Breaking News:

Virus Corona

Ini Penampakan Ventilator Portabel Ambu-Bag yang Dikembangkan ITB, Lebih Murah dan Praktis

Tim Dosen ITB berhasil kembangkan ventilator portabel dengan teknologi ambu-bag untuk penanganan pasien virus corona. Ini penampakannya.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari
Dok. Indra Permana Sopian dari PT. BETA via itb.ac.id
Ventilator portabel dengan teknologi Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator. 

TRIBUNSTYLE.COM - Ventilator menjadi barang yang sering diperbincangkan banyak orang di tengah pandemi virus corona ini.

Pasalnya, alat tersebut sangat membantu para pasien Covid-19 yang notabene mengalami masalah pada pernapasan.

Baru-baru ini, tim dosen dari Institut Teknologi Bandung mengembangkan ventilator portabel dengan menggunakan ambu-bag (kantong udara).

Ventilator tersebut kemudian dinamai Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator.

Dilansir dari laman resmi ITB, Airgency merupakan inovasi yang dikembangkan sebagai penanganan yang ditujukan kepada pasien Covid-19 yang telah berada di tahap tiga atau tahap paling kritis.

Tahap ini adalah kondisi di mana pasien telah mengalami disfungsi paru-paru yang menyebabkan pasien tidak dapat bernapas dan membutuhkan alat pernapasan bantu otomatis.

Berbeda dengan PSBB, Ini Aturan PKM yang Diterapkan Semarang Mulai Hari Ini untuk Cegah Corona

Tetap Berkarya di Tengah Pandemi, Intip Virtual Photoshoot Selebriti Indonesia, Artistik & Memesona!

Ilustrasi pasien dengan ventilator.
Ilustrasi pasien dengan ventilator. (Pixabay)

Sementara itu, teknologi ambu-bag dipilih karena lebih murah dan dapat diproduksi dalam jumlah massal.

Jika ventilator pada umumnya memiliki harga mencapai ratusan juta, ventilator dengan ambu-bag akan memiliki harga jutaan rupiah saja.

Adapun Tim Dosen ITB yang mengembangkan alat tersebut adalah Christian Reyner M.T., Dr. Khairul Ummah, Dr. Yazdi I. Jenie, Dr. Djarot Widagdo dari FTMD ITB, serta Muhammad Ihsan dari FSRD ITB.

Proses perancangan ventilator portabel itu juga melibatkan PT BETA (Bentara Tabang Nusantara).

Sebelum merancang Airgency, Tim Dosen ITB telah terlebih dahulu berdiskusi dengan tim dokter dari Universitas Padjadjaran (Unpand) dan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Berikut ini penampakan ventilator portabel, Airgency.

Ventilator portabel dengan teknologi Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator.
Ventilator portabel dengan teknologi Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator. (Dok. Indra Permana Sopian dari PT. BETA via itb.ac.id)

Cara Kerja Ventilator Portabel Airgency

Dr. Yazdi, salah satu anggota Tim Dosen ITB, mengatakan teknologi ventilator dengan ambu-bag sebenarnya telah digunakan di RSHS.

Namun, dalam pengaplikasiannya, petugas medis harus menekan ambu-bag secara terus menerus untuk membantu pernapasan pasien.

Hal itu tentu akan menguras tenaga para petugas medis sehingga risiko terpapar Covid-19 pun meningkat.

Oleh karena itu, fokus Airgency adalah membuat teknologi ventilator dengan ambu-bag yang bisa bekerja secara otomatis.

Cara kerja Airgency dilakukan dengan menekan ambu-bag di awal lalu mengatur kinerja Airgency.

Terdapat tiga pengaturan utama Airgency antara lain pengaturan volume tidal, pengaturan rasio inhale, dan exhale, dan pengaturan tekanan.

Selain itu, Airgency memiliki beberapa fitur yang yang memperhatikan keselamatan dan meminimalisir kerusakan.

Jika terjadi kegagalan mekanik, alat itu akan mendeteksi dan menampilkan trigger warning.

Ada pula fitur backup battery sehingga apabila terjadi hubungan pendek arus listrik atau ada kerusakan sumber daya, Airgency akan langsung menggantinya dengan sumber daya baterai.

Airgency juga dilengkapi dengan sistem sensor tekanan untuk mengetahui tekanan yang masuk ke paru-paru manusia dan ada fitur deteksi pernapasan.

Terdapat dua pilihan mode pada Airgency yaitu:

- mode normal by default yang artinya Airgency akan memiliki cara kerja seperti automatic resusitator;

- Assisted Breathing Mode untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas dengan adanya pengaturan penggunaan saat pasien ingin bernapas dengan bantuan Airgency.

Rencananya, setelah alat ini lolos uji sertifikasi, akan diuji klinis di RSHS.

Nantinya Airgency akan diproduksi massal untuk digunakan di sejumlah rumah sakit di Bandung dan sekitarnya.

Tidak menutup kemungkinan pula Airgency akan didistribusikan ke daerah-daerah yang kekurangan alat medis dalam penanganan Covid-19.

4 Kabar Baik Soal Penanganan Virus Corona, Pasien Sembuh Meningkat dan Berhasil Buat Ventilator

Jualan Apa Saat Musibah Corona? Lihat Jelinya Orang Ini Jual Ventilator, Sehari Dapat Rp 587 Miliar

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19ventilatorInstitut Teknologi Bandung
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved