Virus Corona
Peringatan dari WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang Meski Vaksin Telah Ditemukan
WHO beri peringatan tentang virus corona. Diprediksi mungkin virus ini tak akan hilang meski vaksin telah ditemukan. Simak faktanya berikut ini.
Penulis: Hanna Suliatun
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Kabar tentang Corona 'meledak' di akhir 2019.
Berawal dari Wuhan, kini corona seakan melakukan tur keliling dunia.
Untuk mencegah penyebaran yang makin luas, WHO mengeluarkan protokol kesehatan terkait virus corona.
Salah satu di antaranya adalah dengan kampanye 'di rumah aja'.
Kini setidaknya sudah empat bulan corona merebak ke seluruh dunia.
Masyarakat yang telah jenuh pun berandai-andai kapan corona akan hilang dari muka bumi.
• Viral Prank Gadis Kejang Sesak Nafas Ngaku Terjangkit Corona, Ternyata Mabuk & Kerjai Petugas Medis
• Viral Video Betapa Mudahnya Corona Menyebar saat Makan Bersama, Sekali Sentuh Langsung Tertular

Lalu, apa kata WHO tentang hal ini?
Direktur kedaruratan WHO, dr Mike Ryan, memperingatkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mungkin tak akan pernah hilang meski nanti ada vaksin.
Kalau pun nanti sudah ada vaksin untuk melawan Covid-19, itu berfungsi untuk mengendalikan virus, bukan untuk menghilangkan virus dari muka Bumi.
Hingga Kamis (14/5/2020), lebih dari 4,3 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona baru.
Dari kasus yang tercatat itu, hampir 300.000 orang di antaranya meninggal dunia akibat Covid-19.
"Penting diketahui, virus (corona baru) ini bisa menjadi virus endemik yang ada di masyarakat, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," ungkap Ryan dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Rabu (13/5/2020).
• BUKTI Gelombang Baru Corona Covid-19 Akan Terus Ada Sebelum Vaksin Tiba, Wuhan Umumkan Klaster Baru
"HIV belum hilang. Dan kini kita berhadapan dengan virus corona," imbuhnya seperti dilansir BBC, Kamis (14/5/2020).
Ryan sendiri mengaku tidak percaya pada siapapun yang membuat prediksi kapan penyakit Covid-19 akan hilang.
"Saya tidak percaya pada siapa pun yang dapat memprediksi kapan penyakit itu (Covid-19) akan hilang," ungkapnya seperti dilansir Science Alert, Kamis (14/5/2020).
Sejauh ini ada lebih dari 100 vaksin potensial yang masih dalam pengembangan.
Jika ingin vaksin berhasil menghilangkan virus, butuh upaya besar.
"Kami memiliki harapan besar, jika menemukan vaksin yang sangat efektif, vaksin itu dapat didistribusikan ke semua orang di dunia. Dengan itu, kami mungkin memiliki kesempatan untuk menghilangkan virus ini," ujar Ryan.
"Namun, vaksin itu harus tersedia dan harus sangat efektif. Vaksin itu harus tersedia dan digunakan semua orang".
Banyak contoh yang menunjukkan vaksin tidak bisa menghilangkan virus penyakit, tapi mengendalikan atau mencegah penularan.
Sebagai contoh, vaksin campak dan rubella (MR) sudah diperkenalkan sejak 1963.
Namun hingga saat ini, masih ada orang yang terpapar campak bila tidak divaksin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menekankan pengendalian virus corona dibutuhkan upaya sangat besar.
"Semua orang harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," kata Tedros.
Eucalyptus Jadi Bahan Antivirus Corona yang Dibuat Kementan, Ternyata Ini Manfaatnya Bagi Kesehatan
Meski demikian, upaya penanganan virus corona tetap dilakukan.
Banyak orang berusaha mencari antivirus, vaksin, bahkan obat untuk tangkal corona.
Salah satunya adalah Eucalyptus.
Eucaliptus sempat disebut-sebut jadi bahan antivirus corona karena dinilai mampu menangkalnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah merilis antivirus corona berbahan eucalyptus.
Perilisan itu dilakukan di Agriculture War Room (AWR), Jakarta, pada Jumat (8/5/2020).
Produk inovasi ini merupakan hasil uji lab para peneliti pertanian yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus.
Dilansir dari laman resmi Kementan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, didampingi Kepala Balitbangtan Fajry Jufri dan Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono, mengatakan produk ini adalah terobosan hasil penelitian.
Hasil pengujian eucalyptus terhadap virus influenza, virus beta, dan gamma corona menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.
• Siap Cabut Lockdown, Donald Trump Justru Terjegal dengan Banyaknya Infeksi Corona di Gedung Putih
• BOLEHKAH Pasien Corona Berhubungan Badan? Ada Temuan Mengejutkan Ini di Sperma Pasien Covid-19

