5 Fakta Atiqah Hasiholan Komentari New Normal, Tak Serang Pemerintah Hingga Balas Sindiran Netizen
Simak 5 fakta terkait komentar Atiqah Hasiholan mengenai 'new normal', dari jawab tudingan serang pemerintah, konspirasi, hingga balas sindiran netter
Penulis: Triroessita Intan
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Berikut lima fakta terkait komentar Atiqah Hasiholan mengenai istilah new normal, dari jawab tudingan serang pemerintah, konspirasi, hingga balas sindiran netizen.
Istilah new normal digaungkan pemerintah Indonesia untuk menjelaskan fase kenormalan baru dalam mengadapi virus corona.
Usaha ini dilakukan agar masyarakat tetap produktif di tengah masa pandemi.
Fase new normal akan menggeser gaya hidup yang sebelumnya stay at home menjadi berkativitas seperti biasa sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.
Fenomena new normal ini tak elak menuai berbagai respon, mulai dari para ahli atau ilmuwan, politikus, hingga artis.
Salah satu publik vigur yang memberikan pendapatnya adalah Atiqah Hasiholan.
Putri dari aktivis Ratna Sarumpaet ini membagikan komentarnya melalui unggahan Instagram pribadi, Rabu (27 Mei 2020).
• Soroti Istilah New Normal, Atiqah Hasiholan Tuai Beragam Reaksi Publik, Tepis Menganut Konspirasi
• Bersiap New Normal, Ojek Online Minta Penumpang Pakai Helm Sendiri, Demi Cegah Penularan Covid-19
Lantas seperti apa tanggapan istri Rio Dewanto ini terkait new normal? Benarkah ia menganut konspirasi?
Berikut 5 fakta terkait komentar Atiqah Hasiholan mengenai new normal:
1. Tak setuju dengan istilah new normal
Perempuan 33 tahun ini nampaknya kurang setuju dengan sebutan new normal.

"Saya bingung dengan kata New Normal terkait dengan kehidupan bersosial dan kontak fisik terhadap manusia. Jika pandemi udah usai namanya apa? Not this is not normal, this is just a transition untuk kembali ke kehidupan normal" tulis Atiqah dalam postingannya pada Rabu (27/5/2020).
Ibu satu anak ini beranggapan kalau kondisi sekarang ini hanya transisi ke kehidupan normal.
Atiqah menambahkan jika menurutnya, pemilihan kata akan mempengaruhi psikologis manusia.
Penggunaan kata normal ini seolah menggambarkan akan kondisi menyerah untuk kembali ke kehidupan dulu.
