Breaking News:

Virus Corona

Tangis Perawat Pasien Corona di India, Dibayar Rp 6.000 per Hari: Bagaimana Jika Kami Terinfeksi?

Berada di garda depan untuk perangi virus corona, perawat di India menangis pilu gajinya tak sebanding dengan nyawa yang dipertaruhkan.

Editor: Monalisa
AFP/ Miranda
Perawat di sebuah rumah sakit di kota Milan Italia tampak kelelahan dalam pergantian shift kerja dengan rekannya. 

TRIBUNSTYLE.COM - Berada di garda depan untuk perangi virus corona, perawat di India menangis pilu gajinya tak sebanding dengan nyawa yang dipertaruhkan.

India menjadi salah satu negara yang juga ikut kewalahan menghadapi wabah virus corona.

Terhitung sekitar 900 ribu wanita pekerja kesehatan masyarakat yang disebut Ashas ikut berjuang memerangi virus Covid-19.

Ratusan ribu perawat ini ikut bertaruh nyawa selamatkan para warga India yang menjadi korban virus corona.

Namun siapa sangka, bahayakan diri merawat pasien virus corona, perawat ini justru hanya menerima bayaran yang tak sebanding.

Dilansir BBC, Jumat (17/4/2020), pemerintah India hanya membayar mereka 30 rupee per hari atau sekitar Rp 6.100 atau kurang dari $1 (Rp15,487)untuk melakukan pekerjaan berbahaya dan berisiko tinggi tersebut.

VIRAL Tulisan Allah di Sungai Musi Palembang, Seakan Jadi Bukti Alam Berdzikir Virus Corona Berakhir

Prihatin Wabah Corona, Raja Dangdut Rhoma Irama dan PAMMI Bagikan 300 Pasang APD Ke Rumah Sakit

Dokter dalam situasi penanganan pasien di ruang perawatan pasien Covid-19 di Wuhan, China
Dokter dalam situasi penanganan pasien di ruang perawatan pasien Covid-19 di Wuhan, China (nytimes.com)

"Di mata pemerintah, harga nyawa kami hanya 30 rupee (kurang dari $1)," kata Alka Nalawade, seorang pekerja kesehatan masyarakat (Ashas) di negara bagian Maharashtra.

"Pemerintah membayar kami 1000 rupee per bulan untuk berada di garis depan menghadapi virus corona. Itu artinya kami menerima hanya 30 rupee per hari," sambungnya.

"Bagaimana kami menghidupi keluarga dengan 30 rupee?

Bagaimana jika saya terinfeksi virus corona?

Siapa yang akan menjaga kami?

Akankah saya bisa mendapatkan perawatan dengan bayaran 30 rupee?" kata Nalawade.

MENGGIGIL, Batuk Kering, Mata Merah, Hidung Tersumbat, Waspada 10 Tanda Kena Corona, Wajib Isolasi!

Nalawade adalah seorang single mother atau ibu tunggal yang tinggal di desa Pawarwadi.

Ia telah menjalani profesinya sebagai Ashas selama 10 tahun.

Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, profesi Nalawade mengharuskannya berada di barisan terdepan untuk menyambangi masyarakat secara door to door.

Tugasnya adalah mengawasi masyarakat yang terdeteksi memiliki gejala-gejala virus tersebut, sekaligus mendidik mereka akan pentingnya isolasi mandiri.

Dalam melakukan pekerjaannya tersebut, pemerintah tidak membekali mereka dengan peralatan dan perlengkapan sebagaimana yang ditetapkan WHO.

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona(Shutterstock)
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona(Shutterstock) (Shutterstock)

Bahkan tidak dilengkapi masker atau cairan hand sanitizer sekalipun.

Pemerintah India beralasan jika saat ini pihaknya kekurangan perlengkapan.

Bahkan dokter dan perawat di rumah sakit pun tidak terlindungi dengan APD yang semestinya.

Dengan kondisi tersebut, para pekerja kesehatan, termasuk Nalawade, hanya mengenakan masker dari bahan katun yang dicucinya setiap hari.

Menanggapi situasi tersebut, pejabat negara bagian Maharashtra, Rajendra Yadravkar, mengatakan telah melaporkan hal itu ke pemerintah pusat.

Namun untuk kelanjutan dari laporan itu, Rajendra enggan berkomentar.

5 Tips Mengendalikan Stres Saat Work From Home di Tengah Pandemi Virus Corona

"Setiap kali ada kekurangan peralatan dan perlengkapan kesehatan, kami langsung memerintahkan pemerintah lokal untuk menanggulanginya," kata Rajendra Yadravkar, pejabat Kementerian Kesehatan Negara Baigian Maharashtra.

"Ashas mempertaruhkan nyawa mereka dengan bayaran yang sangat kecil.

Mereka harus dilindungi.

Adalah kewajiban pemerintah (pusat) untuk mendukung dan melindungi mereka," sambungnya.

Dilansir worldometers.info, per hari Jumat (17/4/2020), jumlah penderita virus corona Covid-19 di India berjumlah 13,495 orang dengan jumlah kematian mencapai 448 orang.

Sebagian artikel ini sudah tayang di Suar.id dengan judul Kisah Miris Ratusan Ribu Tenaga Medis di India Rela Pertaruhkan Nyawa jadi Garda Terdepan Perangi Virus Corona Tapi Cuma Dapat Bayaran Rp 6000

Foto pasien dan mayat korban virus corona diletakkan dalam satu ruangan  yang sama
Foto pasien dan mayat korban virus corona diletakkan dalam satu ruangan yang sama (Daily Mail)

POTRET Miris Korban Corona Membeludak, Pasien & Mayat Covid-19 Terpaksa Ditempatkan Satu Ruangan

Tak hanya India, Negara Brazil pun ikut kewalahan menangani wabah virus corona yang mematikan ribuan warganya ini.

Melansir Daily Star pada Sabtu (18/4/20), di Brazil sebuah rekaman mengerikan muncul menunjukkan kantong mayat dengan pasien virus corona dikumpulkan dalam satu ruangan.

Terlihat pasien tidur terbaring di sebuah ruangan sementara sebelahnya adalah kantong berisi mayat manusia.

Adegan mengerikan ini terekam di rumah sakit Joao Lucio Emergency Hospital di kota Manaus, Brazil Utara.

Rekaman itu menunjukkan kengerian nyata dari krisis kesehatan akibat virus corona.

Mayat-mayat itu terpaksa diletakkan satu ruangan dengan pasien karena tidak ada lagi ruang tersisa untuk menampung pasien.

Pasien yang diinkubasi berbaring di tempat tidur mereka bersebelahan dengan mayat.

 Lampu Merah, Jumlah Kasus Corona di Indonesia Berada di Urutan Pertama di Antara Negara-negara ASEAN

Sebanyak 14 korban diyakini telah ditinggalkan di rumah sakit tersebut.

Sekretaris Kesehatan Negara mengatakan, dalam sebuah pernyataan menanggapi rekaman yang beredar luas tersebut.

Dia mengatakan, korban yang meninggal itu antara 15 April malam dan pagi pada 16 April, dia menambahkan lima mayat sudah diangkat.

Rumah sakit tersebut awalnya tidak menangani pasien Covid-19.

Namun mereka kini harus menanganinya setelah rumah sakit utama Delphina Aziz yang menangani virus corona, mencapai kapasitas penuh.

 Satu Lagi, Perawat RSUP Kariadi Positif Corona Meninggal, PPNI Berharap Tak Ada Penolakan Jenazah

Sebelas ruang gawat darurat di negara bagian dijadikan pusat perawatan Covid-19, sebelum pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Delphina Aziz.

Brazil sendiri adalah negara dengan kasus virus corona cukup parah di Amerika Selatan.

Dilaporkan, ada 30.891 kasus Covid-19 dan 1.952 kematian menurut laporan Universitas John Hopkins.

Tetapi ada kekhawatiran bahwa itu masih jumlah kecil yang terkonfirmasi.

Pasien terbaring di sebelah mayat. 

Dailymail, Pasien terbaring di sebelah mayat.

Karena negara ini hanya menguji 300 orang dari setiap 1 juta penduduk, sementara AS menguji 9.482 per sejuta penduduk.

"Semua yang kita lihat hanya sebagian kecil," kata Dr Carolina Lazari kepala medis di Laboratorium Biologi Molekuler di rumah sakit terbesar di Amerika Latin.

"Di Brazil kami hanya menguji pasien yang pergi ke rumah sakit dan tinggal di sana, tapi kami tidak tahu mungkin virus itu juga menginfeksi penduduk dalam populasi," katanya.

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Mayat dan Pasien Covid-19 Terpaksa Ditempatkan Pada Satu Ruangan yang Sama, Setelah Kapasitas Rumah Sakit Terlalu Penuh

Sumber: Suar.id
Tags:
perawatvirus coronaCovid-19IndiagajiWHOAPD
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved