4 Hal yang Dianjurkan dan Menjadi Ibadah Sunah pada Bulan Syawal, dari Berpuasa hingga Menikah
Inilah empat ibadah sunah yang baik dilakukan bahkan dianjurkan pada bulan Syawal, mulai dari berpuasa hingga menikah.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Amirul Muttaqin
Menurutnya, sebagian ulama menyatakan lebih baik menjalankan puasa pada tanggal dua Syawal.
Namun, jika tidak memungkinkan, boleh dilaksanakan pada tanggal lain selama masih bulan Syawal.
"Misal kita mulai di tanggal tiga, mungkin pada tanggal satu dan dua Syawal saat hari raya kita banyak harus bersilaturahmi dan bermacam-macam kegiatan," terang Ferry.
Ia juga mengimbuhkan puasa Syawal bisa dilakukan secara enam hari berturut-turut maupun berselang seperti halnya puasa Senin Kamis.
2. Mengganti I'tikaf

I'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid sebagai ibadah sunah dengan syarat-syarat tertentu.
Amalan sunah ini yang dilakukan pada bulan Ramadhan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan kanker dosa dari dalam hati.
Konon Rasulullah selalu melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Ketika beliau tidak bisa i’tikaf, beliau kemudian menggantinya dengan i’tikaf sepuluh hari pertama di bulan Syawal.
Terdapat riwayat yang shahih dari Ummu al-Mukminin, yang menyatakan bahwasanya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari pertama bulan Syawal dan dalam satu riwayat beliau melaksanakannya di sepuluh hari terakhir bulan Syawal. (HR. Bukhori & Muslim).
Dengan demikian, jika belum sempat melakukan i'tikaf pada bulan Ramadhan, bisa menggantinya di bulan Syawal ini.
3. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa sunnah Ayyamul Bidh adalah puasa yang bisa dilakukan di pertengahan bulan Hijriah.
Ibadah ini jatuh pada hari ke-13, 14, dan 15 hijriah tiap bulannya.
Disebut Puasa Ayyamul Bidh karena pada 3 hari itulah bulan bersinar terang, sehingga malam tampak putih bercahaya.