Produk antivirus corona ini telah membuahkan beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuser.
"Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar virus covid 19," kata Mentan.
Sebagai informasi, saat ini ada sekitar 700 jenis eucalyptus di dunia dengan kandungan bahan aktif yang beragam.
Namun, bahan aktif utamanya terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus.
"Insyaallah ini akan berhasil. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut terhadap virus ini, tetapi kita juga harus terus waspada. Saya berharap inovasi ini bisa cepat dibagikan kepada masyarakat luas," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balitbang Fajry Jufri menjelaskan bahwa penelitian ini sebenarnya adalah hasil identifikasi melalui beberapa tanaman herbal dari jamu-jamuan seperti temulawak, jahe, jambu biji, dan minyak atsiri.
Kemudian setelah dilakukan uji efektivitas bahan aktif yang terkandung didalamnya, maka langkah selanjutnya adalah membawa hasil penelitian ke laboratorium.
Baru setelahnya, inovasi ini bisa dikatakan sebagai produk kekebalan tubuh dan tahan terhadap paparan virus.
"Kami sudah mencobanya ke pasien yang terpapar virus covid-19 dan hasilnya sangat baik. Namun untuk itu kita masih harus menunggu untuk dapat didistribusikan," kata Fajry.

Apa Itu Eucalyptus?
Dilansir dari medicalnewstoday, eucalyptus adalah pohon cemara yang tumbuh di Australia.
Namun, sekarang telah banyak tumbuh di berbagai negara di seluruh dunia.
Pohon ini sebagai bahan dalam banyak produk, digunakan untuk mengurangi gejala batuk dan pilek.
Selain itu, dalam bentuk krim dan salep dipakai untuk menghilangkan rasa sakit otot dan sendi.
Minyak yang berasal dari pohon ini biasanya digunakan sebagai antiseptik, parfum, bahan dalam kosmetik, penyedap, hingga pelarut industri.
Manfaat Minyak Eucalyptus
Dilansir dari Healthline, berikut ini 5 manfaat minyak atau obat yang mengandung eucalyptus.
1. Meredakan Batuk

Selama bertahun-tahun, minyak eucalyptus digunakan untuk meredakan batuk.
Sama seperti minyak kayu putih, minyak dari pohon eucalyptus juga sering digunakan sebagai bahan obat untuk meredakan batuk, pilek, atau flu.
2. Melegakan Pernapasan

Kondisi pernafasan tertentu seperti asma atau sinusitis dapat diredakan dengan menghirup uap dari minyak eucalyptus.
Minyak ini akan bereaksi terhadap membran mukus, tak hanya mengurangi lendir tetapi juga membantu melegakannya hingga lendir bisa keluar saat batuk.
3. Menjauhkan dari Serangga

Minyak eucalyptus juga bisa menghindarkan diri dari serangga.
Seperti diketahui, nyamuk dan serangga menggigit lainnya bisa saja membawa penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.
Menghindari gigitan mereka adalah pertahanan terbaik.
4. Mencegah Infeksi Luka

Suku Aborigin di Australia menggunakan daun eucalyptus untuk merawat luka dan mencegah infeksi.
Minyak eucalyptus bisa dioleskan pada kulit untuk melawan inflamasi dan mempercepat penyembuhan luka.
Ada beberapa krim atau salep yang mengandung minyak eucalyptus.
Produk tersebut bisa digunakan untuk luka bakar kecil atau luka lain yang bisa dirawat di rumah.
5. Penghilang Nyeri

Penelitian menunjukkan minyak eucalyptus bisa meredakan nyeri persendian.
Banyak produk krim dan salep pereda sakit untuk osteoarthritis (radang sendi) dan rematik yang mengandung minyak eucalyptus.
Minyak ini juga dipercaya bermanfaat bagi penderita sakit punggung atau mereka yang sedang dalam masa pemulihan pasca-cedera otot atau sendi.
(TribunStyle.com/ Suli Hanna/ Gigih Panggayuh, Kompas.com/ Gloria Setyvani Putri)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Peringatkan, Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang Meski Ada Vaksin".