mereka dipecat pada Selasa.
Mereka mendorong pengunjuk rasa kembali ketika kerumunan bertambah, sehari setelah penembakan peluru karet dan lebih banyak gas air mata pada ribuan demonstran yang marah atas kematian seorang warga Afro-Amerika di tangan penegak hukum AS.
Gubernur negara bagian Minnesota, Tim Walz mendesak orang-orang untuk meninggalkan daerah di sekitar gedung kantor polisi di mana beberapa kebakaran terjadi, memperingatkan melalui kicauannya di Twitter bahwa "situasi sangat berbahaya" pada rabu malam.
(Tribunstyle.com/Triroessita/Amr)
• 7 POTRET Perubahan Drastis di Amerika Saat New Normal Berlaku, Pada Saatnya Berlaku di Indonesia
• 5 Fakta Kematian George Floyd, dari Isu Rasisme hingga Respon Justin Bieber dan Gigi Hadid