Breaking News:

Berita Terpopuler

POPULER Bukan Jebolan Militer, Mahfud MD Menteri Pertahanan? 5 Humor Khas Gus Dur Jawab Teka-teki

Gus Dur atau KH Abdurrahman Saleh dikenal sebagai pribadi yang humoris, ini 5 cerita humornya yang bikin ketawa rileks.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
Kompasiana
Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur 

TRIBUNSTYLE.COM - Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid dikenal sebagai pribadi yang humoris, ini 5 cerita humornya yang bikin ketawa rileks.

Mantan presiden keempat RI ini terkenal memiliki segudang cerita lucu yang bisa mengocok perut.

Sosoknya yang tidak kaku dan kerap menyelipkan candaan di tengah aktivitasnya membuat banyak orang begitu mencintainya.

Seperti apa humor yang pernah dilontarkan Gus Dur?

Berikut ini 5 cerita lucu atau humor Gus Dur yang dikutip dari laman gusdur.net.

Cerita Gus Sholah Sebelum Meninggal, Mimpi Ketemu Gus Dur Lalu Disalami Banyak Orang Ucapkan Selamat

Kaleidoskop Mei 2019, Sosok Ini Temukan Foto Lawas Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Hal Besar Terungkap!

KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Ist)

1. Presiden Tak Berpengalaman

Ada satu kisah lucu ketika Gus Dur memilih menteri-menterinya ketika menjabat sebagai presiden RI 1999-2001.

Kisah ini pernah diceritakan oleh Mahfud MD, di mana dirinya ditawari menjadi menteri pertahanan pada saat itu.

Mahfud terkaget dan merasa dirinya selama ini tak punya latar belakang militer atau pertahanan, tapi ditawari jabatan menteri pertahanan.

"Maksudnya menteri pertanahan mungkin Gus?" balas Mahfud.

"Bukan, menteri pertahanan." jawab Gus Dur.

"Loh Gus saya kan nggak punya pengalaman jadi menteri pertahanan, kok dipilih?" kata Mahfud.

Enteng saja Gus Dur menjawab: "Saya juga nggak punya pengalaman jadi presiden bisa dipilih."

Mahfud pun tertawa dan akhirnya berkenan menjadi menteri pertahanan.

2. Siapa yang Paling Dekat dengan Tuhan?

Tokoh agama Islam, Kristen, dan Budha sedang berdebat, termasuk Gus Dur sebagai wakil dari agama Islam.

Kala itu topik yang diperdebatkan adalah mengenai agama yang paling dekat dengan Tuhan.

Seorang biksu Budha mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang dibahas.

“Agama sayalah yang paling dekat dengan Tuhan karena setiap kita beribadah ketika memanggil Tuhan kita mengucapkan ‘Om’. Nah kalian tahu sendiri kan seberapa dekat antara paman dengan keponakannya?” ucap biksu itu.

Seorang pendeta dari agama Kristen pun menyangkalnya.

“agama Anda memanggil Tuhan hanya om, kalau di agama saya memanggil tuhan itu ‘Bapa’ Nah kalian tahu sendiri kan lebih dekat mana anak sama bapaknya daripada keponakan dengan pamannya,” jawab pendeta.

Gus Dur tertawa terbahak-bahak setelah mendengar argumen dari para pemuka agama itu.

Para tokoh agama itu lantas menanyakan kenapa Gus Dur tertawa, serta mengira bahwa Gus Dur beranggapan agamanya yang paling dekat dengan Tuhan.

“Ndak kok, saya ndak bilang gitu, boro-boro dekat justru agama saya malah paling jauh sendiri dengan Tuhan.” jawab Gus Dur dengan masih tertawa.

“Lah kok bisa ?” tanya pendeta dan biksu makin penasaran.

“Lah gimana tidak, lah wong kalau di agama saya itu kalau memanggil Tuhan saja harus memakai Toa (pengeras suara),” jawab Gus Dur.

3. Santri Dilarang Merokok

“Para santri dilarang keras merokok!” begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyantri.

Namun, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdal.

Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam.

Ketika suasana gelap gulita, para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar.

Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambil merokok.

Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.

“Nyedot, Kang?” sapa si santri sambil menghampiri “senior”-nya yang sedang asyik merokok itu.

Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang “yunior”. Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.

Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya.

“Hai, rokokku jangan dibawa!” teriak Kiai Fatta.

KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Wikimedia Commons)

4. Menyesal Bertemu Bidadari

Terhadap fenomena jihad yang mana seorang muslim sampai percaya surga akan menjamin kematiannya, Gus Dur pun menanggapinya dengan lelucon.

“Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?” tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.

Kiai yang humoris itu pun menjawab, “Memangnya sudah ada yang membuktikan?”

“Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga.

Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit.

Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan polisi,” lanjutnya sambil cengengesan.

5. Humor Dapat Lupakan Kesulitan Hidup

Sekalipun pandangan matanya terganggu, Gus Dur dikenal sebagai humoris, saat berbicara dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat pendengarannya tertawa.

Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh di dunia, tetapi tidak jarang yang banyak orang yang dibuatnya jengkel atas joke yang dilontarkannya.

"Gus, kok suka humor terus sih?" tanya seseorang yang kagum karena humor Gus Dur, selalu berganti-ganti.

"Di pesaantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari" Jawab Gus Dur.

"Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat." sambungnya. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Mahfud MDGus Durhumor Gus DurAbdurrahman WahidBerita Terpopuler
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved