Idul Fitri 2020
Kapan Hari Raya Idul Fitri 2020? Ini Pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) 1 Syawal 1441 H
Pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) soal penetapan 1 Syawal 1441 H, jatuh pada 24 April 2020.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Kapan jatuhnya hari raya Idul Fitri 2020?
Hingga kini, Kemenag belum menentukan secara pasti kapan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
Menurut kalender umum, lebaran Idul Fitri tertera sebagai tanggal merah jatuh para hari Ahad 24 Mei 2020.
Namun hal itu belum bisa menjadi patokan karena perhitungan hanya secara umum.
Sama halnya yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam menentukan Idul Fitri.
Kedua ormas memiliki dasar perhitungan masing-masing dalam menentukan lebaran Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H.
Dari Berbagai Sumber, berikut ketentuan 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri berdasarkan kedua ormas:
• Mau Kirim Parsel Lebaran Idul Fitri? Pakai GrabExpress Ada Diskon Hingga 90 Persen, Simak Caranya
• 10 Gambar & Ucapan Selamat Idul Fitri Bahasa Inggris, Update Status & Kirim Pesan WA, Instagram, FB

Hisab Muhammadiyah
Muhammadiyah untuk menentukan 1 Syawal 1441 H sejak jauh hari sudah menerbitkan Maklumat kapan tanggal pasti lebaran Idul Fitri 2020.
Berdasarkan pengumuman dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, jadwal Lebaran Idul Fitri 2020 ditetapkan melalui Maklumat NOMOR 01/MLM/I.0/E/2020 jatuh pada tanggal Hari Ahad 24 Mei 2020.
Maklumat ini berisi tentang Penetapan Hasil Hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriah.
Ketetapan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Hasil hisab itu menunjukkan bahwa ijtimak jelang Syawal 1441 H terjadi pada hari Sabtu Wage, 23 Mei 2020 M pukul 00:41:57 WIB. Pada hari itu, tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +06°43¢31² (hilal sudah wujud). Wilayah di seluruh Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk.
Maka, berdasarkan hasil hisab Muhammadiyah, tanggal 1 Syawal 1441 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M.
Adapun keputusan NU tentang lebaran Idul Fitri tahun 2020, sebagaimana tradisinya, menunggu hasil isbat Pemerintah. Sidang isbat tentu harus melalui metode rukyatul hilal (menyaksikan hilal Bulan) pada akhir bulan Ramadhan nanti.
Hisab Nahdlatul Ulama
Hanya saja, berdasarkan kalender yang disusun oleh Lembaga Falakiyah NU Jawa Timur, 1 Syawal 1441 H jatuh pada Ahad Kliwon, 24 Mei 2020.
Berdasarkan hasil hisab masing-masing, Muhammadiyah dan NU sama-sama menggenapkan bulan Ramadhan tahun ini menjadi 30 hari.
Jadi, kemungkinan besar lebaran tahun 2020 tidak ada perbedaan hari antara Muhammiyah dan NU.
Seandainya terjadi perbedaan, biasanya kedua ormas ini saling menghormati sebab sudah beberapa kali menghadapi situasi perbedaan Hari Raya Idul Fitri.
Dikutip dari Tribunjateng.com Kementerian Agama (Kemenag) biasanya akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1441 H.
Hal ini sama seperti penentuan 1 Ramadhan 1441 H, beberapa waktu lalu.
Kemenag Gelar Sidang Isbat
Biasanya, kegiatan sidang isbat diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi (falak) oleh pakar astronomi.
Kegiatan dilanjutkan dengan shalat Maghrib kemudian dilakukan sidang tertutup.
Setelah itu, hasil sidang isbat akan diumumkan dalam jumpa pers oleh Menteri Agama.
Dikutip dari Kompas.com, dalam menetapkan jatuhnya Lebaran, Kemenag memadukan dua metode yaitu melalui perhitungan astronomi (hisab) untuk menentukan posisi pasti hilal.
Kemudian akan didapatkan prakiraan letak bulan baru dan dikonfirmasi dengan melihat hilal secara langsung (rukyat).
Metode Penentuan Awal Puasa Ramadhan
Sama seperti Ramadhan, awal penentuan bulan Syawal, umumnya menggunakan dua metode yaitu melalui pemantauan hilal (rukyatul hilal) dan hisab.
Hilal adalah penampakan bulan baru atau sabit yang merupakan penanda dimulainya bulan baru dalam kalender Hijriah.
Sementara, rukyat merupakan aktivitas mengamati dan melihat hilal yang tampak di ufuk barat.
Cara ini biasanya dilakukan menjelang matahari terbenam di beberapa titik yang sudah ditentukan.
Menurut kalender Hijriah, perhitungan hari dimulai saat matahari terbenam atau waktu magrib.
Setelah itu, tinggal menunggu kemunculan bulan sabit.
Jika minimal dua orang yang melihat hilal, sudah bisa dipastikan, malam itu sudah masuk tanggal 1.
Metode lain dalam penentuan awal puasa Ramadan yaitu dengan cara Hisab.
Metode ini menghitung pergerakan posisi hilal di akhir bulan untuk menentukan awal bulan seperti Ramadan.
Jika penentuan awal Ramadhan dengan rukyatul hilal harus melihat bulan baru atau sabit, maka pada metode hisab tak harus melihat hilal dengan mata kepala telanjang tetapi bisa menggunakan ilmu.
Dengan hisab, posisi hilal akan bisa diprediksi ada "di sana" sekali pun wujudnya tidak terlihat.
Hisab menggunakan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk menentukan bulan baru atau sabit.
Sehingga dengan metode ini, posisi hilal dapat diperkirakan secara presisi tanpa melihat bulan baru sebagai penanda awal bulan.
Dalam penentuan awal puasa Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan metode hisab. (TribunPontianak.co.id/Madrosid).
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Pandangan 24 Mei Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H Menurut Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU),