Amerika Pernah Alami Pandemi Mematikan, Tapi Banyak Orang yang Ingin Terinfeksi, Ini Alasan 'Gila'
Sebelum virus corona muncul, Amerika Serikat pernah dilanda demam kuning pada tahun 1776.
Editor: Ika Putri Bramasti
Pada saat itu Amerika belum menghapus perbudakan, jadi diskriminasi rasial, juga terjadi antara mereka yang pernah terinfeksi demam kuning dan mereka yang pernah sembuh dari demam kuning.
Perusahaan ansuransi jiwa di Amerika, juga secara eksplisit menolak mereka yang mengajukan ansuransi jika belum pernah mengalami demam kuning.

Kebal terhadap penyakit mematikan itu, juga menentukan apakah mereka layak tinggal di perkotaan atau pedesaan, kemudian berapa gajinya, dan siapa yang bisa mendapatkan pinjaman kredit, serta mendapatkan pasangan hidup.
Dihadapkan pada diskriminasi yang mengerikan, banyak orang yang tinggal di Amerika menghasilkan solusi 'gila', mereka ingin terinfeksi demam kuning.
Banyak yang dengan sengaja ingin terinfeksi demam kuning, mereka hidup bersama dengan pasien atau orang yang meninggal karena demam kuning, di ruangan yang sempit dengan lingkungan yang kumuh.
Kebanyakan orang kulit hitam dijadikan alat propaganda oleh kaum rasis saat itu, mereka mengatakan bahwa orang kulit hitam lebih sehat dan tahan pada demam kuning, mereka dipilih Tuhan untuk melayani orang kulit putih.
Padahal faktanya, mereka yang berkulit hitam memiliki tingkat kematian tinggi, karena sedikit mendapat perawatan medis, namun jika mereka selamat nilainya akan sangat tinggi di pasar.
Penentang rezim rasis kemudian menyerukan, orang kulit hitam yang sembuh dari penyakit ini memiliki kesempatan sama dengan orang kulit putih.
Orang kulit putih ketakutan, sehingga mereka tidak berani keluar rumah untuk bekerja.
Sebagai gantinya orang kulit hitam keluar untuk melakukan bisnis, mereka tidak takut penyakit ini dijadikan alat untuk mengubah nasib mereka.
Menurut catatan sejarah sebanyak 400.000 orang Amerika meninggal dunia akibat demam kuning.
Para Pejabat tidak memiliki solusi untuk mengataasi epidemi ini, yang mereka lakukan adalah membuat lebih banyak orang terinfeksi, sehingga sisanya mereka yang kebal adalah yang selamat.
Epidemi ini berakhir dengan hembusan angin musim dingin yang menyebabkan sebagian besar populasi nyamuk musnah, saat ini vaksinnya juga sudah ditemukan, namun masih banyak yang meninggal akibat penyakit ini. (Intisari-online.com/Afif Khoirul M).
Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari-online.com dengan judul Lebih Ngeri dari Virus Corona, Amerika Pernah Mengalami Pandemi Mematikan, Tetapi Justru Banyak Orang Ingin Terinfeksi Penyakit Itu, Alasannya Mengejutkan!